MANADO, KOMPAS.com - Ibu Fanli Lahingide (14), Julian Mandiangan mengatakan, selama ini anaknya tidak memiliki riwayat sakit.
Itu mengapa Julian begitu kaget saat mengetahui anaknya tiba-tiba pingsan dan akhirnya meninggal dunia.
"Anak saya itu pendiam dan rajin ke sekolah. Ke sekolah ayahnya yang selalu antar. Dia juga tidak ada sakit," ujar Julian saat ditemui di rumah duka di kompleks Perumahan Tamara, Kecamatan Mapanget Barat, Manado, Rabu (2/10/2019).
Baca juga: Sakit, Guru yang Menghukum Lari Siswa SMP hingga Tewas Belum Diperiksa
"Anak saya pergi ke sekolah dengan keadaan sehat-sehat dan kembali sudah terbujur kaku," kata Julian menambahkan.
Menurut Julian, hukuman lari yang diterima Fanli sangat kelewatan.
"Kami tidak menerima ini. Apalagi guru yang menghukum anak saya Fanli, pernah juga menghukum anak saya yang tua (Yulita) dengan mencubit sampai biru," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Fanli meninggal pada Selasa (1/10/2019) pukul 08.40 Wita.
Fanli tewas setelah menjalani hukuman lari berkeliling lapangan sekolah oleh guru piket berinisial CS.
Siswa kelas III SMP Kristen 46 Mapanget Barat, Manado, itu sempat meminta izin istirahat karena kelelahan.
Baca juga: Ini Sosok Fanli, Siswa SMP yang Tewas Saat Dihukum Lari oleh Guru di Sekolah
Namun gurunya, CS, tidak mengizinkan Fanli istirahat. Fanli pun terpaksa berlari dalam keadaan kelelahan dan jatuh pingsan.
Fanlil Kemudian dilarikan ke RS AURI. Karena kondisinya sudah kritis, maka dirujuk ke RS Prof Kandou.
Namun belum sampai di RS, Fanli sudah meninggal. (Kontributor Manado, Skivo Marcelino Mandey)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.