Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus DBD di NTT Menjadi 1.173 Temuan, Kabupaten Sikka Masih Tertinggi

Kompas.com - 11/02/2020, 10:28 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Angka penderita demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terus bertambah.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi NTT Agusthina Rosphita mengatakan, sebanyak 1.173 kasus DBD ditemukan hingga saat ini.

"Kalau pada 7 Februari lalu, kami mencatat angkanya 1.096 kasus demam berdarah yang terjadi di 20 kabupaten dan kota di NTT. Sekarang sudah meningkat," ujar Rosphita kepada Kompas.com, Senin (10/2/2020).

Baca juga: Tiga Kabupaten di NTT Tetapkan KLB DBD

Peningkatan kasus DBD terjadi di lima kabupaten yang tergabung dalam provinsi berbasis kepulauan itu.

Lima kabupaten itu yakni Alor dari 98 kasus menjadi 134 kasus, Lembata dari 107 menjadi 114 kasus, Flores Timur dari 38 menjadi 52 kasus, Manggarai Barat dari 18 menjadi 33 kasus, dan Sabu Raijua dari 17 menjadi 32 kasus.

Rosphita mencatat 13 kasus kematian akibat DBD selama sebulan terakhir, mulai Januari hingga Februari 2020.

Kabupaten Sikka menempati urutan teratas dengan temuan 433 kasus DBD.

Urutan berikutnya ditempati Kota Kupang sebanyak 193 kasus dan Kabupaten Lembata sebanyak 114 kasus.

Hanya dua kabupaten yang terbebas dari kasus DBD, yakni Kabupaten Sumba Tengah dan Sumba Barat.

Rosphita menjelaskan, 13 korban meninggal itu berasal dari tujuh kabupaten dan kota. Sebanyak empat korban dari Kabupaten Sikka, tiga korban dari Kota Kupang, dan dua korban dari Kabupaten Alor.

Sedangkan Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Lembata, Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Rote Ndao, masing-masing satu korban meninggal.

Pemprov NTT telah mengeluarkan surat untuk seluruh kepala dinas di kabupaten dan kota pada Oktober 2019.

Surat itu terkait program pemberantasan sarang nyamuk menggunakan program 3 M dan gerakan 1 rumah 1 jumantik.

Pemprov NTT juga menyediakan bubuk abate dan alat fogging.

"Gerakan pesan dan lingkungan bersih menjadi gerakan bersama masyarakat," ujar Rosphita.

Dinas Kesehatan Provinsi NTT juga menyelidiki penyebaran penyakit DBD. Hal itu bertujuan mengetahui penyebab tingginya kasus penderita DBD di NTT.

Baca juga: Tak Hanya Jambu Biji, Berikut 10 Tanaman Obat Tradisional untuk DBD

Langkah itu dilakukan agar pemerintah provinsi bisa mengambil kebijakan tepat dalam menangani kasus DBD.

"Kita juga menyediakan tenaga ahli dalam hal ini para dokter spesialis, untuk mendampingi teman-teman di rumah sakit dalam hal penegakan diagnosa dan pengobatan yaitu di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Alor," kata Rosphita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com