Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkena Virus Flu Babi Afrika, 574 Babi Mati di Belu

Kompas.com - 25/02/2020, 18:04 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak 574 babi dari peternakan milik warga Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), mati akibat virus flu babi Afrika atau African swine and fever (ASF).

Bupati Belu Willy Lay mengaku telah melaporkan kejadian itu ke Kementerian Pertanian.

"Betul babi yang mati di Belu mencapai ratusan ekor, tapi data lengkapnya belum saya cek di Dinas Peternakan. Indikasi mati karena virus AFS," kata Willy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/2/2020) sore.

Baca juga: Curhat Siswa yang Dihukum Makan Kotoran: Setelah Makan, Kami Hanya Bisa Menangis

Ratusan babi yang mati itu tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Rainhat dan Kota Atambua.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus AFS, Pemerintah Kabupaten Belu telah mengisolasi lokasi terdampak paling parah.

Pemerintah Kabupaten Belu belum memilliki vaksin yang bisa mencegah penyebaran virus tersebut.

Willy juga telah mengibau warga yang berada di perbatasan Timor Leste agar selalu waspada dengan penyebaran virus tersebut.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Dani Suhadi mengatakan, pihaknya telah mendata jumlah babi yang mati akibat AFS.

"Khusus Kabupaten Belu, data yang kita miliki ada 574 babi yang mati akibat virus AFS,"kata Dani.

Baca juga: Bintara Bekasi Kembali Banjir, Warga Keluhkan Belum Ada Petugas yang Datang untuk Sedot Air

Pemerintah Provinsi masih mendata jumlah babi milik warga yang mati akibat virus tersebut di seluruh kabupaten atau kota di NTT.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com