Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Natuna Keluar Pulau, Bupati Sebut karena Musim Panen Cengkeh bukan Karena Ada Karantina

Kompas.com - 06/02/2020, 18:08 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Tiga hari terakhir, sedikitnya ada tujuh warga Ranai, Natuna yang memilih pindah keluar kecamatan hingga pindah dari Kabupaten Natuna.

Pada 3 Februari 2020, ada dua orang ke kecamatan lain dan satu lagi keluar Kabupaten Natuna.

Lalu pada 4 Februari 2020, ada tiga orang yang pindah dari Ranai yakni dua orang ke kecamatan lain dan satu orang ke luar daerah.

Terakhir ada satu orang pindah dari Natuna pada 5 Februari 2020.

Baca juga: Di Natuna, 1 Masker Dihargai Rp 25.000 dan Warga Memilih Mengungsi Keluar Pulau

Sedangkan pesawat yang mengangkut WNI dari Wuhan tiba di Natuna pada Minggu (2/2/2020).

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, 3 Februari 2020, Raudah (28) salah satu warga Natuna mengaku memilih mengungsi ke rumah saudaranya di Pulau Serasan.

Keputusan tersebut ia ambil agar Raudah tidak tertular virus Corona. Ia lebih memilih mengungsi walaupun sejumlah warga mengelar aksi protes.

"Tidak saya saja, kedua anak saya juga saya bawa, kan anak sekolah diliburkan juga, jadi sekalian saja saya bawa ke rumah along saya (kakak tertua) di pulau Serasan," katanya melalui telepon, Senin (3/2/2020).

Baca juga: Bupati Bantah Ada Warga Natuna Mengungsi karena Takut Tertular Virus Corona

Hal senada juga diungkapkan Sari, warga Ranai Natuna yang memilih mengungsi ke Midai, rumah orangtuanya.

Mereka keluar dari Ranai Natuna dengan menggunakan transportasi laut.

Hal ini diketahui dari penjualan tiket yang membludak dari Ranai, Natuna, menuju tiga pulau yang masih termasuk Kabupaten Natuna, yakni Pulau Subi, Midai dan Serasan.

"Kondisi kapal penuh sesak, pada ngungsi sepertinya," kata Sari.

Sementara itu Ruli, agen kapal KM Bukit Raya yang ada di Ranai mengatakan terjadi lonjakan pembelian tiket kapal.

Baca juga: Takut Terpapar Virus Corona, Warga Natuna Pilih Mengungsi ke Pulau Lain

"Ada sekitar 658 tiket terjual, itu di tempat saya saja, tidak tahu juga di agen yang lain," jelas Rulli.

"Rata-rata yang beli tiket mengaku takut, makanya memilih untuk keluar dari Ranai," ungkapnya.

Sementara itu dilansir dari Kompas TV, sebanyak 20 keluarga di Kampung Penagi Kabupaten Natuna memilih keluar pulau.

Hal tersebut dijelaskan ketua RT setempat. Ia menyebut, 20 keluarga itu keluar pulau jelang kedatangan WNI dari Wuhan.

Menurut Ketua RT, warga menyatakan khawatir karena jarak lokasi observasi kesehatan itu dinilai dekat dengan pemukiman mereka yakni 1,2 kilometer.

Baca juga: 15 Warga Kaltim Dikarantina di Natuna, Plt Sekda: Jangan Ada Stigmatisasi

Junaidi (53) menjemur cengkeh di halaman Klenteng di kawasan Kota Tua Penagi, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (5/2/2020). Kawasan permukiman tersebut berjarak sekitar satu kilometer dari tempat di observasinya 238 WNI yang di evakuasi dari Wuhan, China terkait merebaknya virus Corona.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Junaidi (53) menjemur cengkeh di halaman Klenteng di kawasan Kota Tua Penagi, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (5/2/2020). Kawasan permukiman tersebut berjarak sekitar satu kilometer dari tempat di observasinya 238 WNI yang di evakuasi dari Wuhan, China terkait merebaknya virus Corona.
Keluar pulau karena musim panen cengkeh

Bupati Natuna Hamid Rizal mengatakan 7 orang yang pindah dari Kota Ranai, Bunguran Timur, Kabupaten murni karena ada keperluan lain.

Hanya saja kepindahan tersebut bersamaan dengan momen karantina WNI dari Wuhan di Natuna.

"Rata-rata yang pindah itu kalau tidak masalah sekolah atau pindah tugas. Ada juga yang menikah," kata Hamid, Kamis (6/2/2020).

Ia juga membantah adanya eksodus dilakukan saat ada rute Kapal Pelni KM Bukit Raya beberapa waktu lalu.

Baca juga: 7 Warga Natuna Pindah dari Ranai dalam 3 Hari, Bupati Bantah karena Ada Karantina

Menurutnya, para penumpang adalah warga di pulau sekitar yang baru saja tes CPNS di Pulau Bunguran serta warga yang pulang karena musim cengkeh.

"Yang memebludak kemarin itu warga pulau-pulau sekitar yang baru saja-siap tes CPNS di Pulau Bunguran. Ada juga pergi libur karena anak sekolah libur dan ada juga yang pulang karena musim cengkeh. Jadi tidak benar terkait informasi eksodus tersebut," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Natuna, Iskandar DJ pada Senin (3/2/2020).

Baca juga: Jalani Trauma Healing, Warga Natuna Butuh Peran Psikiater

Ia mengatakan ada peningkatan jumlah warga ke luar pulau namun mereka keluar pulau karena ada kegiatan Musrenbang dan ada pesta panen cengkeh.

Ratusan warga Natuna tersebut meninggalkan Natuna menggunakan KM Bukit Raya menuju Pulau Midai, Pulau Serasan, dan Pontianak.

"Memang jumlahnya semalam yang meninggalkan Natuna ada 675 orang, dimana biasanya hanya 400 orang. Tapi ini karena Musrenbag dan panen cengkeh saja," kata Iskandar DJ.

SUMBER: KOMPAS.com (Pengungsi: Hadi Maulana | Editor: Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com