Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surabaya, Bandung hingga Solo, Kembangkan Hand Sanitizer Sendiri

Kompas.com - 18/03/2020, 08:52 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Virus corona yang menjadi pandemi berdampak pada menipisnya stok hand sanitizer.

Beberapa pihak mengaku kesulitan memperoleh hand sanitizer. Banyak apotek yang tak lagi menjual barang tersebut.

Kondisi ini mendorong sejumlah pihak mengembangkan hand sanitizer sendiri untuk mencegah penularan virus corona.

Inisiatif itu muncul dari instansi maupun perseorangan, seperti berikut ini:

Baca juga: Cegah Corona, Rumah Ibadah Lintas Agama di Banyuwangi Disemprot Disinfektan

1. Universitas Padjajaran

Ilustrasi virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona
Pengembangan hand sanitizer salah satunya diinisiasi oleh kalangan akademisi.

Peneliti Laboratorium Sentral Universitas Padjajaran membuat alternatif produk hand sanitizer.

Tokoh di balik hand sanitizer ini adalah Prof Unang Supratman dan dr Ronny Lesmana.

Hand sanitizer ini mengandung alkohol 70 persen, air, hidrogen peroksida, gliserol, minyak esensial dan disinfektan khusus.

"Disinfektan ini aman dipakai sebagai sanitizer sehingga kami formulasikan di produk hand sanitizer ini," ujar Ronny.

Formula disinfektan yang dikembangkan, diklaim mampu membunuh virus seperti Herpes Simplex, Poliovirus Type 2 hingga Bacteriophage T2.

"Logikanya kalau virus jenis lain mati, virus yang lain (corona virus) kemungkinan mati juga,s ehingga efektivitasnya jadi lebih tinggi, tidak sekadar hanya menggunakan alkohol dan H2O2," papar Rony.

Awalnya, produk ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan internal. Kemudian, hand sanitizer ini mendapat dukungan dari sektor industri.

Baca juga: UI Produksi Hand Sanitizer dan Berikan Gratis Selama Seminggu

 

Nurul Fitria menunjukkan antiseptik alami dari ekstrak daun sirih dan kemangi hasil buatannya di SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (17/3/2020).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Nurul Fitria menunjukkan antiseptik alami dari ekstrak daun sirih dan kemangi hasil buatannya di SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (17/3/2020).
2. Digagas oleh Guru SMP di Solo

Seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta, Jawa Tengah Nurul Fitriana menelurkan antiseptik yang diberi nama Sikura Kemayu.

Sikura Kemayu diambil dari nama bahan penyusunnya yakni sirih, kulit rambutan, kemangi, lidah buaya dan jeruk.

Nurul mengungkapkan, warga bisa membuat antiseptik ini sendiri lantaran bahannya mudah didapat di tengah masyarakat.

Apalagi tidak butuh waktu lama untuk membuatnya.

Penggunaan alkohol pada antiseptik ini digantikan daun kemangi dan sirih.

"Kita tahu daun sirih dan kemangi sama-sama konsepnya seperti alkohol. Jadi alkohol itu kimian kalau daun sirih dan kemangi ini antiseptik alami," kata Nurul.

Pembuatan antiseptik ini diklaim telah melalui proses studi penelitian.

Baca juga: Bupati Bogor Soal Corona: Lebih Baik Bagi Masker dan Hand Sanitizer serta Antisipasi Banjir

3. Mahasiswa IAIN Salatiga

Mahasiswa IAIN Salatiga usai membuat hand sanitizer dan membagikan ke rekan-rekannya.KOMPAS.com/IST Mahasiswa IAIN Salatiga usai membuat hand sanitizer dan membagikan ke rekan-rekannya.
Hand sanitizer alami juga digagas oleh 10 mahasiswa Jurusan Tadris IPA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (FTIK IAIN) Salatiga.

Mereka mencoba mengolah hand sanitizer alami dari berbagai bahan.

Awalnya, kemangi dipilih. Namun, rupanya daya tahan kemangi hanya sekitar tiga hari.

Mereka pun beralih dengan mencoba mengukus daun sirih.

Setelah diuji dan dinilai memuaskan, mereka juga mencoba membuat hand sanitizer berbahan lidah buaya dan campuran alkohol 70 persen.

"Kemudian disaring hingga menjadi bentuk gel. Setelah diuji coba di tangan dan diteliti, hasilnya juga baik. Daya tahannya hingga satu minggu lebih," kata Zaidatul Mubtasyiroh, salah seorang mahasiswa.

Mereka kemudian memproduksi 170 botol hand sanitizer dengan menggunakan dana patungan. Kemudian botol-botol tersebut dibagikan secara gratis.

Baca juga: Perangi Virus Corona, Pemkot Semarang Bagikan 1.500 “Hand Sanitizer” Gratis

4. Pemkot Surabaya

Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kesehatan memproduksi hand sanitizer sendiri lantatan cairan pembunuh virus dan bakeri itu sulit didapatkan sejak wabah virus corona semakin meluas di Tanah Air.Dok. Pemkot Surabaya Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kesehatan memproduksi hand sanitizer sendiri lantatan cairan pembunuh virus dan bakeri itu sulit didapatkan sejak wabah virus corona semakin meluas di Tanah Air.
Dinas Kesehatan Kota Surabaya memproduksi sendiri hand sanitizer.

Hingga saat ini tak kurang 450 liter hand sanitizer telah diproduksi.

"Kami sudah produksi 450 liter hand sanitizer dan sudah dibagi-bagikan ke lingkungan pemkot maupun tempat-tempat umum," kata Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita.

Uji coba produksi hand sanitizer ini mulai dilakukan 7 Maret 2020.

"Hand sanitizer ini dibuat di RSUD Soewandhie dan dikerjakan oleh tenaga ahli tim farmasi. Kami juga koordinasi dengan BPOM dan hand sanitizer yang diproduksi ini dapat digunakan, tetapi bukan untuk diperjualbelikan," ujar Febria.

Sumber: Kompas.com ( Penulis: Ghinan Salman, Dian Ade Permana, Labib Zamani, Reni Susanti | Editor: David Oliver Purba, Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief, Aprilia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com