KUPANG, KOMPAS.com - Hujan yang melanda wilayah Kecamatan Maupongo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebabkan longsor.
Longsor yang terjadi di sejumlah titik di sepanjang jalan raya, membuat warga dua desa yakni Selalejo dan Selalejo Timur kesulitan beraktivitas.
"Material longsor yang menutupi jalan, membuat kendaraan tidak bisa melintas. Kami terpaksa sulit untuk berangkat ke kota kecamatan dan kabupaten," ujar Kepala Urusan Perencanaan Desa Selolejo Maksimus Sare saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/3/2020).
Baca juga: Imbauan Uskup Agung Semarang untuk Pencegahan Virus Corona
Menurut Maksimus, longsor bukan hanya menutup badan jalan raya saja, tapi juga mengancam permukiman warga.
Dia menyebut, terdapat empat kampung yang saat ini terancam terkena longsor, yakni Kampung Lokotonga dan Terapoja di Desa Selalejo Timur dan Kampung Wolowayu dan Woloyabu di Desa Selalejo.
"Di empat kampung itu, terutama warga yang bermukim di pinggir jalan itu hanya sekitar 5 meter saja dari pusat longsor. Kondisi ini membahayakan warga setempat," kata Maksimus.
Maksimus mengakui bahwa untuk wilayah mereka, setiap musim hujan pasti akan terjadi longsor.
"Kalau hujan kecil saja, pasti longsor," kata dia.
Baca juga: Kapolres Flores Timur Pastikan Usut Kasus Kematian 6 Warga Adonara
Untuk mengatasi hal itu, menurut Maksimus, Pemerintah Kabupaten Nagekeo beberapa waktu lalu telah menurunkan alat berat untuk membersihkan material longsor di jalan raya.
Namun, longsor susulan terus terjadi, sehingga aktivitas masyarakat saat ini masih terganggu.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Selalejo Yohanes Sakunda Senda mengatakan, di wilayahnya terdapat lima titik yang rawan longsor.
Sedangkan, di Desa Selalejo Timur, terdapat dua titik yang rawan longsor.
"Kalau satu titik longsor di Desa Selalejo Timur itu tidak bisa dilewati kendaraan roda dua maupun empat. Kalau pun lewat, sepeda motor harus dipikul beberapa orang," kata dia.