Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Ledakan Bom di Polrestabes Medan | Djaduk Meninggal di Pangkuan Istri

Kompas.com - 14/11/2019, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Ledakan yang diduga berasal dari bom terjadi di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019).

Ledakan ini diduga kuat akibat bom bunuh diri. Seorang terduga pelaku tewas dengan luka parah di bagian perut.

Berita lain yang banyak mendapat perhatian dari pembaca adalah meninggalnya seniman Djaduk di pangkuan istrinya.

Djaduk Ferianto meninggal karena serangan jantung pada Rabu (13/11/2019) sekitar pukul 02.30 WIB. Jenazah seniman Djaduk Ferianto dimakamkan di pemakaman keluarga Sembungan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.

Berikut lima berita popupler nusantara selengkapnya:

 

1. TNI adu jotos dengan polisi di jalan

Seorang polisi dan dua anggota TNi terlibat adu jotos di Palembang, Sumsel.Tangkapan layar Instagram Seorang polisi dan dua anggota TNi terlibat adu jotos di Palembang, Sumsel.
Sebuah video berdurasi 30 menit memperlihatkan seorang polisi adu jotos dengan dua pria berpakaian sipil.

Video tersebut diambil di kawasan Bliyu, Kelurahan Lawang Kidul, Kecamatan Ilir Timur III, Palembang.

Dua pria tersebut ternyata anggota TNI berinsial Serda AN dan Serda BF yang menggunakan pakain preman. Sementara polisi adalah Bripda NF yang bertugas di Mapolresta Palembang.

Kabid Humas Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Supriadi ketika dikonfirmasi menjelaskan kejadian tersebut dilatarbelakangi selisih paham saat berkendara di lokasi kejadian

Bripda NF tak mengetahui bahwa dua pria tersebut adalah anggota TNI karena menggunakan pakaian preman.

 

2. Ledakan di Polrestabes Medan

Polisi berjaga pascaledakan yang diduga bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumut, Rabu (13/11/2019). Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen M Iqbal mengonfirmasi bahwa jumlah sementara korban luka-luka dalam peristiwa ledakan bom tersebut berjumlah 6 orang.ANTARA FOTO/IRSAN MULYADI Polisi berjaga pascaledakan yang diduga bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumut, Rabu (13/11/2019). Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen M Iqbal mengonfirmasi bahwa jumlah sementara korban luka-luka dalam peristiwa ledakan bom tersebut berjumlah 6 orang.
Ledakan yang diduga berasal dari bom terjadi di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019).

Ledakan ini diduga kuat akibat bom bunuh diri. Seorang terduga pelaku tewas dengan luka parah di bagian perut..

Terduga pelaku bom bunuh diri diduga hendak mengincar polisi yang bertugas. Sebab, pelaku tidak mengarah ke kerumunan warga yang sedang mengurus SKCK di Mapolrestabes Medan, tetapi ke pihak kepolisian.

"Terduga pelaku mengarah ke utara ke gedung seksi Propam, diduga menyasar personel polisi. Namun, sebelum pelaku sampai tempat ia tuju, sudah terjadi ledakan," kata jurnalis Kompas TV Ferry Irawan.

Baca juga: Ledakan Bom Terjadi di Polrestabes Medan

 

3. Djaduk meninggal dunia di pangkuan istri

Peti jenazah Djaduk Ferianto saat dibawa keluar dari rumah duka. Jemazah Djaduk Ferianto selanjutnya dibawa ke Padepokan Seni Bagong Kussudiardja untuk disemayamkan.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Peti jenazah Djaduk Ferianto saat dibawa keluar dari rumah duka. Jemazah Djaduk Ferianto selanjutnya dibawa ke Padepokan Seni Bagong Kussudiardja untuk disemayamkan.
Seniman Djaduk Ferianto meninggal dipangkuan istrnya karena serangan jantung pada Rabu (13/11/2019) sekitar pukul 02.30.

Hal tersebut diceritakan Butet Kartaredjasa saat ditemui Kompas.com di rumah duka.

"Djaduk meninggal dunia di pangkuan istrinya," ucap Butet.

Menurut dia, keluarga tidak mengetahui penyebab serangan jantung tersebut. Namun, memang pada hari-hari terakhir ini Djaduk sangat sibuk beraktivitas.

"Yang pasti di hari-hari terakhir ini Djaduk sangat sibuk untuk latihan musik dan sedang menyiapkan Ngayogjazz yang akan dilaksanakan tanggal 16 November di Godean," kata Butet.

Baca juga: Butet Kartaredjasa: Djaduk Meninggal Dunia di Pangkuan Istri

 

4. Detik-detik pelaku ledakan diri

Polisi memasang garis polisi untuk membatasi warga yang melihat penggeledahan di rumah Rabbial di Gang Melati Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan pada Rabu sore (13/11/2019). Sejumlah barang kemudian dibawa polisi dari dalam rumah bernomor 212 c tersebut.KOMPAS.COM/DEWANTORO Polisi memasang garis polisi untuk membatasi warga yang melihat penggeledahan di rumah Rabbial di Gang Melati Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan pada Rabu sore (13/11/2019). Sejumlah barang kemudian dibawa polisi dari dalam rumah bernomor 212 c tersebut.
Terduga pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan diduga sempat melawan petugas sebelum meledakan diri, Rabu (13/11/2019), pukul 08.30 WIB.

Saat itu, petugas jaga mencoba memeriksa pelaku yang datang berjalan kaki menggunakan jaket pengendara ojek online.

"Saat dicegah, dia melakukan perlawanan dan langsung melarikan diri ke dalam, melakukan ledakan di kantin atau sebelah gedung Kabag Ops Polrestabes Medan," kata jurnalis Kompas TV, Bahri Nasri, dalam siaran langsung Kompas TV, Rabu (13/11/2019).

Sementara itu, akibat ledakan tersebut, sejumlah polisi mengalami luka-luka dan segera dibawa ke rumah sakit terdekat.

"Dari ledakan sejumlah polisi luka, di antaranya berpangkat kompol," ujar Bahri.

Baca juga: Detik-detik Pelaku Melawan Petugas dan Meledakan Diri di Polrestabes Medan

 

5. Masyarakat diminta keluar kecuali ojol

Jones (19) saksi mata ledakan bom di Polrestabes Medan Rabu pagi tadi (19/11/2019). Menurutnya, saat semua orang di ruang pengurusan SKCK disuruh keluar, ada suara orang meminta supaya ojek online tidak keluar.KOMPAS.COM/DEWANTORO Jones (19) saksi mata ledakan bom di Polrestabes Medan Rabu pagi tadi (19/11/2019). Menurutnya, saat semua orang di ruang pengurusan SKCK disuruh keluar, ada suara orang meminta supaya ojek online tidak keluar.
Jones (19) warga yang ada di lokasi bom bunuh diri mendengar ledakan keras dari jarak sekitar 20 meter tempat duduknya.

Saat itu banyak orang yang sedang mengurus SKCK.

"Tiba-tiba terdengar ledakan keras sekali, telinga saya berdengung, sakit sekali," katanya.

Tak menunggu lama, polisi memerintahkan agar semua orang yang sedang mengurus SKCK pergi meninggalkan lokasi.

Menurutnya, saat itu warga ketakutan dan berlari ke sana kemari. "Kami langsung berhamburan semua, keluar. Kami dievakuasi meninggalkan lokasi," katanya.

Saat itu seorang polisi meminta agar pengemudi ojek online untuk tetap berada di tempat.

"Waktu evakuasi, polisi bilang masyarakat yang mau urus SKCK harus keluar. Yang ojol, jangan keluar. Semua keluar, kecuali ojol. Begitu bilangnya. Mana tau itu kawannya kan," katanya.

Apa yang terjadi selanjutnya dia tidak tahu. Dia langsung keluar dari Polrestabes Medan.

"Saya tak sempat menghitung ada berapa ojol di situ, Karena sekilas saja. Ada lah tadi dua orang ojol di situ," katanya.

Baca juga: Saksi Mata Bom Bunuh Diri: Masyarakat yang Urus SKCK Diminta Keluar, Kecuali Ojol

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Aji YK Putra, Wijaya Kusuma, Dewantoro | Editor : Robertus Belarminus, David Oliver Purba, Khairina, Michael Hangga Wismabrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com