Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Kerusuhan Rutan Kabanjahe Menurut Kepala Rutan

Kompas.com - 12/02/2020, 15:30 WIB
Abba Gabrillin

Editor

MEDAN, KOMPAS.com - Kerusuhan terjadi di dalam Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Kabanjahe, Medan, Sumatera Utara, Rabu (12/2/2020).

Kepala Rutan Kabanjahe Simson Bangun mengatakan, penyebab kericuhan berawal dari protes yang diajukan warga binaan.

Awalnya, menurut Simson, petugas Rutan menggelar razia di dalam Rutan Kabanjahe.

Baca juga: Api Kebakaran Rutan Kabanjahe Diduga Berawal dari Dapur

Dari razia tersebut, ditemukan 2 narapidana yang menyimpan narkoba.

Setelah itu, kasus tersebut diserahkan kepada polisi.

Menurut Simson, hasil penyelidikan yang dilakukan polisi mengungkap bahwa kepemilikan narkoba oleh narapidana itu melibatkan dua sipir.

Selain itu, terdapat 2 orang warga binaan lainnya yang terkait kasus kepemilikan narkoba.

"Setelah kasusnya dikembangkan, jadi ada 4 orang napi dan tambah 2 sipir, jadi ada 6 orang," kata Simson dalam wawancara di Breaking News KompasTV, Rabu siang.

Baca juga: Rutan Kelas II B Kabanjahe Ricuh, Gedung dan Fasilitas Terbakar

Menurut Simson, keempat orang narapidana yang terlibat narkoba dipindahkan ke tempat khusus yang disebut "Tutupan Sunyi".

Mereka dijatuhi hukuman disiplin dengan diborgol dan dirantai.

Namun, menurut Simson, hukuman disiplin itu memicu kemarahan warga binaan lain.

"Jadi mereka enggak terima kena hukuman disiplin di Tutupan Sunyi, digari," kata Simson.

Diduga, ada provokator yang memancing emosi warga binaan lainnya.

"Kita berikan hukuman disiplin, mereka merasa kurang baik rasanya. Bagaimana lah, namanya napi, dia maunya enggak disiplin," kata Simson.

Baca juga: Rutan Kabanjahe Ricuh, Narapidana Tak Terima Temannya Dirantai Berhari-hari

Kerusuhan yang terjadi di dalam Rutan Kabanjahe menimbulkan kebakaran.

Saat ini, pemadam kebakaran masih berupaya memadamkan api.

Petugas Rutan juga sedang mengevakuasi warga binaan ke tempat yang lebih aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com