Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Warga ke Luar Negeri, Gubernur Kalbar Komentar | 4 KKB Tewas Tertembak

Kompas.com - 17/03/2020, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Gubernur Kalimantan Barat mengatakan pasien positif corona yang diisolasi di Pontianak diduga terjangkit saat berada di luat negeri.

Karena itu, gubernur mengatakan warganya yang datang dari luar negeri akan dikarantina selama 30 hari.

Sementara itu di Mimika Papua, empat anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) berhasil dilumpuhkan oleh aparat gabungan TNI Polri.

Dari tangan mereka, aparat mengamankan tiga senjata api dan panah. Empat anggota KKB yang tewas tersebut masih belum diketahui dari kelompok mana.

Karena saat ini ada 5 sampai 6 KKB yang bergabung di Tembagapura.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer nusantara selengkapnya.

1. Warganya positif corona, ini komentar Gubernur Kalbar

Ilustrasi virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmadji menjelaskan pasien yang diisolasi di Pontianak diduga tertular corona saat ia di luar negeri.

Padahal sebelumnya, ia sempat melarang warganya tidak bepergian ke luar negeri.

Sekarang, Sutarmadji mengatakakan tak lagi melarang warganya. Namun untuk yang datang dari luar negeri akan dikarantina selama 30 hari.

"Masyarakat Kalbar silakan terbang ke mana pun. Tapi jangan pulang," kata Sutarmidji saat menggelar konferensi pers di Kantor Gubernur Kalbar, Minggu (15/3/2020).

Selain itu ia berharap agar seluruh warga Kalbar tidak panik dan tetap menjaga kesehatan tubuh karena pasien telah ditangani sesuai dengan SOP.

"Masyarakat jangan panik, jangan menimbun makanan nanti basi," ucap Sutarmidji.

Baca juga: Gubernur Kalbar: Masyarakat Silakan ke Luar Negeri, Tapi Jangan Pulang

2. Empat KKB tewas di Papua

Ilustrasi senjata api.THINKSTOCK Ilustrasi senjata api.
Empat anggota kelompok kriminal bersenjata di Distrik Tembagapura, Papua berhasil dilumpuhkan oleh aparat gabungan TNI Polri pada Minggu 915/3/2020).

"Berhasil dilumpuhkan empat orang (anggota KKB) dan sudah kami amankan senjatanya, ada tiga pucuk senpi, kemudian (senjata) yang lain panah dan sebagainya," ujar Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw, di Jayapura, Senin (16/3/2020).

Waterpauw tidak bisa memastikan 4 anggota KKB yang tewas dari kelompok mana karena terdapat 5-6 KKB dari sekitaran Mimika yang bergabung di Tembagapura.

"KKB di sana bersatu, kontak senjata terjadi di sekitar Opitawak," kata dia.

Menurutnya saat ini aparat keamanan sudah menguasai kawasan Tembagapura.

Baca juga: 4 KKB Tewas Tertembak dalam Kontak Senjata di Tembagapura

3. Peta sebaran Covid-19 di Jabar

Peta sebaran virus corona atau Covid-19 di Jawa Barat.handout pikobar.jabarprov.go Peta sebaran virus corona atau Covid-19 di Jawa Barat.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat resmi merilis peta sebaran kasus virus corona atau Covid-19 di Jawa Barat.

Data mengenai peta sebaran tersebut bisa diakses masyarakat melalui https://pikobar.jabarprov.go.id/#/.

Data yang disajikan secara interaktif itu menampilkan lokasi desa, kelurahan atau kecamatan dan kabupaten atau kota pasien.

Meski demikian, peta sebaran tersebut ditampilkan dengan tetap menjaga identitas pasien.

Di peta tersebut juga ditampikan sebaran orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) terkait virus corona di Jabar.

Berdasarkan data itu, tercatat ada enam pasien positif terjangkit Corona, yakni di Kota Bandung, Bekasi, Depok, Cirebon, Purwakarta dan Cianjur.

Baca juga: Begini Peta Sebaran Covid-19 di Jawa Barat

4. Kapal kargo Singapura lepaskan sinyal tanda bahaya

Kapal kargo Cemtex Pioneer.Basarnas. Kapal kargo Cemtex Pioneer.
Sebuah kapal kargo berbendera Singapura melepaskan sinyal tanda bahaya saat melintas di perairan Tanjung Ular, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Minggu (15/3/2020) malam

Tanda bahaya yang dilepaskan Kapal MV Cemtex Pioneer berjenis Bulk Carrier itu dipancarkan ke satelit COSPAS-SARSAT dan di terima stasiun bumi MLUT milik Basarnas dan diteruskan ke Basarnas Command Center.

Kepala Basarnas Pangkal Pinang Fazzli dalam keterangan tertulis menjelaskan pihaknya telah berkordinasi ke Stasiun Radio Operasi Pantai (SROP) Pangkal Balam dan Palembang.

Namun, kapal tersebut tidak memiliki perangkat Automatic Identification System (AIS).

Untuk itu Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Pangkal Pinang berkoordinasi dengan agen kapal melalui e-mail.

Namun sampai saat ini belum ada balasan dan selanjutnya melakukan e-broadcast dengan kapal - kapal yang melintasi wilayah tersebut.

Baca juga: Kapal Kargo Singapura Lepaskan Sinyal Tanda Bahaya di Tanjung Ular Bangka

5. Di Balangan, ayah cabuli anak kandung

Ilustrasi PencabulanKOMPAS.COM/HANDOUT Ilustrasi Pencabulan
SH (32) seorang ayah di Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan diamankan polisi karena mencabuli SW anak kandungnya yang masih berusia 8 tahun.

Kepada polisi, SH mengaku mencabuli anak kandungnya karena kesepian setelah dua kali bercerai.

Perceraian pertama saat WS masih berumur 5 bulan, dan perceraian kedua dengan wanita lain yang juga tak bertahan lama.

Kapolsek Halong, Iptu Krismianto mengatakan, SH terakhir kali mencabuli SW pada Sabtu (14/3/2020) malam.

Setelah dicabuli pada malam hari itu, keesokan harinya salah satu tetangga mendatangi rumah pelaku dan menemukan SW dalam kondisi demam.

SW pun menceritakan ke tetangganya bahwa ia telah dicabuli oleh ayahnya berulang kali.

"Terakhir dikerjai oleh ayahnya itu pada malam Rabu lalu sebanyak 2 kali, setelah itu didatangi tetangganya dan dia cerita semua ke tetangganya bahwa telah dicabuli ayahnya," ungkap Krismianto.

Baca juga: Kesepian 2 Kali Bercerai, Ayah Cabuli Anak Kandung Usia 8 Tahun Berulang Kali

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hendra Cipta, Dhias Suwandi, Dendi Ramdhani, Heru Dahnur, Andi Muhammad Haswar | Editor: Khairina, Robertus Belarminus, Abba Gabrillin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com