CIANJUR, KOMPAS.com – Seorang pria asal Cianjur, Jawa Barat nekat membakar motornya di hadapan polisi di ruas jalan raya Bandung, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (14/09/2019) petang.
Aksi pria berinisial M (20) asal Desa Karangwangi, Kecamatan Ciranjang, Cianjur itu pun langsung viral di lini masa setelah seseorang mengabadikan momen tersebut untuk kemudian mengunggahnya ke media sosial Instagram.
Kejadian reaksi berlebihan saat diberhentikan atau ditilang anggota polisi di jalanan ini tentu menambah daftar panjang kasus serupa yang pernah terjadi diberbagai daerah.
Sebelumnya di daerah BSD Serpong juga viral postingan seorang pria marah dan membentak polisi karena ditilang, lalu merusak dan mempreteli motor yang digunakannya saat itu.
Fenomena apa yang sebenarnya terjadi? Ini kata pengamat.
Baca juga: Viral Seorang Pria Rusak Motornya Sendiri di BSD karena Tolak Ditilang, Ini Penjelasan Polisi
Pengamat komunikasi sosial, Syubanuddin Murom menilai, peristiwa perusakan barang milik pribadi seperti dilakukan pria asal Cianjur itu dapat dikategorikan ke dalam Intermittent Explosive Disorder (IED) atau ketidakmampuan seseorang untuk mengontrol dorongan dalam diri untuk bertindak agresif.
“Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya stres yang sedang dialami dan juga ada faktor pemicu dari lingkungan,” katanya kepada Kompas.com, Kamis (19/09/2019).
Banyaknya kejadian yang berhubungan dengan IED ini menurut Banu, menunjukkan dinamika kehidupan masyarakat yang sedang mengalami banyak tekanan, sehingga tidak menutup kemungkinan akan banyak muncul peristiwa serupa dikemudian hari.
“Pemicunya bahkan oleh hal-hal kecil dan sepele,” ucap akademisi salah satu perguruan tinggi di Sukabumi ini.
Baca juga: Viral Video Pelanggar Lalu Lintas di Cianjur Bakar Motor, Ini Kata Polisi
Kalangan remaja dan generasi muda, dikatakannya punya kecenderungan paling dominan melakukan tindakan yang berkaitan dengan IED tersebut mengingat mereka sedang dalam fase mencari identitas diri.
“Salahsatunya dengan mencari referensi dari berbagai sumber, khususnya dari media massa. Pola meniru dan mengadopsi perilaku dari sumber informasi manjadi tinggi, karena dampak dari media telah memengaruhi sikap dan perilaku seseorang,” tuturnya.
Biasanya perilaku tersebut dilakukan secara spontan, sehingga Banu kurang sependapat dengan asumsi jika perbuatan itu hanya untuk mencari popularitas atau menjadi objek viral di lini masa.
“Kalaupun ada yang niatnya demikian, sebenarnya itu sebagai ekspresi eksistensi diri saja. Hanya biasanya peristiwa terjadi tidak dengan kesengajaan dan perencanaan, tetapi muncul secara spontan, kemudian ada pihak yang memanfaatkan media recorder untuk merekam kejadian dan menginformasikannya kepada orang lain, jadilah gaduh dan viral,” ungkapnya.
Baca juga: Pria yang Bakar Motor karena Ditilang Akhirnya Dipulangkan
Sementara Kapolsek Ciranjang, Kompol Kuslin Burhadi menilai, apa yang dilakukan pelaku sebagai bentuk reaksi emosional yang berlebihan.
Pasalnya, saat diberhentikan petugas, pelaku dalam posisi melanggar aturan karena mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm dan kendaraannya tidak dilengkapi dengan pelat nomor.