BANDA ACEH, KOMPAS.com – Nasrullah (45) sudah tiba di Gedung Anjong Mon Mata Banda Aceh, pada Selasa (12/11/2019) pagi.
Dia sengaja bergegas hadir dan tak masuk kerja untuk sehari ini.
“Mau ikut screening talasemia” ujar Nasrullah dengan bersemangat.
Bagi Nasrullah, screening ini menjadi penting untuk anak perempuannya yang berusia 7 tahun.
Pasalnya, sang kakak dari anak perempuan itu adalah seorang penyintas talasemia, penyakit kelainan darah turunan yang ditandai oleh adanya sel darah merah yang abnormal.
Dengan demikian, menjadi perlu bagi Nasrullah untuk mengetahui kondisi anaknya yang lain.
“Selama ini memang kondisinya baik, tidak menunjukkan ciri seperti abangnya. Tapi saya perlu tahu, apakah ia juga membawa sifat (talasemia), sehingga bisa benar-benar menjaganya hingga dewasa nanti,” kata Nasrullah.
Baca juga: Kisah Dhona Rifana, Penyintas dan Guru Talasemia
Memperingati Hari Kesehatan Nasional ( HKN) yang diperingati setiap 12 November, Yayasan Darah untuk Aceh (YDUA) memberi kesempatan screening gratis bagi 100 keluarga penyintas talasemia di Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
Pemeriksaan ini didukung dan dilakukan oleh Laboratorium Klinik Prodia Cabang Banda Aceh.
YDUA sendiri adalah lembaga yang berkonsentrasi mendampingi para penderita talasemia di Aceh sejak 2012 lalu.
“Kami senang sekali bisa melakukan screening tahun ini dan bertujuan untuk terus meminimalisasi lahirnya thaller-theller baru di Aceh. YDUA bercita-cita ingin menciptakan kondisi zero talasemia di Aceh,” kata Nurjannah Husien, Founder YDUA.