Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Angin Monsun Asia, Warga Ikat Rumah pada Pohon

Kompas.com - 12/01/2020, 07:44 WIB
Junaedi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Untuk mengantipasi datangnya dampak angin Monsun Asia berupa angin kencang dan hujan lebat yang diperkirakan akan melintasi Sulawesi Selatan dan sekitarnya pada 10 hingga 12 januari 2020, warga pesisir pantai di Polewali Mandar menopang rumah-rumah mereka dengan batang bambu hingga menambatkannya dengan tali pada pohon.

Upaya itu dilakukan agar rumah mereka tidak tumbang diterjang angin.

“Diikat tali itu maksudnya agar rumah tidak roboh saat diterjang angin kencang,” jelas Alif, warga Kampung Ujung, Polewali Mandar, kepada Kompas.com, Sabtu (11/1/2020).

Bangsawan, warga Kampung Ujung lainnya menyebutkan, hampir semua warga pesisir pantai menopang atau mengikat rumah mereka dengan tali dari empat sisi, lalu menambatkannya pada pohon.

Baca juga: Monsun Asia Berdampak Cuaca Ekstrem di Sumedang hingga Februari, BPBD Imbau Warga Waspada

Penghuni rumah berharap rumahnya kelak bisa selamat dari terjangan badai dan angin kencang.

“Hampir semua rumah warga di sini ditopang atau diikatkan dengan tali pada sebuah pohon agar tidak roboh diterjang angin,” jelas Bangsawan.

Sementara para nelayan kini terpaksa berhenti melaut sementara karena khawatir dengan terjangan angin Monsun Asia disertai hujan deras. Mereka telah menambatkan perahu mereka ke bibir pantai sejak sepekan terakhir.

 

Antisipasi Monsoon Rumah Warga Ditopang Bambu Hingga Ditambatkan di PohonKOMPAS.COM/JUNAEDI Antisipasi Monsoon Rumah Warga Ditopang Bambu Hingga Ditambatkan di Pohon

Seperti yang dilakukan Wahab, nelayan asal Kelurahan Sulewatang. Ia mengaku sudah sepekan menarik perahunya ke daratan untuk mengantisipasi datangnya angin Monsun Asia.

Karena tak punya keahlian lain, Wahab hanya membenahi perahunya dan peralatan tangkap ikan selama menganggur.

Wahab menyebutkan, kondisi cuaca laut sepekan terakhir buruk sehingga mebahayakan nelayan, terutama nelayan yang menggunakan kapal kecil karena rawan dipermainkan gelombang dan angin kencang.

BMKG menyebutkan, angin Monsun Asia bergeser dari Selat Karimata menuju Sulawesi Selatan.

Fenomena angin Monsun Asia sendiri disebabkan adanya pergerakan massa udara basah (MGO) di Samudera Hindia yang mengarah di Timur Indonesia.

Baca juga: Monsun Asia, Lampung Waspada Gelombang Laut 4 Meter dan Curah Hujan Tinggi

Angin Monsun Asia mengakibatkan pertumbuhan awan yang sangat intensif dan mempengaruhi kecepatan angin cukup ekstrem hingga 31 knot.

Puncak angin Monsun di Sulsel diperkirakan terjadi pada 10 hingga 12 Januari mendatang yang berakibat curah hujan tinggi dan angin kencang yang berpotensi memicu banjir besar dan longsor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com