MAKASSAR, KOMPAS.com - Warga binaan rumah tahanan (Rutan) Klas I Makassar membludak dengan menampung 2.450 orang.
Sedangkan daya tampung maksimal hanya 1.000 orang.
Angka ini berbanding terbalik dengan jumlah petugas rutan yang hanya mencapai 176 orang.
Untuk menghindari kericuhan seperti yang terjadi di Rutan Kabanjahe, Sumatera Utara, Rabu (12/2/2020), pihak rutan melakukan dialog dengan warga binaan.
Kepala Rutan Klas I Makassar Sulistiyadi mengatakan, pihaknya rutin mengadakan dialog dengan para tahanan untuk mendengar keluhan dan keinginan para tahanan.
"Kami rutin mengawasi. Kami di sini masuk dari blok ke blok untuk mendengarkan apa yang menjadi keluhan (napi)," kata Sulistiyadi di Rutan Kelas I Makassar, Kamis (13/2/2020).
Baca juga: Kerusuhan Rutan Kabanjahe, Kemenkumhan Soroti Efek Over Kapasitas Napi
Menurut Sulistiyadi, perlakuan kepada warga binaan memang harus diperhatikan.
Pelayanan pun harus ditingkatkan.
Untuk itu, para petugas tak hanya mendatangi blok-blok warga binaan, tetapi juga mengumpulkannya bersama di dalam aula untuk mendengarkan cerama agama dari para pemangku agama.
"Pengajian maupun ceramah-ceramah yang dilakukan ustaz maupun ustazah yang ada di blok wanita. Itu harapannya akan timbul rasa perbaikan budi pekerti, perbaikan-perbaikan kultur bagi warga binaan kita yang ada di Rutan Makassar," tutur Sulistiyadi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.