Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Penipu Driver Ojol Dirawat di RS | Mayat Remaja Dikubur Setengah Badan

Kompas.com - 10/04/2020, 05:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - SA penumpang asal Solo yang menipu driver ojek online Mulyono asal Banyumas ternyata demam dan batuk.

Saat pulang, SA ditolak oleh keluarganya. Ia kemudian dikarantina di Graha Wisata Niaga. Namun ia diamankan polisi untuk dimintai keterangan.

Namun karena kondisinya terus batuk, SA menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Solo.

Sementara itu di Simalungun, mayat remaja usia 13 tahun ditemukan terkubur setengah badan di keun karet di Simalungin, Sumatera Utara.

Remaja 13 tahun tersebut ternyata dibunuh oleh dua rekannya yang masih berusia 17 tahun.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com. Berikut lima berita populer nusantara selengkapnya:

1. Penipu drivel ojol dirawat di RS

Ilustrasi sakitShutterstock Ilustrasi sakit
SA penumpang asal Solo yang menipu driver ojek online Mulyono asal Banyumas ternyata demam dan batuk.

Ia ternyata mudik dari Jakarta dan berhenti di Terminal Bulupitu, Purwokerto pada Sabtu (4/4/2020).

Ia kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan ojek online selama 5 jam dengan janji bayaran Rp 700.000.

SA yang tak memiliki uang meninggalkan driver ojol di sebuah masjid.

Saat pulang ke rumah, SA ditolak oleh keluarganya. Ia kemudian dikarantina di Graha Wisata Niaga. Namun ia diamankan polisi untuk dimintai keterangan.

Namun karena kondisinya terus batuk, SA menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Solo.

Baca juga: Fakta Penumpang yang Tipu Driver Ojol Mulyono, Demam dan Batuk, Ditolak Keluarga hingga Dirawat di RS

2. Mayat remaja dikubur setengah badan

Ilustrasi.THINKSTOCK Ilustrasi.
Mayat remaja 13 tahun ditemukan terkubur setengah badan di kebun karet milik PTPN III, tepatnya di sekitar Afdeling 2, blok 1 19 TBM 11, Kecamatan Gunung Melala, Simalungun pada Rabu (8/4/2020).

Saat ditemukan, hanya bagian dada ke atas yang terlihat. Sementara bagian dada ke bawah ditanam dan ditutupi daun-daunan serta tumbuh-tumbuhan menjalar.

Korban merupakan seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun dan masih duduk di bangku kelas VIII SMP.

Tak lama kemudian, polisi berhasil menangkap 2 orang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan.

Keduanya berinsial RBP (17) dan MA (17).

"Kita mencari bukti, menyisir di seputaran TKP. Kita mendapat barang bukti 1 buah cangkul yang diduga untuk menanam korban," kata Kapolsek Bangun AKP Banuara Manurung.

Sebelum ditemukan tewas, korban tidak pulang sejak Sabtu (4/4/2020).

Baca juga: Jenazah Remaja 13 Tahun Dikubur Setengah Badan

3. Dipukul nenek, kepala desa lapor polisi

Video Kepala Desa Lhok Puuk, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, T Bakhtiar, dipukul warganya, seorang nenek berinisial TU (60). Sang nenek kemudian dilaporkannya ke Mapolres Aceh Utara pada 3 April 2020 karena video pemukulannya jadi viral di WhatsApp dan media sosial. Dok. Youtube Video Kepala Desa Lhok Puuk, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, T Bakhtiar, dipukul warganya, seorang nenek berinisial TU (60). Sang nenek kemudian dilaporkannya ke Mapolres Aceh Utara pada 3 April 2020 karena video pemukulannya jadi viral di WhatsApp dan media sosial.
Gara-gara video saat dirinya dipukul seorang nenek berusia 60 tahun beredar luas di media sosial, seorang kepala desa atau geuchik di Aceh Utara mengadu ke polisi.

T Bakhtiar, korban pemukulan, melaporkan nenek TU ke Mapolres Utara dengan tuduhan telah mencemarkan nama baiknya dengan sengaja menyebarkan video berdurasi 35 detik tersebut.

“Ini kita periksa dulu keterangan saksi ahli juga, ahli teknologi informasi, apakah benar yang menyebarkan video itu pertama kali pelaku pemukulan sendiri, dan ahli bahasa. Ini terus didalami,” kata Kasat Reskrim Polres Aceh Utara AKP Adhitya Pratama.

Sementara itu, Adhitya menjelaskan, video tersebut sudah beredar di grup WhatsApp, dan salah satunya di kanal Youtube dengan akun Dun RMD pada 4 April 2020.

Dalam video tersebut, Bakthiar datang bersama sejumlah warga ke rumah TU untuk menyelesaikan sengketa tapal batas tanah.

Namun entah mengapa, tiba-tiba suasana menjadi tegang. TU diduga emosi dan memukul kepala Bakhtiar, hingga dilerai warga.

Baca juga: Video Saat Dipukul Nenek Jadi Viral, Kepala Desa Lapor ke Polisi karena Merasa Malu

4. Isi khotbah khatin dinilai meresahkan warga

Ilustrasi borgol.SHUTTERSTOCK Ilustrasi borgol.
K seorang khatib asal Lombok Tengah ditangkap Polres Lombok Tengah karena meresahkan masyarakat atas isi khotbah yang disampaikan saat shalat Jumat (3/4/2020).

Dalam isi khotbahnya, K menyebut bahwa muslim menjadi kafir jika tidak melaksanakan shalat Jumat.

Khotbah yang disampaikan K dianggap tidak sesuai dengan anjuran pemerintah yang menyarankan untuk beribadah di rumah guna menekan penyebaran virus corona.

Saat diperiksa, K telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada masyarakat atas isi khotbahnya.

Atas pengakuan itu, K tidak ditahan dan dibolehkan untuk pulang.

Namun, pihak Kepolisian masih akan melakukan penyelidikan terhadap kasus itu.

Baca juga: Seorang Khatib Ditangkap karena Isi Khotbah yang Dinilai Resahkan Masyarakat

5. Warga urus tetangga yang positif corona

Tampak salah satu warga Cipageran Asri mengenakan jas hujan saat hendak mengirimkan pasokan makanan kepada keluarga yang tengah dalam masa karantina mandiri di kota Cimahi.Dok warga. Tampak salah satu warga Cipageran Asri mengenakan jas hujan saat hendak mengirimkan pasokan makanan kepada keluarga yang tengah dalam masa karantina mandiri di kota Cimahi.
Warga di Cipageran Asri Blok C, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Jawa Barat mengurus tetangganya yang positif corona.

Warga tersebut diketahui positif corona setelah menjalani rapid test pada 30 Maret 2020.

Diduga ia terpapar Covid-19 dari klaster seminar keagamaan di Lembang.

Salah satu warga Cipageran yang juga merupakan Ketua Forum Cipageran Asri, Yuli Septyo Indartono mengatakan para warga sekitar cemas bahkan ada yang berencana pindah rumah.

Namun setelah berbicara, mereka berbesar hati untuk saling menguatkan satu sama lain.

Yuli mengatakan warga yang positif adalah kepala rumah tangga. Oleh Dinas Kesehatan, ia diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

Selama 14 hari, warga sekitar menyuplai bahan pokok dan makanan kebutuhan sehari-hari. Bahkan secara bergantian, mereka memasak untuk keluarga yang mengisolasi mandiri di rumah.

Baca juga: Kompaknya Warga di Cimahi, Mengurus Tetangga yang Positif Corona

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro, Idham Khalid, Agie Permadi | Editor: Pythag Kurniati, Abba Gabrillin, Michael Hangga Wismabrata, David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com