KOMPAS.com - Tohir (72) penjaga sarang burung walet tewas setelah ditikam 10 perampok bertopeng pada Rabu (19/2/2020) malam di rumahnya di Kilometer 45 Desa Selerong, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Ia tinggal bersama istrinya, Sutiani (60) dan dua anaknya di rumah kayu sederhana di dekat sarang walet. Tohir menjaga sarang burung walet sejak April 2019 dengan upah Rp 3 juta per bulan.
Saat kejadian, sekitar pukul 22.00 WITA, para perampok mematikan listrik rumah.
Baca juga: Kronologi Perampokan Toko di Prabumulih, Penjaga Toko dan Bayi Disekap
Dalam keadan gelap gulita, dari luar rumah perampok meminta mereka menyerahkan kunci sarang walet. Namun Sutiani, istri Tohir menjawab kunci sarang walet dipegang oleh pemiliknya.
Para perampok kemudian mendorong pintu dan memaksa masuk ke rumah. Sutiani berusaha menahan pintu dan meyakinkan bahwa mereka tidak memegang kunci.
Sementara itu sebagian perampok mencongkel jendela rumah kayu tersebut
Tohir yang sedang tidur kemudian terbangun. Ia berjalan keluar sambil menarik kaki kiri. Beberapa hari terakhir dia sakit asam urat.
Baca juga: Drama Perampokan Toko di Prabumulih, Penjaga Toko dan Bayi 10 Bulan Disekap Selama 1 Jam
Salah satu perampok yang memegang badik yang berhasil masuk rumah langsung menusuk dada Tohir. Pria 72 tahun itu terjatuh dan mengeluarkan banyak darah.
Perampok lainnya lalu memukulkan balok pada anak tertua Tohir. Sementara Sutiani terkena sabetan senjata tajam di lengan kanan.
"Saya lihat bapak jatuh ditikam. Kami disandera," kata Sutiani, Kamis (20/2/2020).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.