Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Doni Jualan Mi Setan dengan Penghasilan Rp 10 Juta Per Hari, Ikut Kejar Paket C hingga Pernah Terjebak Rentenir

Kompas.com - 08/10/2019, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Doni Nugraha (26) membuka bisnis Mie Setan Cijereh sejak setahun terakhir. Untuk merayakan ulang tahun usahanya yang pertama, Doni membagi-bagikan mi goreng gratis kepada para pelanggannya, kemudian mengirim mi ke panti asuhan.

Doni saat ini memiliki 27 pekerja, yang melayani pembeli Mie Setan Cijereh di Kedai 31, Blok 1 Gang Silih Asih, Cijerah, Cimahi.

Tidak tanggung-tanggung, omzet yang didapatkan oleh Doni berkisar Rp 6 juta hingga Rp 10 juta per hari.

Kepada Kompas.com, Doni mengaku bahwa keputusannya berdagang mi sempat membuat istri dan orangtuanya marah, karena Doni adalah tulang punggung keluarga.

Untuk harga, Doni menjual mi nya seharga Rp 13.500-21.000 per porsi.

Ada banyak menu yang ditawarkan, di antaranya mie original terdiri dari mie, telur, dan pangsit.

Kemudian terdapat menu kornet, keju parut, korju, mozarella yang dibakar, mozanet, telur asin, baso, ceker, dan kikil.

Berikut fakta dari Doni, penjual Mie Setan Cijerah dengan penghasilan Rp 10 juta per hari:

 

1. Ikut kejar paket C

Doni Nugraha pemilik Mie Setan Cijereh memgaku tidak menyelesaikan sekolahnya di SMKN 10 Bandung karena merasa tidak kuat.

Saat akan melanjutkan ke sekolah, ia tidak diterima dibeberapa sekolah. Hingga akhirnya di memutuskan untuk menikuti ujian kejar paket C.

Setelah lulus, dia membantu orangtuanya sebagai distributor oleh-oleh di Bandung.

Usaha orangtuanya bangkrut bersamaan dengan meninggalnya sang ibu. Doni pun mmeilih bekerja di salah satu perusahaan legulator gas.

 

2. Keluar dari perusahaan dengan gaji Rp 15 juta

Ilustrasi uang di dalam cangkir.SHUTTERSTOCK Ilustrasi uang di dalam cangkir.
Doni memutuskan keluar dari perusahaan legulator gas dengan gaji Rp 15 juta dengan alasan tidak betah jadi karyawan.

Keputusannya tersebut sempat ditentang oleh keluarganya karena Doni adalah tulang punggung yang harus menghidupi enam orang, yakni istri, adik-adiknya, dan orangtunya.

Ia kemudian membuka bisnis mie setan dengan gerobak tak jauh dari rumahnya.

Saat awal membuka bisnis, ia dibantu seorang pegawai dan hanya bisa menjual 10 porsi mie setan.

Kala itu, dia pulang ke rumah hanya dengan membawa uang Rp 10.000.

 

3. Terjebak rentenir

Di awal membuka usaha mie setan, Doni menguras tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia juga sempat terjebak pinjaman rentenir dan bebeberapa kali meminjam uang ke mertua.

Keluarganya juga sempat terguncang karena Doni hanya pulang membawa Rp 10.000 setiap hari.

Keadaan semacam itu membuat Doni berinovasi dengan mengembangkan produk dan pemasaran.

Ia pun mulai endorse, jualan online hingga bekerja sama dengan Go Food dan Grab Food.

Setelah lima bulan jatuh bangun, usaha yang dirintis Doni mulai membuahkan hasil.

Mie setan buatannya mulai dipesan oleh banyak orang.

 

4. Rekor antrean 2,5 jam

Mie Setan Cijereh milik Doni mulai dikenal bahkan banyak pemesan berasal dari luar Kota Cimahi.

“Pernah rekor antrean sampai 2,5 jam. Pemesanan sehari sekitar 500-600 porsi,” ucap dia.

Karena kewalahan dengan pesanan yang datang dari Cimahi, Bandung, dan sekitarnya, ia membuka franchise.

Saat ini sudah ada tiga tempat yang menjual mi setan yakni Geger Kalong, M Ramdan, dan Kopo Sayati.

Permintaan franchise pun terus berdatangan. Tak hanya dari Bandung dan sekitarnya. Luar Jabar seperti Jakarta hingga Banyuwangi pun mengajukan franchise.

Namun untuk saat ini, ia akan lebih fokus ke daerah terdekat dahulu.

 

5. Gunakan cabai segar hingga 10 kg

ilustrasi cabaishutterstock ilustrasi cabai
Kebutuhan cabai untuk Mi Setan Cijereh antara 5-10 kg per hari. Cabai tersebut direbus dan diolah secara khusus.

Keunggulan dari mi setan buatan Doni adalah sepedas apapun tidak terasa pahit. Hal itu karena cabai yang digunakan masih baru.

Doni memilih membeli cabai setiap hari agar cabai yang digunakan terjamin kesegarannya.

Cabai sisa tidak digunakan untuk menjaga rasa dan kualitas. Menurut Doni, meskipun baunya tidak berubah, tingkat kepedasan cabai sisa menurun.

Ia pun menjaga kualitas. Jadi meski harga cabai pernah menembus Rp 100.000 per kg, ia tidak mengurangi jumlah atau menaikkan harga.

 

SUMBER: KOMPAS.com Reni Susanti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com