Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Aktivitas Karantina WNI di Natuna, Cukur Rambut, Karaoke hingga Permainan Tradisional

Kompas.com - 13/02/2020, 06:15 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Sumber ABC

KOMPAS.com- Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan telah dievakuasi dan menjalani karantina di Natuna.

Melansir ABC, mereka juga sempat merasakan pergolakan batin lantaran ingin pulang ke tanah air namun tak mau manjadi beban.

Tak sedikit yang menolak kehadiran mereka. Padahal evakuasi sudah dilakukan.

Kini mereka sudah tinggal di karantina satu minggu lebih. Beberapa hari lagi para WNI dari Wuhan bisa berjumpa dan kembali ke keluarga mereka masing-masing.

Berikut aktivitas para WNI yang menjalani karantina di Natuna selama seminggu terakhir:

Baca juga: 238 WNI Dikarantina di Natuna Bersiap Dipulangkan, Pesawat TNI AU Didesinfeksi

 Tinggal di hanggar, makan tiga kali sehari

Ratusan WNI tersebut tinggal di dua puluh tenda di dalam hanggar.

Tenda-tenda itu menjadi tempat tinggal sementara setelah para WNI yang dievakuasi dari Wuhan.

Makanan bagi mereka disediakan tiga kali sehari.

Sejumlah fasilitas seperti toilet portabel juga disiapkan.

Tak hanya itu, mereka pun dapat berkomunikasi dengan keluarga dengan tersedianya koneksi wifi di tempat karantina.

Tenda-tenda di dalam hanggar milik TNI di Ranai, Natuna ini menjadi rumah bagi WNI yang dievakuasi dari Wuhan selama 14 hari sejak Minggu (02/02). (Supplied: Istimewa - ABC News) Tenda-tenda di dalam hanggar milik TNI di Ranai, Natuna ini menjadi rumah bagi WNI yang dievakuasi dari Wuhan selama 14 hari sejak Minggu (02/02). (Supplied: Istimewa - ABC News)

Ini adalah suasana makan bersama di lokasi karantina. Makanan disediakan tiga kali sehari, di luar kudapan yang tersedia dua kali sehari. (Supplied: Kementerian Kesehatan RI) Ini adalah suasana makan bersama di lokasi karantina. Makanan disediakan tiga kali sehari, di luar kudapan yang tersedia dua kali sehari. (Supplied: Kementerian Kesehatan RI)

Ini adalah suasana makan bersama di lokasi karantina. Makanan disediakan tiga kali sehari, di luar kudapan yang tersedia dua kali sehari. (Supplied: Kementerian Kesehatan RI) Ini adalah suasana makan bersama di lokasi karantina. Makanan disediakan tiga kali sehari, di luar kudapan yang tersedia dua kali sehari. (Supplied: Kementerian Kesehatan RI)

Fasilitas toilet portabel juga disediakan bagi mereka yang dikarantina, dan dalam jumlah yang cukup. (Supplied: Istimewa - ABC News) Fasilitas toilet portabel juga disediakan bagi mereka yang dikarantina, dan dalam jumlah yang cukup. (Supplied: Istimewa - ABC News)
Baca juga: Pemerintah Manfaatkan CSR Maskapai untuk Pulangkan WNI dari Natuna

Baca juga: KKP Tambah 2 Unit Kapal Pengawas di Natuna Utara dan Selat Malaka

 Pemeriksaan kesehatan

Pra WNI dari Wuhan yang dikarantina, wajib menjalani pemeriksaan kesehatan dua kali sehari.

Mereka juga rutin melakukan senam untuk menjaga kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan adalah dengan mengukur suhu tubuh. Pemeriksaan dahak dan darah tidak dilakukan dengan alasan di luar protokol yang ditentukan. (Supplied: Kementerian Kesehatan RI) Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan adalah dengan mengukur suhu tubuh. Pemeriksaan dahak dan darah tidak dilakukan dengan alasan di luar protokol yang ditentukan. (Supplied: Kementerian Kesehatan RI)

Senam pagi adalah salah satu aktivitas yang rutin dilakukan di lokasi karantina setiap hari. (Supplied: Istimewa - ABC News) Senam pagi adalah salah satu aktivitas yang rutin dilakukan di lokasi karantina setiap hari. (Supplied: Istimewa - ABC News)

Baca juga: Hari Ke-10 Karantina WNI di Natuna, Semua Sehat, Ditempatkan di 3 Hanggar Berbeda

Karaoke dan permainan tradisional

Menunggu 14 hari masa karantina, para WNI juga dipastikan sehat psikisnya.

Sejumlah kegiatan digelar untuk membunuh kebosanan dan menyegarkan kondisi psikis WNI yang dikarantina.

Seperti misalnya, keberadaan sesi konseling, perangkat karaoke hingga permainan tradisional.

Atas permintaan mahasiswa, prajurit TNI membuka layanan cukur rambut di lokasi karantina dan gratis.

Banyak hal yang dilakukan untuk mengusir kejenuhan dan rasa bosan di karantina. Salah satunya dengan berkaraoke. (Supplied: Istimewa - ABC News) Banyak hal yang dilakukan untuk mengusir kejenuhan dan rasa bosan di karantina. Salah satunya dengan berkaraoke. (Supplied: Istimewa - ABC News)

Berbagai permainan tradisional dilakoni para WNI di lokasi karantina untuk mengisi waktu. (Supplied: Istimewa - ABC News) Berbagai permainan tradisional dilakoni para WNI di lokasi karantina untuk mengisi waktu. (Supplied: Istimewa - ABC News)

Baca juga: Fakta Terkini WNI yang Dikarantina di Natuna, dalam Kondisi Sehat hingga Ucapkan Terima Kasih

Ibadah

Dalam setiap aktivitas, para WNI dan TNI tak lupa menjalankan ibadah bersama.

Seperti salat Jumat hingga ibadah kebaktian.

Baik mahasiswa atau WNI yang bekerja di Wuhan, tim medis, TNI, dan staf Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Kesehatan berbaur jadi satu, menjalankan ibadah sholat. (Supplied: Istimewa - ABC News.) Baik mahasiswa atau WNI yang bekerja di Wuhan, tim medis, TNI, dan staf Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Kesehatan berbaur jadi satu, menjalankan ibadah sholat. (Supplied: Istimewa - ABC News.)

Ibadah sholat Jumat dilakukan di dalam hanggar, Jumat (07/02). (Supplied: Istimewa - ABC News) Ibadah sholat Jumat dilakukan di dalam hanggar, Jumat (07/02). (Supplied: Istimewa - ABC News)

Umat Kristen di karantina juga melakukan ibadah di Hari Minggu. (Supplied: Istimewa - ABC News) Umat Kristen di karantina juga melakukan ibadah di Hari Minggu. (Supplied: Istimewa - ABC News)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com