Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Tol Cipularang KM 118 Berpotensi Longsor Kembali

Kompas.com - 17/02/2020, 23:35 WIB
Agie Permadi,
Dony Aprian

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut longsor di Kampung Hegarmanah, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, masih berpotensi terjadi kembali.

Hal demikian dikarenakan masih tingginya curah hujan pada beberapa hari ke depan.

Penyelidik Bumi PVMBG Badan Geologi yang juga Ketua tim pengkaji gerakan tanah di Kampung Hegarmanah Anjar Heriwaseso menjelaskan, hasil kajian menyimpulkan gerakan tanah yang sempat mengancam sebagian bahu Tol Cipularang KM 118+600 itu bertipe longsoran aliran tanah.

"Daerah ini masih berpotensi untuk bergerak baik longsoran tipe cepat maupun longsoran tipe lambat berupa rayapan (retakan, dan amblasan) jika tidak ada mitigasi baik non struktural maupun struktural," kata Anjar dalam pesan singkatnya, Senin (17/2/2020).

Baca juga: Ini Penyebab Longsor yang Mengancam Tol Cipularang KM 118

Seperti diketahui, gerakan tanah yang terjadi Selasa (11/3/2020) sekitar pukul 21.00 WIB itu berada pada koordinat 06° 50' 2" LS - 107° 29' 38" BT, pada ketinggian 755 mdpl (meter di atas permukaan laut)..

Kepala PVMBG Badan Geologi, Kasbani mengatakan, gerakan tanah bertipe longsoran ini berkembang menjadi bahan rombakan dan aliran tanah.

Baca juga: Senin Siang, Tol Cipularang KM 118 Arah Jakarta Kembali Normal

Kasbani menjelaskan, material longsor berupa lumpur dan tanah mengakibatkan dua rumah dan tiga hektare sawah rusak serta sekitar 80 kepala keluarga dievakuasi.

Selain itu, longsor juga mengancam badan jalan Tol Cipularang KM 118+600B.

Kasbani menyebut gerakan tanah ini disebabkan beberapa faktor, tanah pelapukan yang tebal dan memiliki porositas dan permeabilitas tinggi, kemiringan lereng yang curam, sistem drainase yang tidak berfungsi (tersumbat), tata guna lahan yang berupa lahan basah (persawahan)

"Genangan air yang berada di utara yang mengakibatkan munculnya mata air/rembesan baru di badan jalan tol sebelah selatan menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah," kata Kasbani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com