Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Guru SD Avan Datangi Satu Per Satu Muridnya di Tengah Wabah Corona

Kompas.com - 19/04/2020, 13:25 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Di tengah wabah pandemi corona, Avan Fathurrahman, guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Batu Putih, Laok, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mendatangi satu per satu muridnya dan belajar bersama di rumah.

Menurut Avan, hal tersebut dilakukan karena tidak semua muridnya memiliki smartphone untuk mengikuti pelajaran secara daring.

Tak hanya itu, Avan menjelaskan, sejumlah murid kesulitan belajar karena tidak memiliki televisi untuk mengikuti pelajaran dari TVRI. 

Baca juga: Kisah Guru Berkeliling 6 Kampung, Bantu Murid Belajar di Rumah

"Akhirnya saya putuskan mendatangi rumah mereka satu-satu. Saya didik mereka, saya bawa berbagai macam buku agar dibaca dan dipelajari oleh murid-murid," ujar Avan.

Kompas.com mencoba untuk menggali pengalamam Avan yang sempat menjadi viral di media sosial.

Seperti diketahui, pria warga Dusun Toros, Desa Babbalan, Kecamatan Batuan tersebut, mendapat 2.800 komentar, disukai 12.200, dan dibagikan 5.690 kali di media sosial.

Berutang beli telepon genggam

Avan mengaku sempat terkejut ketika mengetahui ada wali murid yang ingin mencari utang untuk beli smartphone.

Alasan wali murid tersebut agar bisa mengerjakan tugas online dari gurunya. Namun keinginan itu dilarang oleh Avan.

"Saya larang wali murid ganti handphone yang tanpa internet ke smartphone. Apalagi dia mau utang dulu. Ini memilukan bagi saya sehingga saya memilih datangi murid-murid," ungkap guru yang sudah banyak menulis buku cerita anak ini.

 

Mengetahui kondisi murid

Avan menyusuri jalanan yang merupakan pematang sawah untuk mencapai rumah siswanya.Facebook/Avan Fathurrohman Avan menyusuri jalanan yang merupakan pematang sawah untuk mencapai rumah siswanya.
Avan mengaku resah saat masa belajar di rumah diperpanjang oleh pemerintah karena wabah corona.

Saat itu, dirinya ingin mengetahui kondisi para murid dengan cara menghubungi melalaui telepon.

Namun, tak semua wali murid bisa dikontak. Avan menjelaskan, ada sekitar 20 murid yang tak bisa dihubungi.

Avan lalu memutuskan untuk mendatangi 20 murid itu satu per satu. Dirinya pun membagi jadwal 3 kali dalam sepekan menemui para muridnya tersebut.

"Saya bagi seminggu tiga kali. Alhamdulillah istri saya sangat mendukung," ungkapnya.

Mengaku telah "melanggar"

Avan mengakui, keputusannya tersebut melanggar peraturan pemerintah tentang bekerja di rumah semasa wabah corona.

Namun, hal itu dilakukan kecintaanya kepada pendidikan para murid-muridnya.

"Sampai sekarang belum ada tanggapan apapun dari pemerintah. Tapi saya kira tidak perlu ditanggapi, apalagi yang saya lakukan melanggar anjuran pemerintah untuk bekerja di rumah," ujar dia.

(Penulis: Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman | Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com