Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Ekor Pesut Mati di Sungai Mahakam Selama 2019

Kompas.com - 16/01/2020, 18:44 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Sebanyak lima mamalia khas Kalimantan Timur, pesut mahakam (Orcaella brevirostris) dilaporkan mati sepanjang 2019.

Data itu berdasarkan laporan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dan Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI).

Kematian awal ditemukan pada April 2019 di Loa Haur Kabupaten Kutai Kartanegara. Selanjutnya ditemukan kembali pada September 2019 di Tering Kabupaten Kutai Barat.

Penemuan lain pada September 2019 oleh warga di hilir Sungai Mahakam dan penemuan terakhir pada Oktober 2019 perairan hulu Kota Bangun, Kutai Kartanegara.

Baca juga: Aktivitas Batu Bara Hancurkan Kawasan Pakan Pesut Mahakam

Kepala BKSDA Kaltim, Sunandar mengatakan dari lima ekor yang mati, hanya satu ekor yang bisa diidentifikasi alasan kematian.

Empat lainnya ditemukan membusuk sehingga tim kesulitan mendeteksi penyebab kematian.

"Hanya satu yang didapat hasilnya kena jaring tangkap ikan. Tiga lainnya tak bisa diidentifikasi dokter hewan karena busuk. Satu ekor dilaporkan warga mati, tapi tidak ada foto kejadian kami belum temukan bangkainya," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/1/2020).

Menurut Sunandar, ancaman bagi pesut adalah penggunaan jaring dan potas para nelayan di sepanjang Sungai Mahakam.

Baca juga: Habitat Makin Rusak, Pesut Mahakam Terancam Punah

Selain itu ada ancaman lain seperti lalu lintas pengangkutan batu bara dan limbah perusahaan yang mencemari habitat pesut di Sungai Mahakam.

Ilustrasi pesut NET Ilustrasi pesut

Sejauh ini populasi Pesut, kata Sunandar berkisar dari 81-85 ekor sepanjang Sungai Mahakam.

Karena, sepanjang 2019 hewan mamalia ini mati lima sehingga jumlah populasi saat ini berjumlah 81 ekor yang berada di perairan Sungai mahakam.

“Jadi saat ada yang mati, yang lain melahirkan. Jadi relatif stabil," kata dia.

Sunandar mengklaim untuk ancaman jaring penangkap ikan mulai menurun karena sebagian nelayan sudah sadar akan perlindungan terhadap pesut.

Menurut dia, lalu lintas kendaraan kapal ponton angkut batu bata pun turut mengganggu.

Baca juga: Merekam Pesut Mahakam yang Langka

Hanya saja, belum ada identifikasi pesut mati karena terbentur, tertabrak atau pun kena baling- baling.

“Sejauh ini, habitat mereka ke sungai kecil atau anak sungai ke bagian hulu sungai. Pesut bahkan sudah menghindari di Sungai Mahakam,” jelasnya.

“Pesut sering bermain di simpangan Kedang Kepala dan Kedang Rantau, Kutai Barat,” sambungnya.

Saat ini pihaknya tengah mendorong pemerintah daerah membuat zonasi bagi areal-areal bermain Pesut Mahakam untuk menjaga habibat bermain mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com