KOMPAS.com- Beralasan tak mungkin mengabaikan aspirasi warga, seorang ketua RT di Semarang turut menolak pemakaman perawat yang positif terjangkit corona.
Purbo yang merupakan ketua RT 6 Dusun Sewakul, Kelurahan Bndarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang meminta maaf di hadapan Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah Edy Wuryanto.
Purbo mengaku, dirinya sebenarnya mengalami dilema saat penolakan terjadi.
"Sungguh saya juga menangis dengan kejadian tersebut. Apalagi istri saya juga perawat, tapi saya harus meneruskan aspirasi warga," kata dia.
Baca juga: Kasus-kasus Pasien Positif Corona Tanpa Gejala di Sejumlah Daerah, Ada yang Hanya Merasa Kehausan
Penolakan pemakaman di TPU Sewakul itu, kata dia, adalah aspirasi masyarakat yang berada di sekitar lokasi termasuk beberapa ketua RT lainnya.
"Mereka mengatakan, Pak jangan di sini, jangan dimakamkan di Sewakul," ujar Purbo menirukan keluhan warganya.
Warga yang terus mendesak membuatnya meneruskan aspirasi itu ke petugas pemakaman.
Baca juga: Ironis, Pemakaman Korban Corona Ditolak dan Ambulans Diusir di Sejumlah Daerah, Mana Saja?
Ketua RW 08 Dusun Sewakul Daniel Sugito mengemukakan, mediasi sempat digelar menindaklanjuti penolakan pemakaman.
Namun mediasi tak menemukan titik temu. Padahal dokter hingga Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha sudah terjun ke lokasi memberikan pemahaman.
"Tapi warga tetap menghendaki pemakamannya dipindah," kata Daniel.
Baca juga: Sederet Kisah Perjuangan Mereka yang Berhasil Sembuh dari Covid-19..
Sedianya perawat RSUP Kariadi tersebut akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, Ungaran Timur.
Meski liang lahat telah digali, rupanya sebagian warga menolak.
"Entah dari mana, tiba-tiba ada penolakan oleh sekelompok maysrakat. Padahal informasi awalnya dari RT setempat sudah tidak ada masalah," kata Humas Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kabupaten Semarang Alexander Gunawan.
Baca juga: Sederet Pesan Menggugah dari Para Pasien Corona yang Berhasil Sembuh...
Sekretaris Daerah Kabupaten Semarang Gunawan Wibisiono menjelaskan, tempat pemakaman terpaksa dipindah lantaran adanya penolakan.
"Oleh keluarga kemudian dimakamkan di Bergota makam keluarga RS Kariadi Semarang, karena almarhum bertugas di sana," ujar dia.
Ia menyayangkan adanya penolakan dari masyarakat.
"Sebenarnya secara medis proses pemulasaran dan pemakaman jenazah sudah aman karena dilakukan oleh petugas khusus, jadi masyarakat tidak perlu khawatir yg berlebihan," ungkapnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Ungaran Dian Ade Permana | Editor: Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.