Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Peluang Batik Sumut di Tengah Hegemoni Batik Jawa

Kompas.com - 09/09/2019, 15:31 WIB
Dewantoro,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Puluhan motif batik dari berbagai etnis Sumatera Utara (Sumut) dipamerkan di Galeri Seni Rupa Fakultas Bahasan dan Seni Universitas Negeri Medan (Unimed), dalam sebuah pameran yang diselenggarakan mulai hari ini, Senin (9/9/2019) hingga Rabu (11/9/2019).

Pameran sebagai bagian dari aplikasi pembelajaran mata kuliah Kriya Batik yang ditempuh mahasiswa semester IV. 

"Hasil karya mereka ini cukup mengejutkan. Sangat bagus,” ujar Wakil Dekan I FBS sekaligus dosen pengampu matakuliah Kriya Batik, Wahyu Triatmojo di sela-sela, Senin (9/9/2019).

Baca juga: Tiba di Yogyakarta, Raja Malaysia Diajak Sri Sultan Lihat Batik hingga Tarian Lawung

Wahyu mengatakan, meski hanya sebagai tugas di akhir kuliah, batik karya mahasiswa ini sangat layak untuk diapresiasi.

Apalagi para mahasiswa telah bekerja sungguh-sungguh menciptakan karya seni yang bernilai cukup tinggi.

"Apalagi, batik motif Sumut saat ini mulai berkembang," katanya.

Motif batik karya para mahasiswa mencirikan beragam etnis di Sumut diusung dalam setiap karya mereka, baik itu motif Batak Toba, Karo, Mandailing, Simalungun, Nias dan Melayu. 

Wahyu menjelaskan, pameran ini sebenarnya bukan sekedar tujuan akademik, tetapi juga untuk mengenalkan batik Sumatera Utara yang kini mulai meramaikan pasar.

Namun diakuinya, hegemoni batik dari Jawa memang masih kuat. Meski demikian, batik asal Sumut juga pelan-pelan mulai dikenal masyarakat.

Ketua panitia Maulana Yusuf Arrasyid mengatakan, melalui pameran ini pihaknya ingin mengenalkan lebih jauh kepada masyarakat bahwa Sumut juga memiliki batik yang motifnya sangat menarik.

Mahasiswa FBS ini mengatakan, selama perkuliahan, banyak sekali rekannya yang tertarik untuk berbatik. 

Selain menguntungkan secara ekonomi, dengan membantik juga dimaksudkan untuk mempertahankan kekayaan budaya Sumut.

Sumut sangat kaya dengan budaya. Etnisnya juga beragam.

"Tentu kita sekarang, sebagai anak muda, harus mampu menerjemahkan dalam karya-karya yang mampu mempertahankan ciri kebudayaan,” ungkapnya.

Baca juga: Siap-siap Ganjar dan Pejabat di Jateng Akan Jadi Model Busana Batik

Tak hanya pameran batik, acara ini juga diisi diskusi dengan praktisi batik.

Diskusi ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam membatik. Selama pameran berlangsung pun, mahasiswa juga menggelar demo membatik di depan galeri itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com