Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/04/2020, 08:06 WIB

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Di tengah kelangkaan alat pelindung diri (APD), tim medis Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengajak warga binaan untuk memproduksi face shield atau pelindung wajah secara mandiri.

Hasil produksi itu nantinya akan didonasikan kepada semua tenaga kesehatan yang sangat membutuhkan.

Tim kesehatan Lapas menargetkan bisa memproduksi sedikitnya 2.000 face shield untuk didonasikan ke 111 puskesmas selain rumah sakit daerah.

Tim kesehatan Lapas Cibinong drg Zukhraini Khadija mengatakan, kegiatan yang melibatkan warga binaan itu dilakukan mengingat sulitnya mendapatkan APD bagi tenaga kesehatan yang sedang berjuang melawan wabah Covid-19.

Baca juga: Sidang Online dan Video Call Keluarga, Cara Lapas Kuningan Penuhi Hak Napi Selama Corona

Warga binaan pun tergerak untuk memberi manfaat sambil belajar otodidak dari tutorial video YouTube sesuai arahan tim medis Lapas.

Tak butuh waktu lama, face shield tersebut berhasil dibuat dengan modal pembelian bahan baku yang diambil dari penggalangan dana pegawai Lapas dan donatur lain.

"Jadi emang awalnya karena APD langka di mana-mana, terus ada tutorial YouTube cara pembuatan face shield sendiri gitu kan. Akhirnya tim medis Lapas ajak warga binaan untuk membuat dan dibagikan ke faskes, terutama puskesmas karena sedikit sekali APD," ujar Zukhraini ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020) malam.

Selain itu, para warga binaan juga memproduksi perlengkapan penunjang lainnya, seperti masker kain.

Para warga binaan bisa membuat sekitar 200 face shield dalam sehari. Alat itu pun diutamakan untuk penggunaan tenaga kesehatan serta di dalam internal Lapas untuk mencegah penularan Covid-19.

"Produksinya setiap hari 200 pieces tergantung ketersediaan bahan. Biasanya dicicil mulai dari potong formnya dulu, terus nanti bikin rangkanya. Jadi bukan langsung jadi face shield nanti hari berikutnya pasang karetnya terakhir pasang mikanya," ujar dia.

Cara membuat "face shield"

Dia menyebutkan, cara membuatnya pun sangat mudah. Pertama, bahan baku yang disiapkan yakni busa, lembaran plastik mika dengan ketebalan 0,7 mm, dan lembaran plastik HDPE sehingga nyaman digunakan.

Lembaran plastik mika itu dipotong berbentuk persegi panjang sampai bisa menutup bagian wajah.

Kemudian, plastik jenis HDPE dan busa digunakan pelapis kepala, serta pengait plastik mika yang dilingkarkan di antara telinga hingga menutup sampai dagu.

Meski begitu, Zukhraini mengaku belum bisa memastikan standar kesehatan face shield buatan warga binaan Lapas.

Yang terpenting, kata dia, face shield berbahan mika atau plastik ini dapat mencegah wajah dari penularan Covid-19 melalui cipratan air liur.

Dia menambahkan bahwa alat tersebut lebih disarankan agar digunakan oleh tenaga kesehatan dan petugas yang melayani publik.

Dikarenakan setiap pekerjaan yang berhubungan langsung memiliki risiko terpapar virus lebih besar.

"Yang kita ambil itu terpenting memang menutupi wajah sampai dagu, jadi dari telinga ke telinga sampai tertutup. Paling tidak face shield ini bisa melindungi pemakainya dari cipratan yang besar," ungkapnya.

Melebihi target

Sejak dua minggu, sebanyak 1.026 face shield sudah diproduksi dan telah dibagikan ke fasilitas kesehatan di Kabupaten Bogor.

Jumlah ini pun melebihi target awal karena ketersediaan APD di puskesmas sangat minim.

Menurut dia, pembuatan face shield akan terus dilakukan oleh warga binaan untuk memenuhi kebutuhan semua puskesmas yang minim APD.

"Awalnya target kita 1.000 face shield ternyata kalau misalnya dibagi 100 tiap puskesmas 10 itu kayaknya kurang belum lainnya jadi ditambahkan. Tahap awal dibagikan sudah sekitar 850 dan yang siap dikirim saat ini ada 25. Yang waiting list diselesaikan itu kira-kira bisa mencapai 2.000," bebernya.

Adapun penyaluran donasi face shield Lapas Cibinong hingga Sabtu (18/4/2020), yakni sebanyak 275 potong face shield dibagikan ke 18 Puskesmas Leuwiliang, 376 potong ke 25 Puskesmas Ciawi.

Kemudian, Puskesmas Pabuaran Indah 30 potong, Cirimekar 20 potong, Citeureup 20 potong, dan Ciseeng 16 potong.

Sedangkan untuk RSUD Leuwiliang 30 potong, klinik BPSDM 8 potong, dan 28 potong untuk membantu pembuatan pesanan.

Klinik Rutan Pd Bambu 4 potong, P2U Lapas Cibinong 2 potong, RS Trimitra 30 potong, klinik pratama BNN pusat up unit Layanan Tahanan BNN 20 potong.

"Yang siap dikirim ada 180 pieces untuk 12 puskesmas di wilayah Parung serta 50 pieces untuk RSUD Cibinong. Kemudian, untuk waiting list ada 13 puskesmas di wilayah Jonggol, 14 di Jasinga, dan 15 di Cibinong. Jadi yang sudah dibagikan ke beberapa wilayah dan selebihnya akan dikirim karena lagi diproduksi, kami optimis minggu depan sudah terdistribusi semua sesuai targetnya 2.000 sampai minggu depan mudah-mudahan jadi semua," ungkapnya.

Zukhraini menambahkan, setidaknya ada 10 warga binaan yang dilibatkan dalam pembuatan alat pelindung wajah tersebut.

Tentunya pengerjaan yang dilakukan setiap hari ini akan memberi efek positif dan membangkitkan semangat hidup kepada para warga binaan.

"Kami lihat dari efek positifnya kepada warga binaan, jadi mereka merasa ikut berkontribusi dalam pengggulangan Covid-19 ini, meskipun warga binaan terpenjara, tapi tetap bisa aktif melakukan hal yang bermanfaat," imbuhnya.

Menurut dia, jika mengandalkan pembelian dari luar akan tidak cukup, apalagi saat ini APD sudah masuk barang langka.

Baca juga: Dibebaskan, 167 Napi Lapas Magelang Jalani Asimilasi di Rumah

Ia berharap aksi warga binaan ini bisa memberikan contoh kepada Lapas lain ataupun masyarakat dalam membantu penanganan pandemi Covid-19 secara gotong royong.

"Harapan kami daerah lain pun ikut tergerak sama-sama saling bantu, kita ada SDM yang bisa buat terus kerja gotong royong untuk belanja bahannya, jadi bisa bermanfaat, terutama untuk internal Lapas juga, alangkah lebih baik lagi buat sekeliling," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Manfaat Program Sekoper Cinta Telah Dirasakan Banyak Perempuan di Jabar

Manfaat Program Sekoper Cinta Telah Dirasakan Banyak Perempuan di Jabar

Regional
Genjot Sektor Pertanian hingga Kesehatan, Pemerintah Ingin Masyarakat Rasakan Manfaat Pembangunan di Sumsel

Genjot Sektor Pertanian hingga Kesehatan, Pemerintah Ingin Masyarakat Rasakan Manfaat Pembangunan di Sumsel

Regional
Gubernur Kaltara Terima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Gubernur Kaltara Terima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Regional
Jangan Lupakan Mereka yang Mengalami Musibah

Jangan Lupakan Mereka yang Mengalami Musibah

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 7 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Semua Milik Rakyat

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 7 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Semua Milik Rakyat

Regional
Dampingi Pangdam Jaya, Walkot Benyamin Resmikan Dua Koramil Baru di Tangsel

Dampingi Pangdam Jaya, Walkot Benyamin Resmikan Dua Koramil Baru di Tangsel

Regional
Cerita 2 Petani Milenial yang Sukses Raup Omzet Fantastis dari Berjualan Sayur hingga Kopi

Cerita 2 Petani Milenial yang Sukses Raup Omzet Fantastis dari Berjualan Sayur hingga Kopi

Regional
Wisuda 4.095 Petani Milenial, Kang Emil Ingin Ada Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Berkelanjutan

Wisuda 4.095 Petani Milenial, Kang Emil Ingin Ada Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Berkelanjutan

Regional
Rasio Ketergantungan Penduduk di Kota Metro Capai 42,32 Persen, Siap Menuju Metro Emas 2037

Rasio Ketergantungan Penduduk di Kota Metro Capai 42,32 Persen, Siap Menuju Metro Emas 2037

Regional
Herman Deru Minta Semua Pihak Dukung Program Sosial dan Pemberdayaan bagi Lansia

Herman Deru Minta Semua Pihak Dukung Program Sosial dan Pemberdayaan bagi Lansia

Regional
Reformasi Birokrasi Jekek di Wonogiri Berhasil, Ketua Komisi III DPR: Sosok Berkelas

Reformasi Birokrasi Jekek di Wonogiri Berhasil, Ketua Komisi III DPR: Sosok Berkelas

Regional
Bupati HST Terima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Bupati HST Terima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Regional
Edy-Ijeck Siap Maju Lagi Pilkada Sumut, Ratusan Kelompok Relawan Justru Temui Bobby Nasution, Ada Apa?

Edy-Ijeck Siap Maju Lagi Pilkada Sumut, Ratusan Kelompok Relawan Justru Temui Bobby Nasution, Ada Apa?

Regional
Sriwijaya Expo 2023, Wadah Bangun Inovasi dan Pemasaran Produk UMKM di Sumsel

Sriwijaya Expo 2023, Wadah Bangun Inovasi dan Pemasaran Produk UMKM di Sumsel

Regional
Jadi Ketua Percasi Jatim, Bupati Sumenep Akan Cari Bibit Unggul lewat Turnamen Tingkat Desa

Jadi Ketua Percasi Jatim, Bupati Sumenep Akan Cari Bibit Unggul lewat Turnamen Tingkat Desa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com