Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTAR] Ranjang Habibie Kecil Tersimpan di Parepare | Kabut Asap Warga Sesak dan Demam

Kompas.com - 13/09/2019, 06:39 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Ranjang besi dan lemari kayu milik Habibie kecil masih tersimpan rapi di rumah kelahiran Habibie di Kota Parepare, Sulawesi Selatan.

Habibie lahir di rumah dinas ayahnya, Abdul Jalil Habibie yang saat itu bertugas sebagai PNS Dinas Pertanian.

Sementara di Pekanbaru, kondisi udara di wilayah Kota Pekanbaru kian buruk akibat kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan.

Papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di depan kantor Wali Kota Pekanbaru berada di level tidak sehat.

Dua berita tersebut mendapatkan perhatian banyak para pembaca. Berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:

 

1. Ranjang dan lemari kayu Habibie tersimpan di Parepare

Ranjang besi dan lemari kayu milik Habibie kecil masih tersimpan rapi di rumah kelahiran Habibie di Kota Parepare, Sulawesi Selatan.

Habibie lahir di rumah dinas ayahnya, Abdul Jalil Habibie yang saat itu bertugas sebagai PNS Dinas Pertanian pada 25 Juni 1936.

Rumah itu kini menjadi milik keluarga pejuang Usman Balo. Di rumah itu, pemilik rumah masih menyimpan ranjang dan lemari kayu milik Habibie.

"Kamar Habibie masih seperti dulu. Ranjang dan lemari beliau masih tersimpan rapi," kata Rio Usman Balo, anak pemilik rumah, Rabu (11/9/2019).

Baca juga: Ranjang dan Lemari Kayu Habibie Kecil yang Masih Tersimpan Rapi di Parepare

 

2. Bunuh begal yang akan perkosa pacarnya

Ilustrasi tewas.Shutterstock Ilustrasi tewas.
Malam itu, ZA bersama kekasihnya melintas menggunakan sepeda motor di sekitar ladang tebu di Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Di saat bersamaan, Misnan bersama tiga temannya yang juga mengendarai motor menghadang ZA dan kekasihnya. Mereka membegal ZA.

Misnan memaksa ZA dan pacarnya menyerahkan motor dan barang berharga mereka. Adu mulut terjadi di antara mereka. Misnan kemudian melontarkan niat ingin memprkosa pacar ZA secara bergilir.

ZA yang emosi tidak terima dengan ucapan tersebut dan mengambil pisau yang ada di jok motornya.

Saat perkelahian berlangsung, ZA menusuk dada Misnan. Setelah itu rekan-rekan Misnan melarikan diri dan ZA pulang ke rumahnya.

Baca juga: Cerita di Balik Pelajar SMA Bunuh Begal yang Ingin Perkosa Pacarnya

 

3. Wagub kecewa uang pemprov Rp 1,6 M hilang

Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah mengaku kecewa atas hilangnya uang sebanyak Rp 1,6 miliar milik Pemprov Sumut untuk membayar honor TPAD, Rabu (11/9/2019)KOMPAS.COM/MEI LEANDHA ROSYANTI Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah mengaku kecewa atas hilangnya uang sebanyak Rp 1,6 miliar milik Pemprov Sumut untuk membayar honor TPAD, Rabu (11/9/2019)
Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah menyayangkan hilangnya uang tunai Rp 1,6 miliar milik Pemerintah Provinsi Sumut untuk pembayaran honor Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD).

Hal itu disampaikan Musa saat memimpin rapat bersama para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD).

Musa meminta Inspektorat segera melakukan pemeriksaan internal terhadap pihak-pihak yang terkait supaya diketahui letak kesalahannya dan menjadi pelajaran ke depan.

"Kejadian ini sangat mengecewakan kita semua. Saya minta Inspektorat segera bertindak sehingga semuanya jadi terang dan menjadi pelajaran,” katanya, Rabu (11/9/2019).

Baca juga: Wagub Sumut Kecewa Uang Pemprov Rp 1,6 Miliar Hilang di Tempat Parkir

 

4. Kabut asap kian pekat di Pekanbaru

Kabut asap pekat menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (12/9/2019).KOMPAS.COM/IDON Kabut asap pekat menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (12/9/2019).
Kondisi udara di wilayah Kota Pekanbaru kian buruk akibat kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan.

Papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di depan kantor Wali Kota Pekanbaru berada di level tidak sehat.

Kabut asap ini sudah berdampak pada kesehatan warga. Rata-rata warga mengeluhkan sesak napas.

"Asap ini menyesakkan. Kalau dihirup dada terasa sakit," akui Wati (46), salah seorang warga Jalan Kereta Api, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, saat diwawancarai Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Kabut Asap Kian Pekat di Pekanbaru, Warga Sesak Napas hingga Demam

 

5. Istri wali kota cerita tentang Habibie

Personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) membawa bingkai foto Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie menuju liang lahat saat tiba di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019). BJ Habibie meninggal dunia pada hari Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB setelah menjalani perawatan di RSPAD.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) membawa bingkai foto Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie menuju liang lahat saat tiba di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019). BJ Habibie meninggal dunia pada hari Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB setelah menjalani perawatan di RSPAD.
Ida Ayu Selly Fajarini Mantra, istri Wali Kota Denpasar bercerita detik-detik sebelum berpulangnya BJ Habibie, satu per satu anak, menantu, dan cucu-cucu membisikan sesuatu.

"Detik-detik saat beliau berpulang anak, menantu cucu-cucu bergantian membisikan sesuatu. Saya ada di ruangan saat itu," ujar Selly.

Keluarga Habibie dengan keluarga Mantra memiliki ikatan sejarah.

Saat itu mantan gubernur Bali Ida Bagus Mantra (alm) yang merupakan ayah dari wali kota Denpasar menempuh pendidikan di perguruan tinggi di Makassar.

Mantra saat itu tinggal di rumah orangtua BJ Habibie.

"Dulu almarhum Pak Mantra kos di Makassar di rumahnya Pak Habibie. Waktu itu Pak Habibie masih kecil. Pak Mantra itu anak kesayangan eyang, ibunda dari Bapak Habibie," kata Selly.

Karena itu ikatan kekerabatan antara kedua keluarga besar terus terjaga sampai saat ini.

Baca juga: Cerita Istri Wali Kota Denpasar Detik-detik Sebelum BJ Habibie Meninggal: Anak dan Cucu Bisikan Sesuatu

SUMBER: KOMPAS.com (David Oliver Purba, Rachmwati, Mei Leandha, Idon Tanjung, Robinson Gamar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com