Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Pengolahan Etanol Dibuang ke Bengawan Solo, Ini Upaya Mengatasinya

Kompas.com - 29/11/2019, 23:06 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

 

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo berencana membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara komunal untuk mengatasi permasalahan limbah industri pengolahan etanol (alkohol) di daerah tersebut.

Selama ini, tidak sedikit pelaku industri pengolahan etanol yang langsung membuang limbah sisa produksi ke aliran Sungai Bengawan Solo.

Alhasil, limbah tersebut membuat air Bengawan Solo menjadi tercemar.

Baca juga: Menteri LHK Minta Tim Usut Pencemaran Sungai Bengawan Solo

Kepala DLH Sukoharjo Agustinus Setiyono mengatakan, rencana pembuatan IPAL komunal tersebut dilakukan pada 2020 dengan menggunakan dana bersumber Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

"Pembuatan IPAL komunal kita buat kalau tidak 2020, 2021. Rencana kita ajukan ke APBN," kata Agustinus ditemui seusai Sarasehan Kamtibmas di Mapolres Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (29/11/2019).

Pembuatan IPAL komunitas tersebut rencana dibangun di Desa Ngombakan, Kecamatan Polokarto. Hal tersebut karena di daerah tersebut banyak industri pengolahan etanol.

"Ini (IPAL komunal) untuk menampung sementara limbah hasil produksi etanol. Diolah di situ kemudian baru dibuang ke Bengawan Solo," ungkap Agus.

Agus menyebutkan, di Sukoharjo ada seratusan industri pengolahan etanol yang tersebar di wilayah Mojolaban dan Polokarto. Mereka sudah lama beroperasi.

Sejauh ini, ungkap Agus, pemerintah telah memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap para pelaku industri rumah tangga produksi etanol yang ada di Sukoharjo.

Meski industri pengolahan etanol Sukoharjo sempat disorot diduga mencemari Bengawan Solo, Agus mengatakan, bahwa pencemaran Sungai Bengawan Solo tersebut tidak sepenuhnya dari limbah pengolahan etanol.

Tetapi, juga disebabkan adanya kegiatan home industri di sejumlah daerah yang dialiri Sungai Bengawan Solo.

"Artinya, limbah yang mencemari Sungai Bengawan Solo itu tidak hanya dari Sukoharjo. Di Solo juga ada pengolahan industri kecil," ungkap Agus.

Baca juga: Limbah Ciu, Tekstil, hingga Kotoran Babi Cemari Bengawan Solo, Air Jadi Hitam Pekat

Perwakilan pelaku industri pengolahan etanol dari Polokarto, Sri Purnomo mengatakan, di Polokarto ada 92 home industry pengolahan etanol. Jumlah itu tersebar di empat desa.

"Sejak dulu sudah memiliki IPAL. Tapi sekarang sudah tidak maksimal. Baku mutu limbah juga kurang tahu," ungkapnya.

Pelaku industri pengolahan etanol Mojolaban, Sabariono menambahkan, di Mojolaban ada 50 home industri pengolahan etanol. Di sana, katanya sudah ada IPAL dibuat pada tahun 2012 dan sudah dioperasikan.

Selama lama ini limbah home industri pengolahan etanol di Mojolaban diolah menjadi pupuk organik cair untuk perbaikan struktur tanah. Pupuk organik tersebut bernama ciunik.

"Pupuk organik ini sudah dinyatakan terbaik diantara pupuk-pupuk organik yang lain. Namun, kendalanya peminatnya, pasarnya, masih perlu bantuan dari pemerintah. Yang jelas limbah pengolahan etanol di Mojolaban sudah ditangani dengan baik," tutur dia.

Terpisah, Kapolres Sukoharjo, AKBP Bambang Yugo Pamungkas menyampaikan, bahwa sarasehan kamtibmas tersebut bertujuan untuk membangun sinergitas antara pengusaha, masyarakat, dan pemerintahan.

Adapun peserta yang hadir dalam acara tersebut berasal dari unsur pemerintahan, asosiasi pengusaha, pelaku industri pengolahan etanol, perwakilan masyarakat, mahasiswa dan pelaku industri yang ingin serta baru akan mengembangkan usahanya di Sukoharjo.

"Kegiatan ini agar semua singkron antara pemerintah dengan pelaku industri yang ada di Sukoharjo. Kami TNI/Polri untuk mengawal," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com