Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sekarang Hanya Doa yang Bisa Pecahkan Masalah Air di Batam"

Kompas.com - 21/02/2020, 11:38 WIB
Hadi Maulana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Sampai saat ini ketersediaan air baku di Kota Batam terus menyusut dan mulai mengkhawatirkan.

Debit air yang ditampung di lima waduk terus mengalami penyusutan. Terlebih di Waduk Duriangkang, yang kini menopang 80 persen kebutuhan Kota Batam.

Meski penyusutannya per hari tidak terlalu tinggi, akan tetapi hal ini tetap akan menjadi masalah besar, karena saat ini ketersediaan air di waduk Duriangkan hanya bisa dipergunakan paling lama hingga minus 2 meter kedepan.

Sebab masa maksimum penyusutan yang bisa dipergunakan secara maksimal hanya sampai minus 5 meter, sedangkan saat ini penyusutan sudah mendekati minus 3, tentunya masih ada minus 2 meter lagi batas penggunaaan maksimal.

Baca juga: Stok Air di Batam Hanya Cukup Sampai Mei, Warga Batam Diimbau Berdoa

Seperti pada pantauan melalui dashboard sistem pengelolaan air terintergrasi milik PT Adhya Tirta Batam (ATB).

Sistem ini adalah teknologi terbaru milik perusahaan yang telah mengantongi paten dari Kemenkumham.

Alat ini menunjukkan bahwa kondisi air di waduk Duriangkang telah berada pada level hingga mendakati minus 3 meter di bawah spillway.

Jika debit air berada di angka minus 3 meter di bawah spillway, maka suplai air bagi sekitar 200.000 pelanggan rumah tangga, bisnis dan industri di Kota Batam akan terganggu.

Solusinya hanya doa

Presiden Direktur ATB, Benny Andrianto Antonius mengatakan, saat ini langkah yang bisa dilakukan hanyalah berdoa.

Doa tersebut bertujuan untuk meminta kapada Tuhan YME agar diberikan hujan sehingga penyusutan air bersih tersebut bisa teratasi di Batam.

"Saat ini hanya doa saja yang bisa memecahkan masalah ini, yakni doa meminta agar segeranya turun hujan," kata Benny.

Untuk itu, Benny berharap agar masyarakat Batam memohon doa kepada Tuhan agar Batam diberikan hujan.

"Mudah-mudahan Tuhan mendengarkan doa kita, hingga akhirnya Batam diberikan hujan dan ketersediaan air bersih bisa kembali bertambah," jelas Benny.

Lebih jauh Benny mengatakan, sampai saat ini tidak ada turun hujan dan penyusutan yang dialami mencapai minus 5, mau tidak mau pihaknya akan melakukan suplai bergilir.

Bahkan atas kekeringan yang terjadi di Waduk Duriangkang, masyarakat yang paling merasakan dampaknya yakni warga yang ada di Batuaji, Sagulung dan Tembesi.

"Namun masyarakat yang tinggal di Batam Centre, Bengkong, Sekupang, Batu Ampar dan lainnya juga tetap merasakan dampaknya karena empat waduk yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan air warga Batam seluruhnya," jelasnya.

Sebelumnya Benny mengatakan, saat normal, Dam Duriangkang dapat menampung air baku hingga volume 78.180.000 m3 tersebut, saat ini menyusut hingga -2,76 meter.

Penyusutan tersebut merupakan peristiwa terburuk sejak Dam itu dioperasikan pada tahun 2000 silam.

Benny juga menjelaskan berdasarkan dari penelitian LIPI Bandung, jika dalam bulan ini tidak juga turun hujan, maka air bersih yang bisa disuplai untuk masyarakat Batam keseluruhannya, termasuk pada industri, perhotelan dan lainnya, diperkirakan hanya sampai 5 April 2020 mendatang.

Berbeda dengan hasil penelitian, Balai Wilayah Sungai (BWS) yang memprediksikan, jika tidak turun hujan dalam bulan-bulan ini, maka ketersediaan air bersih hanya bisa dirasakan hingga 5 Juni 2020 mendatang.

"Setidaknya dari penelitian keduanya, bisa diambil kesimpulan jika tidak ada turun hujan dalam bulan-bulan ini, maka ketersediaan air bersih hanya bisa dirasakan hingga 5 Mei 2020 mendatang," papar Benny.

Lebih jauh Benny mengatakan, untuk Dam Duriangkan sendiri mampu memproduksi air bersih hingga 2.076 liter per detik.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Ambon, Ini Penyebabnya

Sementara untuk empat dam lainnya, hanya bisa menghasilkan ratusan liter per detiknya.

Seperti Dam Muka Kuning hanya 532 liter per detik, Dam Sei Ladi 248 liter per detik, Dam Sei Harapan 207 liter per detik dan Dam Nongsa hanya 54 liter per detik.

Untuk diketahui, saat ini selain kelima waduk yang saat ini dipergunakan seperti waduk Duriangkang, Muka kuning, Sei Ladi, Nongsa dan Sei Harapan.

Masih ada beberapa waduk lagi yang dimiliki BP Batam, hanya saja penggunaannya sampai saat ini belum dipergunakan, yakni waduk Sei Gong, Tembesi dan waduk Damongga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com