Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2019, 08:39 WIB
Hendra Cipta,
Jessi Carina

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com -Buruknya perekonomian membuat Sapri, istrinya Lena, dan empat anaknya harus rela tinggal di sebuah gubuk berdinding seng bekas mirip kandang ayam, di Jalan Tani, Desa Mega Timur, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Kondisi ekonomi bukan hanya membuat keluarga itu harus tinggal di gubung yang mirip kandang ayam. Masa depan anak tertua dalam keluarga itu juga terenggut, dia sudah putus sekolah.

Kondisi itu juga tengah mengancam si adik yang kini duduk di sekolah menengah pertama kelas VII.

Sebenarnya, keluarga ini merupakan warga Siantan Hulu, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Namun terpaksa pindah ke gubuk itu, setelah rumah yang sebelumnya ditempati dijual bapak mertuanya 2 bulan lalu.

Baca juga: Rumah Dijual Mertua, Keluarga Ini Tinggal di Gubuk Mirip Kandang Ayam dan Anak Putus Sekolah

Ditemui di tempat tinggalnya, Sapri mengatakan mereka masih ingin menempati gubuk itu. Mereka enggan pindah ke rumah susun maupun rumah kontrakan.

Sebab saat ini, dengan bekerja serabutan, dia perlahan mencicil bahan bangunan dan tanah di sekitar gubuk untuk dibangunkan sebuah rumah yang layak ditempati.

"Saya masih kuat kerja. Gubuk ini hanya sementara. Sambil menunggu semuanya cukup, maka akan dibangun sebuah rumah," kata Sapri, Sabtu (12/10/2019).

Sejak rumah asalnya dijual, Sapri mengaku sudah 7 kali pindah kontrakan. Mereka merasa lelah dan bosan pindah-pindah rumah sewaan.

"Tanah ini harganya Rp 7 juta, kalau dibayar lunas. Sementara jika dicicil seharga Rp 10 juta," tuturnya.

Lena bersama anaknya di gubuk berdinding seng bekas mirip kandang ayam di Jalan Tani, Desa Mega Timur, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.KOMPAS.COM/HENDRA CIPTA Lena bersama anaknya di gubuk berdinding seng bekas mirip kandang ayam di Jalan Tani, Desa Mega Timur, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Sementara itu, Lena sang ibu, menceritakan betapa ia kewalahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Suaminya Sapri bekerja serabutan, sementara Lena saban hari mencari sayur pakis dan daun ubi di hutan untuk dijual.

Lena menyebut, keempat anaknya kini masing-masing berusia 15 tahun, 14 tahun, 5 tahun dan 1 tahun. Anak tertuanya sudah putus sekolah sejak 2 tahun lalu, lantaran tidak ada biaya.

Sedangkan, anak keduanya yang masih SMP kelas VII juga terancam putus, karena masalah serupa.

"Sehari-hari, saya ke hutan mencari ubi dan sayur pakis untuk dijual dan dimakan," terangnya.

Pasca viralnya pemberitaan menyoal keluarga tersebut, sejumlah relawan dan komunitas silih berganti mendatangi kediaman mereka. Ada yang membawakan bantuan makanan, ada pula menawarkan pindah ke rumah yang lebih layak.

Baca juga: Fakta Keluarga yang Tinggal di Gubuk Mirip Kandang Ayam, Anak Putus Sekolah hingga Cari Ubi dan Pakis d Hutan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com