Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahanan Lapas Samarinda Tewas, Polisi Periksa 5 Napi, Petugas, dan Rekaman Kamera CCTV

Kompas.com - 12/02/2020, 20:56 WIB
Zakarias Demon Daton,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Polisi memeriksa lima tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Samarinda, terkait tewasnya seorang tahanan lapas bernama Achmad Syukur (34), Selasa (11/2/2020). 

Keluarga membuat laporan bahwa Achmad tewas tak wajar dengan luka memar di tubuhnya.

Pantauan awak media, lima warga lapas dengan tangan terborgol digiring keluar lapas menuju mobil tahanan polisi, Rabu (12/2/2020) sore.

Mereka dibawa ke ke Mapolresta Samarinda.

Baca juga: Napi Lapas Kelas IIA Samarinda Tewas, Pihak Keluarga Duga Dianiaya

Kapolres Samarinda Kombes Pol Arief Budiman mengatakan, pihaknya belum menahan siapapun atas kasus tersebut.

Masih dilakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi baik dari napi maupun petugas lapas.

Polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa kamera CCTV.

"Informasi dari tim medis lapas, yang bersangkutan (Achmad) memang sakit. Selain itu, ada informasi yang bersangkutan juga tak suka bergaul dengan warga napi lain. Tapi, yang lebih memastikan lagi hasil otopsi," ungkap Arief saat ditemui awak media di Mapolresta Samarinda, Rabu.

Dari hasil pemeriksaan, kamera CCTV tidak langsung menyorot ke blok-blok kamar.

"Karena itu kami terus lakukan pemeriksaan. Sudah di atas lima orang kami periksa dari napi sampai petugas lapas," jelasnya.

Jenazah diotopsi

Di RSUD Abdul Wahab Syahranie, tim dokter forensik mengotopsi jenazah Syukur.

Otopsi dilakukan dari pukul 11.00 WITA hingga 14.00 WITA.

Tim dokter forensik mengambil organ dalam paru dan ginjal untuk uji laboratorium.

Dokter Forensik Kristina Uli Gultom mengatakan, dua organ tubuh tersebut akan diuji untuk mengetahui penyebab kematian Achmad.

Hasil uji laboratorium diperkirakan keluar tiga pekan kemudian.

Hasil pemeriksaan luar sementara oleh dokter forensik, belum ditemukan adanya kekerasan di tubuh Achmad.

"Di bagian kaki, perut, dan dada waktu dibuka banyak cairan. Kalau tanda-tanda kekerasan tidak ada," kata Kristina.

Kristina menduga lebam yang ada di tubuh jenazah kemungkinan karena pengumpulan komponen darah.

"Warnanya mungkin di awal merah keunguan. Tapi itu bisa terus berubah karena proses pembusukan sudah terjadi," jelas dia.

Kristina belum memastikan apakah penyebab kematian murni karena sakit atau ada dugaan lain.

Hal tersebut akan dicocokan dengan rekam medis dan hasil laboratorium.

Keluarga tak puas dengan penjelasan dokter

Kakak Achmad, Sugianto merasa kurang puas dengan penjelasan sementara tim dokter forensik atas pemeriksaan luar jenazah adiknya.

Karena itu, Sugianto bersama pihak keluarga menunggu hasil resmi dan proses hukum yang sedang berjalan di kepolisian.

"Jawaban dokter tadi kami anggap kurang memuaskan," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Achmad Syukur yang merupakan napi kasus narkotika meninggal di RSUD Abdul Wahab Syahranie, Selasa (11/2/2020) dini hari.

Achmad meninggal setelah dirujuk dari Klinik Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Samarinda, Senin (10/2/2020) sore.

Keluarga menduga Achmad meninggal karena dianiaya.

Dugaan itu muncul setelah ditemukan luka lebam di tubuh Achmad.

Polisi melakukan penyelidikan setelah pihak keluarga membuat laporan resmi, Selasa (11/2/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com