Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditolak 4 Rumah Sakit, PDP Covid -19 di Purbalingga Tempati Ruang Isolasi Darurat Puskesmas

Kompas.com - 24/03/2020, 08:10 WIB
Iqbal Fahmi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PURBALINGGA, KOMPAS.com- Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 diisolasi di ruang rawat inap Puskesmas Kejobong, Purbalingga, Jawa Tengah.

Tindakan tersebut terpaksa dilakukan setelah pasien ditolak di sejumlah rumah sakit.

Kepala Puskesmas Kejobong, Dyah Kurniasih mengatakan, pasien tersebut masuk ke Puskesmas Kejobong Minggu (22/3/2020).

Baca juga: Seorang PDP di Kudus yang Sakit Sepulang dari Jakarta Meninggal

Pasien datang dengan gejala batuk, pilek, demam dan sesak napas.

"Kebetulan pasien ini juga baru saja pulang dari Jakarta sehingga sesuai Juknis (petunjuk teknis) kami kategorikan sebagai PDP," kata Dyah ketika ditemui wartawan, Senin (23/3/2020).

Meski sudah berstatus PDP, pasien belum mendapatkan fasilitas pemeriksaan penunjang dan swab hidung.

Bahkan ketika menghubungi sejumlah rumah sakit, penolakan demi penolakan didapatkan dengan dalih ruang isolasi penuh hingga belum siap menerima pasien corona.

"Kami berusaha menghubungi empat rumah sakit. Namun di RSUD Goeteng dan RS Harapan Ibu penuh, sedangkan di RS Nirmala dan RS Emanuel belum siap menerima," jelasnya.

Baca juga: RSUD Koja Isolasi Empat PDP meski Tak Jadi Rumah Sakit Rujukan Covid-19

Karena kondisi pasien yang semakin memburuk, akhirnya Dyah memutuskan untuk menyulap ruang rawat inap Puskesmas sebagai ruang isolasi darurat sementara.

"Ada satu ruangan yang kita kosongkan khusus untuk pasien itu, APD (Alat Pengaman Diri) kami pakai alat sederhana kayak jas hujan sama bikin kacamata google dari mika," katanya.

 

Dyah akan tetap mempertahankan pasien di Puskesmas hingga mendapat kepastian rujukan ke rumah sakit.

Disinggung soal rekam jejak, Dyah menyebut, pasien sempat berobat di Bumiayu dengan keluhan yang sama. Pasien merupakan warga Kejobong yang sering perjalanan ke luar kota.

"Kami sudah koordinasi dengan Dinas Kesehatan karena memang Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan primer belum pernah disiapkan untuk hal semacam ini. Meskipun jauh dari standar tapi kami berusaha untuk melakukan yang terbaik," pungkasnya.

Ruang Isolasi Tambahan

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, Nonot Mulyono membenarkan jika kapasitas ruang isolasi telah penuh.

Sampai sejauh ini, kata Nonot, sedikitnya ada 12 pasien yang diisolasi sehingga RSUD tidak mampu menerima pasien rujukan.

"Paling cari rumah sakit lain, kami arahkan ke RS Margono, RSUD Banyumas atau Banjarnegara juga bisa," ujarnya.

 

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, Hanung Wikantono mengungkapkan, untuk mengakomodir lonjakan jumlah PDP, Pemkab saat ini tengah menyiapkan ruang isolasi tambahan.

"Saat ini hanya dua rumah sakit negeri yang memiliki ruang isolasi yakni RSUD dan Panti Nugroho, sementara empat RS swasta kami dorong untuk menyiapkan ruang isolasi tambahan, jadi pasien-pasien ini istilahnya masih menunggu antrean," katanya.

Selain itu, Pemkab juga tengah mempersiapkan ruang isolasi darurat seperti di kompleks UPTD Logam Kelurahan Purbalingga Lor dan gedung bekas Panti Nugroho di Jalan Isdiman.

Disinggung soal kesiapan Puskesmas, Hanung menyebut jika tenaga medis di Puskesmas telah mengetahui tentang standar operasional prosedur dan protokol kesehatan.

"Ya memang di mana-mana terjadi kelangkaan, sehingga arahan dari pimpinan untuk menggunakan sumber daya yang ada, misal mantel untuk ADP ya tidak masalah yang penting fungsinya," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com