Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI Asal Magetan di Hong Kong Minta Bantuan Masker lewat Facebook

Kompas.com - 15/02/2020, 08:39 WIB
Sukoco,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS. com - Sebuah unggahan di dalam media sosial Facebook yang disampaikan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Magetan, Jawa Timur, mendapat banyak sorotan netizen.

Buruh migran yang kini berada di Hong Kong tersebut meminta bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Magetan, untuk mengirimkan masker, guna mencegah penularan virus corona.

Dalam unggahan pada Jumat (14/2/2020), pukul 15:00 WIB tersebut, pemilik akun Nurul Budiyanti mengatakan, buruh migran di Hong Kong asal Magetan, sedang kekurangan masker.

Baca juga: Khofifah Tak Siapkan Penyambutan 65 Warga Jatim dari Natuna, Ini Alasannya

Permintaan bantuan itu mendapat beragam respons dari netizen.

“Di sini, saat ini, dikarenakan kekurangan stok, kita meminta kepada Bupati selaku pemimpin penata kota kami apa kami salah?” tulis Nurul dalam akun Facebook miliknya.

Hingga Sabtu pagi, unggahan tersebut telah mendapat 910 komentar dan ditanggapi 270 netizen.

Sebagian justru mempertanyakan pertanggungjawaban majikan tempat mereka bekerja.

Baca juga: Melihat Persiapan Kepulangan 238 WNI yang Dikarantina di Natuna

Sebagian lagi menyarankan agar para TKI menggunakan masker alternatif hingga membuat masker sendiri.

Kemudian, sebagian lainnya memberi semangat dan berharap Pemerintah Kabupaten Magetan bisa membantu para buruh migran asal Magetan di Hong Kong tersebut.

“Semoga cepat mendapat bantuan masker. Keadaan di sana sangat genting. Saya tahu di berbagai media cetak dan TV, korban sudah mencapai ribuan orang. Sungguh kasihan, enggak bisa bayangin kalau itu terjadi di negara ini,” tulis pemilik akun Muhammad Albar Alghany Alghany.

Saat dihubungi, Nurul Budiyanti mengatakan, di Hong Kong saat ini sulit mencari masker.

Kemudian, sekalipun ada, harga masker sangat mahal.

Baca juga: RT di Magetan Ini Ada yang Tanpa Penghuni dan Hanya Punya 1 KK

Sulitnya mendapatkan masker juga terjadi akibat bantuan masker dari sejumlah pihak dan pemerintah daerah lainnya terkendala pengiriman ekspedisi, karena overload pengiriman.

“Bukan kami tidak sanggup membeli lantaran harga melejit, namun barang tersebut pun terbatas, mengingat overload-nya pengiriman,” ujar Nurul saat dihubungi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com