Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pedagang Kopi Ditembak di Tol Padalarang | 3 Mahasiswa Unsika Tewas Terjebak di Goa Lele

Kompas.com - 24/12/2019, 06:30 WIB
Candra Setia Budi

Editor

"Ketiganya dalam keadaan meninggal dunia," kata Deden dalam keterangan tertulis, Senin.

Baca juga: 3 Mahasiswa Unsika yang Terjebak di Goa Lele Ditemukan Tewas

 

3. Pelaku pembunuh mahasiwi Bengkulu tewas bunuh diri

Polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku pembunuh mahasiswi Universitas Bengkulu bernama Wina Mardiana (20), yang ditemukan tewas terkubur di belakang kosnya.

Pelaku yakni Paidi (29), yang merupakan penjaga tempat korban tinggal, Paidi ditangkap di kampung halamannya di Desa Tanjung Alam, Kecamatan Lintang Kanan, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, saat akan ditangkap pelaku berupaya melakukan aksi bunuh diri.

Paidi yang terluka segera dilarikan ke RS Bhayangkara, Bengkulu, untuk mendapatkan perawatan.
Kondisi Pardi kritis, bahkan ia sempat mendapatkan bantuan pernapasan oleh medis.

"Sabtu (21/12/2019) sekitar pukul 21.40 WIB, tersangka pembunuhan Wina atas nama Paidi meninggal dunia. Sudah dilakukan upaya oleh tim medis, namun tidak tertolong,” kata Kasat Reskrim Polres Bengkulu AKP Indramawan Kusuma Trisna, Sabtu (21/12/2019).

Baca juga: Tragedi Pembunuhan Mahasiswi di Bengkulu, Berawal dari Motor yang Ditabrak dan Pelaku Tewas Bunuh diri

 

4. Siswi pesantren yang juga ibu bayi dalam ember sulit diajak bicara

AF Siswi Pondok Pesantren di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan terduga ibu dari bayi laki laki yang ditemukan meninggal dunia di dalam ember sedang menjalani perawatan.KOMPAS.COM/DONI AF Siswi Pondok Pesantren di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan terduga ibu dari bayi laki laki yang ditemukan meninggal dunia di dalam ember sedang menjalani perawatan.

Kasatreskrim Polres Magetan AKP Sukatni mengaku, pihaknya kesulitan untuk meminta keterangan AF (20), santri di pondok pesantren di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, dalam kasus mayat bayi dalam tumpukan pakaian di ember.

Saat diperiska, AF lebih banyak diam dan enggan menjawab pertanyaan penyidik.

"Nutup semua, susah dimintai keterangan,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (22/12/2019).

Selain memeriksa AF, pihaknya juga telah meminta keterangan enam orang saksi baik dari pengurus pondok pesantren maupun siswi pondok yang mengetahui peristiwa tersebut.

Baca juga: Kasus Mayat Bayi Dalam Ember, Siswi Pesantren yang Juga Ibu Bayi Baru 6 Bulan Mondok

5. Kapolda Papua: kerusuhan di Yahukimo karena ulah polisi

Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw ketika memeriksa personel Polres Mimika usai memimpin apel, Senin (23/12/2019)IRSUL PANCA ADITRA Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw ketika memeriksa personel Polres Mimika usai memimpin apel, Senin (23/12/2019)

Rabu (18/12/2019) lalu, seorang anggota Brimob dari Mapolda Riau yang ditugaskan ke Papua, bernama Brigadir Hendra Saut Sibarani, tewas setelah dianiaya sekelompok massa di depan Toko Cahaya Yahukimo saat melintas jalur 1 hendak ke arah pos Brimob.

Selain anggota Brimob yang tewas, ada seorang anggota polisi yang juga menderita luka, yakni Bripda Agustinus Nabu (19) dan warga sipil, Nikolaus Ribo Situr (31).

Pasca kejadian itu, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengingatkan anggota di jajaran Polres Mimika danBKO Brimob untuk tidak bertindak arogan dalam menangani masalah dan tidak bertindak arogan kepada masyarakat.

"Jangan sering menggunakan kekerasan, kejadian di Yahukimo itu akibat dari ulah anggota. Bukan menegur dengan kata-kata, tetapi dengan kekerasan sehingga oknum masyarakat tidak menerima," kata Paulus, ketika memimpin apel di halaman Mapolres Mimika, Senin (23/12/2019).

Baca juga: Kapolda Papua Sebut Kerusuhan di Yahukimo yang Telan Korban Jiwa karena Ulah Polisi

Sumber: KOMPAS.com (Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra, Farida Farhan, Sukoco, | Editor : Setyo Puji, David Oliver Purba, Aprilia Ika, Rachmawati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com