Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Peninggalan BJ Habibie di Taman Pintar Yogyakarta, Telapak Tangan dan Kaki, hingga Rekaman Suara Asli

Kompas.com - 12/09/2019, 13:44 WIB
Wijaya Kusuma,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bangsa Indonesia berduka, salah satu putra terbaiknya, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie tutup usia. Presiden ketiga RI ini wafat pada Rabu (11/9/2019).

Habibie bagi Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki kesan tersendiri. Sebab, Habibie menjadi salah satu pendukung berdirinya destinasi wisata pendidikan atau edukasi Yogyakarta yang diberi nama Taman Pintar.

"Salah satu yang menjadi penting karena Taman Pintar itu salah satu di antaranya karena ada kaitanya dengan Pak Habibie," ujar Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat ditemui Kompas.com, Kamis (12/9/2019).

Baca juga: Pesan QCD dan Mimpi BJ Habibie untuk Pindad

Heroe menceritakan, saat awal mula menginisiasi Taman Pintar, Habibie memberikan semangat luar biasa.

Dengan adanya destinasi wisata edukasi Taman Pintar, anak-anak bisa mengenal dan memahami teknologi.

"Pak Habibie memberikan dukungan yang luar biasa waktu itu. Beliau merasa senang karena Taman Pintar bisa memberikan sebuah wawasan tentang bagimana teknologi dapat dipahami lebih mudah oleh anak-anak," ujarnya.

"Kita semua kehilangan seorang tokoh yang menjadi idola bagi setiap orang, anak-anak, para pelajar, para mahasiswa," ujarnya.

Kepala Bidang Pengelolaan Taman Pintar, Afia Rosdiana menyampaikan, ada beberapa peninggalan Habibie yang masih tersimpan di Taman Pintar Yogyakarta.

"Ada beberapa, kalau orang Jawa itu menyebutnya 'tetenger' yang ada di Taman Pintar. Salah satunya itu di Zona Tapak Presiden RI," ujar Afia.

Planetarium di Taman Pintar Yogyakarta yang pernah di kagumi oleh Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, Kamis (12/9/2019).KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Planetarium di Taman Pintar Yogyakarta yang pernah di kagumi oleh Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, Kamis (12/9/2019).
Di zona tersebut, terdapat tapak tangan dan kaki asli Habibie. Selain itu terdapat pula pesan suara asli dari Habibie.

"Jadi kalau telapaknya itu disentuh akan muncul pesan dari Pak Habibie. Itu suara asli," ujarnya.

Di belakang telapak tangan dan kaki Habibie juga terdapat Pamor. Pamor adalah gambar yang muncul dalam sebuah tosan aji perpaduan antara angkasa dan bumi.

Angkasa berupa nikel dam bumi berupa besi, yang disatukan dengan cara ditempa oleh empu. Biasanya diwujudkan dalam bentuk keris sebagai lambang kekuatan.

"Di bingakainya itu ada besi pamornya yang disesuaikan dengan karakter presiden-presiden. Untuk yang di telapak tangan dan kaki Presiden BJ Habibie, pamornya poleng," ujar Afia.

Arti pamor poleng yakni terinspirasi pola tekstil yang poleng bang bintulu, yang bermakna orang hidup harus mempunyai jiwa vertikal dan horisontal.

Baca juga: Peran Besar BJ Habibie bagi Kementerian Agama

Selain itu terdapat pula model pesawat Cessna yang diberikan ke Taman Pintar. Model pesawat ini dapat dilihat langsung oleh pengunjung.

"Di zona kepresidenan ada juga biografi dan pelajaran hidup Pak Habibie," ujarnya.

Afia menuturkan, Habibie tiga kali berkunjung ke Taman Pintar Yogyakarta. Terakhir Habibie berkunjung bersama cucunya pada tahun 2012.

Saat itu, Habibie mengunjungi Planetarium. Usai berkeliling, BJ Habibie mengungkapkan rasa bangganya dengan Planetarium di Taman Pintar Yogyakarta.

"Beliau mengatakan sangat bangga sekali bahwa di taman pintar ada anak bangsa yang bisa membuat Planetarium yang tidak kalah kualitasnya dengan yang ada di Singapura," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com