Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal Penting Demo Mahasiswa Bandung Rusuh, Tak Ada Korban Tewas hingga Dibubarkan Paksa

Kompas.com - 25/09/2019, 05:51 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Pada Selasa (24/9/2019), ratusan mahasiswa tampak masih bertahan di Jalan Diponegoro Kota Bandung.

Mereka memilih tetap bertahan setelah sejak siang menggelar aksi menolak pengesahan UU KPK dan pembahasan revisi UU KUHP.

Menurut polisi, demo mahasiswa yang berujung rusuh tersebut diduga kuat ditunggangi oleh kelompok Anarko Sindikalis.

Selain itu, polisi menemukan banyak hoaks yang menyebut mahasiswa tewas saat aksi tersebut. Polisi pun menegaskan, berita tersebut adalah tidak benar alias hoaks.

Berikut ini fakta di balik demo mahasiswa Bandung rusuh:

1. Penjelasan polisi terkait hoaks pasca-demo mahasiswa

Ilustrasi polisiKOMPAS.com/Achmad Faizal Ilustrasi polisi

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, banyak hoaks tersebar pasca kericuhan demo mahasiswa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat.

Berita hoaks itu tentang adanya korban meninggal dari mahasiswa usai aksi demo tersebut. Truno memastikan bahwa berita tersebut tidak benar.

"Saat ini sejak tadi malam kita pantau, banyaknya hoaks, atau berita-berita yang tidak benar. Ada korban meninggal dari pihak mahasiswa ternyata hoaks," ujar Truno di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Selasa (24/9/2019).

Baca juga: Polisi Sebut Banyak Hoaks Mahasiswa Tewas Pasca Kericuhan Demo di Bandung

2. Pagar DPRD jebol saat demo mahasiswa

Aksi massa unjuk rasa di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019). Massa aksi unjuk rasa masih bertahan meski polisi telah memukul mundur dengan menembakan gas air mata hingga water cannon.KOMPAS.COM/AGIE PERMADI Aksi massa unjuk rasa di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019). Massa aksi unjuk rasa masih bertahan meski polisi telah memukul mundur dengan menembakan gas air mata hingga water cannon.

Ribuan mahasiswa menjebol pagar Gedung DPRD Jawa Barat, Selasa (24/9/2019). Polisi pun langsung menembakan gas air mata untuk mencegah mahasiswa masuk ke area Gedung DPRD.

Insiden bermula saat massa mulai melempar benda-benda yang ada di jalan ke arah petugas. Tensi semakin memanas.

Namun, tak jelas siapa yang memberikan komando, para mahasiswa langsung melakukan hitung mundur.

"Lima, empat, tiga, dua satu...," ujar para mahasiswa sambil menjebol pagar besi halaman Gedung DRD Jabar dan merangsek masuk.

Baca juga: Mahasiswa di Bandung Jebol Pagar DPRD Jabar, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

3. Diduga disusupi kelompok Anarko Sindikalis

Aksi massa unjuk rasa di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019). Massa tampak melakukan perlawanan dengan melemparkan batu, kayu, hingga botol plastik ke arah aparat kepolisian.KOMPAS.COM/AGIE PERMADI Aksi massa unjuk rasa di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019). Massa tampak melakukan perlawanan dengan melemparkan batu, kayu, hingga botol plastik ke arah aparat kepolisian.

Kerusuhan saat demo mahasiswa di Bandung membuat polisi mencurigai keterlibatan kelompok Anarko Sindikalis.

"Kembali lagi Anarko yang bermain di Bandung, Bandung sangat rawan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (24/9/2019).

Menurut Dedi, kelompok Anarko Sindikalis juga diduga terlibat terkait aksi vandalisme di Gedung DPR.

Baca juga: Polisi Duga Kelompok Anarko Sindikalisme Terkait Ricuh Demo di Bandung

4. Polisi bubarkan paksa demo mahasiswa

Anggota polisi saat memukul mundur demonstran yang melakukan aksi unjuk rasa di Bandung, Selasa (24/9/2019) malam.KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI Anggota polisi saat memukul mundur demonstran yang melakukan aksi unjuk rasa di Bandung, Selasa (24/9/2019) malam.

Dianggap melampau batas waktu unjuk rasa, sekitar pukul 20.20 WIB, polisi memukul mundur lantaran massa mahasiswa.

"Kepada pengunjuk rasa kami perintahkan untuk membubarkan diri. Atas nama undang-undang kami akan melakukan tindakan tegas," kata petugas kepolisian lewat pengeras suara.

Tak berselang lama, petugas langsung bergerak untuk mendorong para demonstran di arah Jalan Diponegoro tepatnya di depan Gedung Sate. Polisi lalu menembakan gas air mata dan water canon untuk membubarkan massa.

Baca juga: Polisi Bubarkan Paksa Demo Mahasiswa di Bandung

5. Sejumlah polisi alami luka-luka

Para demonstran saat memblokadi Jalan Aria Jipang Kota Bandung dalam aksi unjuk rasa, Selasa (24/9/2019).KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI Para demonstran saat memblokadi Jalan Aria Jipang Kota Bandung dalam aksi unjuk rasa, Selasa (24/9/2019).

Truno menjelaskan, ada 9 polisi alami luka-luka akibat kericuhan di halaman DPRD Provinsi Jawa Barat.

"Sebagai anggota Polri harus memiliki jiwa melindungi dan mengayomi saat bertugas khususnya saat mengawal demokrasi kebebasan mengemukakan pendapat masyarakat ataupun kelompok apa pun, hal tersebut dibuktikan saat mahasiswa Bandung turun ke jalan," kata Truno dalam keterangan tertulisnya Selasa (24/9/2019).

Sementara itu, Kapolda Jabar Irjen Polisi Rudy Sufahriadi menyampaikan, sebagai pelayan masyarakat, polisi bertanggung jawab atas situasi kamtibmas.

"Harus diketahui oleh kita bersama tugas kepolisian tidaklah mudah, polisi tetap melaksanakan tugas sebagai pelayan masyarakat dan bertanggung jawab atas segala situasi Kamtibmas di wilayah Jabar," katanya.

Baca juga: Sembilan Polisi Luka-luka dalam Demo Mahasiswa di Bandung

Sumber: KOMPAS.com (Agie Permadi, Dendi Ramdhani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com