Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga yang Rumahnya Rusak Tertimpa Batu Raksasa, Teriak agar Istri Keluar hingga Lari Gendong Anak

Kompas.com - 09/10/2019, 21:12 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Dodi, warga Kampung Cihandeuleum, RT 009 RW 005, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, bercerita saat batu-batu raksasa menghujani kampungnya.

Dodi bercerita, pada Selasa (8/10/2019) sekitar pukul 12.30 WIB terdengar ledakan kencang dari area pertambangan PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS).

Kemudian ia melihat batu-batu itu berjatuhan. Ia yang saat itu tengah berada di luar rumah, agar istrinya keluar rumah.

"Kemudian saya gendong anak saya yang baru berusia lima tahun dan lari sejauh-jauhnya ke tempat aman," kata Dodi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/10/2019).

Baca juga: 7 Rumah dan Sekolah di Purwakarta Rusak Dihujani Batu Besar, Ini Penyebabnya

Akibat terjangan batu-batu raksasa itu, bagian belakang rumahnya rusak parah. Selain rumahnya, enam bangunan lain rusak ringan hingga sedang, termasuk satu gedung sekolah.

"Yang rusak parah ada dua, termasuk rumah saya," katanya.

Jarak kampung tempat ia tinggal memang tak jauh dari area penambangan perusahaan tersebut.

Hanya terpisahkan jalan desa. Penambangan batu oleh perusahaan itu sudah berlangsung lebih dari 20 tahun. Menurutnya, peristiwa ini baru kali ini terjadi.

"Kampung kami tepat di bawah bukit (yang ditambang)," katanya.

Dodi menyebutkan, warga menuntut PT MSS bertanggung jawab atas jatuhnya batu-batu tersebut, di antaranya mengganti kerugian bangunan yang rusak dan menjamin kesehatan warga.

Selain itu, perusahaan itu juga diminta memastikan peristiwa tersebut terulang, karena menyangkut keselamatan warga.

"Jika perusahaan tidak menyanggupi, kami meminta tambang tersebut ditutup," kata Dodi.

Dodi mengungkapkan, musyawarah dengan pihak PT MSS dengan dihadiri pejabat dari instansi terkait sudah dilakukan.

"Mereka akan menyampaikan hasil musyawarah ke atasan mereka," katanya.

Sementara itu, Direktur Teknik PT MSS Bambang, mengatakan, pekerjaan blasting (flying rock) yang dilakukan PT MSS bukan pada area yang batunya menimpa sebagian pemukiman warga.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com