Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Lebaran Harga Bawang Merah di Samarinda Naik Hampir 2 Kali Lipat

Kompas.com - 14/05/2020, 20:40 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Harga bawang merah di Samarinda, Kalimantan Timur, jelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, sudah naik dua kali lipat.

Pantauan Kompas.com di Pasar Segiri Samarinda, harga normal bawang merah biasanya Rp 25.000 per kilogram, naik menjadi Rp 40.000 per kilogram.

“Naik dua kali lipat sejak awal Ramadhan. Kalau di daerah pedalaman bisa sampai Rp 60.000 per kilogram,” ungkap Maryono (30), salah satu distributor bawang merah di Pasar Segiri, Kamis (14/5/2020).

Baca juga: ASN di Temanggung Wajib Beli Bawang dan Cabai dari Petani Lokal

Maryono menuturkan kenaikan harga tersebut dipicu stok terbatas. Dia biasanya mengambil bawang merah dari Surabaya dan Sulawesi.

“Tapi sejak awal Ramadhan pasokan kurang. Katanya, petani di Jawa ada yang gagal panen. Di saat bersamaan, harga dari Sulawesi juga naik. Ongkos tiket kapal naik, ongkos buruh angkut juga naik,” kata pria yang biasa disapa Jono ini.

Terlebih, kata Jono, baru-baru ini Banjarmasin dan Surabaya pun meminta pasokan dari Sulawesi.

“Malah makin naik harganya. Banjarmasin itu suplai ke Kalteng dan Kalbar,” sambung dia.

Baca juga: Presiden Soroti Tingginya Harga Bawang dan Gula, Satgas Pangan Polri Gelar Sidak

Menurut Jono, alasan kenaikan harga bawang karena potensi penimbunan sulit diterima. Pasalnya, bawang lebih cepat membusuk.

“Enggak bisa ditimbun. Dua hari bisa rusak setengah kilogram. Rugi kalau timbun bawang merah. Kecuali bawang putih. Tapi, harga bawang putih enggak naik,” terang Jono.


Harga normal bawang putih Rp 25.000 per kilogram. Pada awal munculnya virus corona sempat harga bawang putih sempat naik hingga Rp 60.000.

“Tapi sekarang sudah stabil untuk bawang putih,” jelas dia.

Selain bawang merah, harga sembako yang lain masih tergolong stabil. Misalnya, cabai saat ini harga Rp 30.000 per kilogram.

“Cabai stabil. Stok di Surabaya banyak,” ungkap Hj Arifin pedagang cabai di Pasar Segiri.

Sementara, harga ayam potong sedikit mengalami kenaikan jelang lebaran.

Baca juga: Kementan Pastikan Pasokan Bawang Merah Aman

Ashar (22) pedagang ayam dan telur mengatakan harga normal ayam Rp 20.000 per kilogram, kini naik jadi Rp 27.000 per kilogram.

Namun harga telur mengalami turun harga dari Rp 50.000 per piring isi 30 butir telur menjadi Rp 48.000.

“Stoknya banyak dari Surabaya. Harga biasanya Rp 50.000 sampai Rp 52.000 tapi saat ini turun,” ungkap Ashar.


Untuk gula pasir harga distributor turun, namun harga eceran naik atau tetap tinggi.

Gina Steliana (50) misalnya, distributor gula pasir di Pasar Segiri, mengatakan harga bulan lalu sempat Rp 800.000 per karung berat 50 kilogram. Namun, hingga hari ini turun menjadi Rp 650.000.

“Sempat mahal, tapi sekarang sudah turun,” kata dia.

Meski turun, harga eceran tetap tinggi. Eva (43) penjual takjil di Jalan Sutomo mengatakan harga normal gula pasir Rp 12.000 sampai Rp 13.000 per kilogram.

“Tapi sekarang masih Rp 18.000 sampai Rp 20.000 per kilogram,” kata Eva saat ditemui di Jalan Sutomo, Samarinda.

Baca juga: Jelang Panen Raya, Kementan Pastikan Harga Bawang Merah Berangsur Normal

Hamblia (62) penjual takjil lain pun demikian. Dia mengatakan harga eceran gula pasir saat ini bervariatif dan masih tinggi sejak ada kenaikan sebelumnya.

”Harga gula di pasar Rp 16.500 per kilogram. Tapi, ada juga yang jual Rp 17.000 sampai Rp 18.000,” ungkapnya.

Sementara, untuk harga warung lebih mahal lagi, ada yang Rp 19.000 sampai Rp 20.000 per kilogram, padahal harga normal hanya Rp 12.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com