Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Balita Demam Tinggi Tertahan di Lautan Satu Jam, Kapal Ditolak Warga yang Khawatir Corona

Kompas.com - 18/04/2020, 12:13 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang balita berusia empat tahun yang mengalami demam tinggi tertahan sekitar satu jam di atas kapal speedboat di lautan lantaran ditolak bersandar oleh warga, Jumat (17/4/2020).

Penolakan yang terjadi di Pelabuhan Padangbai, Karangasem Bali itu dilatarbelakangi ketakutan masyarakat setempat mengenai penyebaran virus corona.

Padahal balita tersebut belum tentu terjangkit virus corona.

Baca juga: Warga Tolak Kapal Pembawa Bocah Demam Tinggi Berlabuh, Terombang-ambing di Laut Satu Jam

Demam tinggi, harus dirujuk

Ilustrasi.THINKSTOCK Ilustrasi.
Paman pasien Nyoman Sumiarta menceritakan, keponakannya yang berusia empat tahun mengalami demam cukup tinggi.

Balita tersebut sempat diperiksa di RS Gema Shanti Nusa Penida, Klungkung, Bali.

Di rumah sakit itu, sang balita sempat menjalani rapid test dan hasilnya non-reaktif.

Ia kemudian dirujuk ke RSUD Klungkung melalui Pelabuhan Padangbai lantaran demam tak kunjung turun.

Baca juga: Kasus-kasus Pasien Positif Corona Tanpa Gejala di Sejumlah Daerah, Ada yang Hanya Merasa Kehausan

 

Ilustrasi infeksi virus corona. Gunakan masker saat muncul gejala Covid-19.Shutterstock Ilustrasi infeksi virus corona. Gunakan masker saat muncul gejala Covid-19.
Ditolak warga

Sejumlah tim medis dari RSUD Klungkung telah menunggu di lokasi Pelabuhan Padangbai.

Namun, di tempat tersebut, warga berkerumun menolak kedatangan speedboat tersebut. Warga khawatir mengenai penyebaran virus corona.

Padahal, sang balita belum tentu terjangkit virus corona.

"Petugas medis sudah lengkap dengan alat pelindung diri (APD) sudah menunggu di pelabuhan. Namun terhadang oleh warga," kata dia.

Warga tetap tidak memperbolehkan kapal bersandar meski negosiasi telah dilakukan.

Akibatnya, balita itu terpaksa tertahan dan terombang-ambing di atas kapal sekitar satu jam.

Baca juga: Kisah-kisah Perawat Melawan Aniaya dan Stigma di Tengah Pandemi Corona, Diancam Pecahan Kaca dan Jenazah Ditolak Warga

Pindah pelabuhan

IlustrasiStockSnap/Pixabay Ilustrasi
Dalam keadaan demam 38,4 derajat celcius, balita itu akhirnya dipindahkan ke pelabuhan lainnya yakni Pelabuhan Sekarjaya, Banjar Bias, Kusamba.

Namun masalah tak berhenti lantaran untuk menuju pelabuhan tersebut harus melewati ombak tinggi. Pelabuhan itu juga tidak memiliki dermaga.

Sekitar pukul 18.00 WITA, speedboat bersandar di Kusamba dan ditarik oleh sejumlah warga ke daratan.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta pun diketahui turut hadir di Pelabuhan Kusamba ketika kapal dievakuasi.

Bupati mengucap terimakasih lantaran warga setempat menerima dan bahkan membantu menarik kapal hingga dapat bersandar.

Balita itu kemudian dibawa ke RSUD Klungkung untuk mendapat perawatan.

Baca juga: Sederet Pesan Menggugah dari Para Pasien Corona yang Berhasil Sembuh...

Ilustrasishutterstock Ilustrasi
Penolakan disesalkan

Paman balita itu sangat menyesalkan adanya penolakan warga.

Ia menilai warga kurang mengedepankan rasa kemanusiaan. Sebab, kapal yang ditolak bersandar membawa balita sakit yang seharusnya segera ditangani.

"Memang kita harus waspada tapi kalau penanganan dan mengikuti sesuai prosedur kan pasti aman," ujar dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bali, Imam Rosidin | Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com