Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bencana Tanah Bergerak Landa Purabaya Sukabumi, Bangunan Retak-retak, Fondasi Geser, hingga Rumah Panggung Miring

Kompas.com - 05/02/2020, 17:21 WIB
Budiyanto ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sejumlah rumah dan fasilitas umum di Kampung Batugede, Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, Sukabumi, Jawa Barat, mengalami kerusakan pada dinding dan lantai serta batu fondasi.

Kerusakan bangunan ini diduga akibat pergerakan tanah yang sudah berlangsung beberapa tahun lalu.

Namun, warga mulai merasakan dampak kerusakan yang lebih parah pada awal Januari 2020 ini.

Baca juga: Bangunan SDN di Kaki Gunung Walat Lantainya Retak-retak, Diduga karena Tanah Bergerak

"Awalnya pintu depan sulit dibuka dan ditutup. Terus batu fondasi bergeser sehingga rumah miring," ungkap seorang warga, Jaenudin (50), saat ditemui Kompas.com di rumah panggungnya, Rabu (5/2/2020).

Jaenudin menuturkan, seingatnya, kejadian rumahnya mulai miring itu mulai diketahui sekitar tiga tahun lalu.

Baca juga: Jalan di Lokasi Tanah Bergerak Sukabumi Makin Rusak, Pengendara Harus Hati-hati

Sejak rumah panggungnya dibangun pada 2012, tidak pernah ada kerusakan yang dialaminya seperti sekarang.

"Saya akhirnya memperbaiki kerusakan sendiri. Tapi, kalau pintu tetap saja sulit kalau dibuka atau ditutup meski sudah diperbaiki," tutur dia.

"Dan ternyata kerusakan rumah ini dialami keluarga dan tetangga yang lainnya," sambung Jaenudin sambil menunjuk ke beberapa rumah yang mengalami kerusakan.

Baca juga: Akibat Tanah Bergerak dan Lapuk, Bangunan SD Negeri di Sukabumi Rusak

 

Tanah ambles sekitar 100 meter

Warga menunjukan tanah ambles di Purabaya, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (5/2/2020)KOMPAS.COM/BUDIYANTO Warga menunjukan tanah ambles di Purabaya, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (5/2/2020)
Selain menunjukkan sejumlah bangunan rumah tetangganya yang rusak, Jaenudin juga memperlihatkan lokasi tanah ambles.

Lokasi tanah ambles ini berada sekitar 10 - 20 meter di belakang rumahnya.

Lahan kebun ini ambles memanjang sekitar 100 meter dari belakang rumah hingga ke lahan bekas lapangan.

Kedalaman amblesannya bervariasi hingga ada yang mencapai sekitar 2 meter.

Baca juga: Kronologi Fenomena Tanah Bergerak di Cianjur: Pematang Sawah Bergeser, Penduduk Diungsikan

"Ini lahan sebelumnya lapangan. Sudah beberapa tahun ditanami pohon. Tanah ini awalnya rata, tapi sekarang ambles sekitar satu meter dan ini terus memanjang hingga ke belakang rumah kami," kata Jaenudin.

Warga lainnya, Abah Aja (80) mengakui melihat perubahan lahan hingga ambles di sekitar rumahnya tersebut beberapa tahun lalu.

Karena biasanya rutin melintas lahan tersebut untuk mencari rumput.

"Awalnya kalau saya berjalan melintas lahan ini tidak sulit. Sekarang susah dilintasi karena ambles dan jadi khawatir," aku Aja yang juga ikut mengantar Kompas.com ke lokasi lahan yang ambles.

Baca juga: Tanah Bergerak di Cianjur, 1 Rumah Rusak Berat hingga Sawah Gagal Tanam

 

BPBD menunggu pendataan Badan Geologi

Sebuah mobil angkutan umum sempat tidak kuat melintasi tanjakan di lokasi tanah bergerak Jalan Sukabumi-Sagaranten, Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (16/1/2020).KOMPAS.COM/BUDIYANTO Sebuah mobil angkutan umum sempat tidak kuat melintasi tanjakan di lokasi tanah bergerak Jalan Sukabumi-Sagaranten, Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (16/1/2020).
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi di Kecamatan Purabaya, Yanto mengatakan hasil pendataan sementara dari lokasi tanah bergerak di Kampung Batugede berdampak terhadap 49 rumah yang dihuni 49 kepala keluarga (KK).

"Hasil pengecekan sementara 12 Januari lalu ada empat rumah dengan kategori rusak berat. Dan sudah dilaporkan ke BPBD," kata Yanto dalam pesan whatsapp diterima Kompas.com Rabu (5/2/2020).

Baca juga: Bencana Tanah Bergerak di Trenggalek, Belasan Rumah Retak-retak

Kepala Seksi Pencegahan BPBD Kabupaten Sukabumi Nanang Sudrajat menuturkan pihaknya sudah mengirimkan surat permohonan penyelidikan atau pengecekan lokasi terindikasi tanah bergerak ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi.

"Kami masih menunggu tim PVMBG untuk mengkaji ke lokasi sebagai langkah tindakan berikutnya. Surat permohonan sudah kami kirimkan," jawab Nanang dihubungi melalui telepon, Rabu sore.

Baca juga: Masih Ada Potensi Bencana Tanah Bergerak yang Ancam Warga Sukabumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com