Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Waterspout di Aceh, Suara Bergemuruh dan Berlangsung 25 Menit

Kompas.com - 29/03/2020, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Fenomena waterspout atau belalai air terjadi di Danau Laut Tawar, Kampung Mengaya, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh.

Kejadian tersebut terjadi Kamis (26/3/2020) petang sekitar pukul 18.30 WIB.

Berikut fakta mengenai fenomena waterspout atau belalai air di Aceh:

Baca juga: Fakta Fenomena Sinkhole di Gunungkidul: Kedalaman 5 Meter hingga Potensi Bahayanya

1. Pertama diketahui para pemuda yang bermain voli

Fenomena waterspout.ISTIMEWA Fenomena waterspout.
Fenomena ini pertama diketahui oleh sejumlah pemuda yang tengah bermain voli di lapangan desa setempat.

Lokasi mereka bermain voli dekat dengan Danau Laut Tawar, Kecamatan Bintang, Aceh Tengah.

Tiba-tiba muncul pemandangan yang menurut mereka mengejutkan dan baru pertama kali terjadi.

"Ketika pemain voli berhenti, kami yang sedang menonton voli juga tumpah ruah bersama masyarakat menyaksikan ada yang berputar seperti angin puting beliung dari arah danau," kata Sekretaris Kampung Megaya, Haidir.

Baca juga: Buih dan Api Muncul di Bekas Longsoran Tanah, Bupati Terjunkan Ahli

Fenomena waterspout atau belalai air di Selat Bali terlihat jelas di Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (17/2/2016).KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Fenomena waterspout atau belalai air di Selat Bali terlihat jelas di Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (17/2/2016).
2. Terjadi 25 menit

Haidir mengungkapkan, fenomena angin puting beliung di danau itu terjadi sekitar 25 menit.

Angin tampak berputar dari awan yang sedang mendung hingga berjung ke air danau, seolah-olah menyedot air tersebut.

Fenomena itu disertai dengan suara gemuruh.

Peristiwa itu terjadi mulai pukul 18.30 WIB hingga 18.55 WIB.

Warga yang menyaksikan beramai-ramai merekam kejadian itu dengan gawai mereka.

Baca juga: Fenomena Equinox di Mesir, Saat Matahari Terbenam di Bahu Sphinx

Waterspout yang terjadi di perairan ambalat Tanjung Harapan, Sebatik, Nunukan. Warga di perbatasan Sebatik sering melihat fenomena alam itu ketika akan turun hujan lebat yang diiringi angin kencang. Nornizan Waterspout yang terjadi di perairan ambalat Tanjung Harapan, Sebatik, Nunukan. Warga di perbatasan Sebatik sering melihat fenomena alam itu ketika akan turun hujan lebat yang diiringi angin kencang.

3. Penjelasan ahli

Kasi Data dan Informasi BMKG Aceh Zakaria Ahmad mengemukakan, fenomena tersebut adalah waterspout atau belalai air.

Meski masih dapat dikatakan dalam jenis angin puting beliung namun waterspout memiliki perbedaan.

"Bedanya, kalau waterspout terjadi di permukaan air, baik itu di danau atau di permukaan laut dan bisa juga terjadi di sungai yang luas," kata dia.

Waterspout biasanya terjadi di air saat tekanan udara rendah.

Zakaria mengatakan, waterspout disebabkan awan Cymulonimbus.

"Kecepatan angin jenis ini biasanya antara 50 hingga 60 kilometer per jam," kata dia.

Baca juga: Sinkhole Muncul di Tengah Telaga di Gunungkidul

4. Bukan fenomena aneh

Meski masyarakat setempat menyebut peristiwa itu baru pertama kali terjadi di wilayahnya, namun Zakaria memastikan fenomena waterspout bukan fenomena aneh.

"Ini fenomena biasa terjadi," kata Zakaria.

Angin jenis ini akan melemah ketika pergerakannya menuju atau mencapai daratan.

"Kesimpulannya, waterspout biasa terjadi di wilayah perairan dan puting beliung di daratan," ujar dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontribur Takengon, Iwan Bahagia | Editor: Aprilia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com