Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Polisi di Lamongan yang Dirikan Jasa Antar Jemput Gratis Siswa Yatim Piatu

Kompas.com - 03/12/2019, 06:45 WIB
Hamzah Arfah,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Aipda Purnomo, polisi yang juga pentolan komunitas sosial Berbagi dengan Ikhlas (Berkas) terinspirasi untuk memberikan jasa antar jemput gratis bagi siswa yatim piatu.

Selama ini, sejumlah siswa yatim piatu kesulitan untuk berangkat menuju sekolah, lantaran menempuh jarak cukup jauh dan tidak memiliki sarana sepeda.

Keadaan tersebut membuat Purnomo kemudian mencetuskan membuat ojek sekolah bagi anak yatim piatu secara gratis yang diberi nama Ojek Gratis dan Uang Saku (OGUS).

Jasa antar jemput ini untuk waktu berangkat dan pulang sekolah.

Layanan sukarela ini menggunakan kendaraan berupa enam unit motor.

"Sebenarnya usaha ini sudah kami lakukan mulai 25 November 2019 kemarin, dengan kami dibantu oleh enam unit motor yang disumbang oleh para donatur. Alhamdulillah, kami hingga kini bisa mengantar-jemput setidaknya 8 siswa yatim-piatu setiap hari," ujar Purnomo saat dihubungi, Senin (2/12/2019).

Anggota Satuan Lalu Lintas Polres Lamongan yang berdinas di Polsek Babat ini menjelaskan, untuk saat ini OGUS baru dapat melayani beberapa orang siswa yatim piatu yang ada di tiga kecamatan.

Sebab, kendaraan dan tenaga ojek masih terbatas. Baru sebatas di Kecamatan Modo, Babat, serta Kedungpring.

"Mohon maaf, karena tenaga dan unit kendaraan masih terbatas, jadi belum semua dapat terlayani. Namun ini Alhamdulillah, ada tambahan lagi dari donatur satu sepeda motor dan satu tossa (kendaraan bermotor roda tiga), mungkin minggu depan sudah mulai bisa digunakan," kata Purnomo.

Dia optimistis tambahan kendaraan yang disumbang oleh para donatur dapat lebih banyak melayani siswa yatim piatu untuk berangkat ke sekolah.

Sementara, tenaga pengantar atau tukang ojek yang mengantar anak-anak, berasal dari anggota yayasan komunitas sosial Berkas, terutama para guru swasta.

Angkutan bagi guru

Purnomo mengatakan, antar jemput siswa yatim piatu bukan satu-satunya tujuan.

Program sukarela ini juga sekaligus membantu para guru swasta yang kebanyakan tidak mampu membeli sepeda motor.

"Ide pertama kami, selain ingin mengantar anak yatim piatu ke sekolah, kami juga ingin memberikan fasilitas kepada para guru swasta, dalam hal ini anggota Berkas yang kebanyakan tidak mampu membeli sepeda motor atau sepeda motornya yang sudah usang, tapi belum mempunyai uang untuk membeli unit yang baru," kata dia.

Menurut Purnomo, guru-guru honorer tersebut boleh menggunakan sepeda motor, dengan syarat mau memberikan layanan jasa antar jemput siswa yatim piatu ke sekolah.

Untuk sepeda motor, Purnomo mengatakan, karena statusnya sumbangan dari para donatur dan menjadi inventaris komunitas, maka hanya akan dipinjam oleh guru dan anggota komunitas.

Ibu guru Miftah, saat bertugas mengantar siswa yatim-piatu berangkat ke sekolah.Dok. Yayasan Berkas Ibu guru Miftah, saat bertugas mengantar siswa yatim-piatu berangkat ke sekolah.
Bensin dari tunjangan jabatan polisi

Bantuan yang diberikan belum selesai meski sepeda motor telah dipinjamkan kepada para guru dan anggota komunitas.

Purnomo rela menghabiskan salah satu uang tunjangannya untuk membiayai bahan bakar motor yang digunakan anggota komunitas.

"Kebetulan saya sekarang menjabat sebagai Panit Lantas Polsek Babat, sehingga uang tunjangan jabatan inilah yang saya pakai untuk beli BBM dan uang saku kepada para siswa yatim piatu yang diantar-jemput," tutur Purnomo.

Selain mendapat layanan antar jemput, para siswa yatim piatu tersebut juga mendapatkan uang saku.

Setiap orang mendapat uang saku per hari Rp5.000.

Uang ini sengaja diberikan, guna memotivasi para siswa untuk semakin giat belajar dan menuntut ilmu di sekolah.

Menurut Purnomo, banyak juga di antara para guru yang menjadi tukang ojek itu malah memberikan biaya yang seharusnya untuk bensin motor mereka, untuk uang saku anak yatim piatu.

"Karena mereka mengaku sudah bersyukur mendapatkan pinjaman sepeda motor ke sekolah, meski harus menjadi ojek bagi para siswa yatim piatu," kata Purnomo.

Sementara, untuk proses perbaikan sepeda motor apabila mengalami kerusakan minor ataupun ganti oli, menurut Purnomo, sudah ada pihak donatur atau bengkel yang bersedia membantu tanpa dikenakan biaya sepeserpun.

Selain Purnomo, beberapa sosok lain yang terlibat dalam OGUS bagi siswa yatim piatu saat ini adalah Jiono (guru), Wahyudi, Sulis, Wahab (guru), dan juga seorang ibu guru bernama Miftah.

"Semoga kegiatan ini bisa mendukung progam pemerintah dalam hal wajib belajar. Meskipun  tidak seberapa, tapi kami pengin bisa berbuat demi sesama," kata Purnomo.

Baca juga: Ucapan Terima Kasih dan Doa Wawan untuk Pembaca Kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com