Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Debat Rektor dan Dosen Unnes yang Diduga Hina Jokowi...

Kompas.com - 20/02/2020, 06:17 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Fathut Rokhman, menerima tantangan debat dari Sucipto Hadi Purnomo, seorang dosen yang mengajar jurusan Bahasa dan Sastra Jawa.

Seperti diketahui, Sucitpo baru saja dibebastugaskan dari jabatannya oleh Rektorat Unnes pada Rabu (12/2/2019) lalu terkait unggahan di Facebooknya yang dianggap menghina Presiden Joko Widodo.

Dalam postingan yang diunggah Sucipto pada 10 Juni 2019, dia menulis demikian:

"Penghasilan anak-anak saya menurun drastis tahun ini. Apakah Ini Efek Jokowi yang terlalu asyik dengan Jan Ethes?".

Baca juga: Rektor Unnes Terima Tantangan Debat Terbuka dari Dosen yang Dinonaktifkan

Menurut Sucipto, postingan tersebut tidak mempersoalkan apapun, bahkan sebagai masyarakat akademik, dia mengajak Rektor Unnes untuk menggelar debat terbuka.

Tradisi yang sudah lama di Unnes

Debat atau diskusi, menurut Fathur, sudah menjadi tradisi turun-temurun di kalangan akademisi di Unnes.

"Ini (diskusi) sudah hidup mentradisi di kampus kami, baik di tingkat prodi, fakultas, lembaga penelitian dan universitas bahkan mahasiswa," jelasnya.

Untuk itu, bagi Fathur, tantangan debat dari Sucipto diterimanya dengan tangan terbuka.

"Kalau soal debat saya terbuka saja karena saya memang senang keilmuan. Kalau itu inisiatif dari dosen ya monggo (silahkan) saja digelar," jelas Fathur kepada Kompas.com, Selasa (18/2/2020).

 

Mengadu ke Menteri Nadiem

 Rektor Tanggapi Pernyataan Dosen Unnes Soal Hate Speech di Akun InstagramnyaKOMPAS.com/instagram pribadi Rektor Tanggapi Pernyataan Dosen Unnes Soal Hate Speech di Akun Instagramnya

Sucipto mengaku telah mengirimkan surat keberatan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) atas penonaktifannya sebagai dosen oleh Rektor Unnes, pada hari Rabu (19/2/2020).

"Setelah saya pikir-pikir, akhirnya saya mengajukan keberatan atas pembebasan sementara dari tugas jabatan dosen berdasar SK Rektor Unnes itu," kata Sucipto saat ditemui di Kantor LBH Semarang, Rabu (19/2/2020).

Tak hanya ke Mendikbud, surat tersebut juga ditembuskan ke Rektor Unnes. Alasannya, Sucipto merasa keberatan dengan SK Rektor Unnes karena terdapat keganjilan.

Baca juga: Rektor dan Dosen Unnes Siap Adu Debat di Hadapan Mahasiswa Besok

Keganjilan itu antara lain, terkait unggahan di Facebook, aktivitas di Tim evaluasi kinerja akademik (EKA), dan kehadirannya sebagai saksi di Polda Jateng atas aduan dari FR terkait dugaan plagiasi.

Kendati demikian, Sucipto menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Kemendikbud.

"Soal keganjilan dalam surat keputusan itu, biarlah Pak Menteri ( Nadiem Makarim) atau pejabat di bawahnya yang menelisik," ujarnya.

Sementara itu, Fathur menegaskan, proses pemeriksaan terhadap Sucipto masih berlangsung.

Dalam kesempatan itu, menurut Fathur, Sucipto memiliki kesempatan untuk memberikan klarifikasi.

"Maka setiap dosen diduga melakukan disiplin tingkat berat dapat mengklarifikasi dalam pemeriksaan. Hasil pemeriksaan terus kami laporkan ke KASN dan Kemendikbud," tegasnya.

(Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com