Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Bambangan Dibuka, Ini yang Harus Diperhatikan Pendaki Gunung Slamet

Kompas.com - 07/08/2019, 15:05 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Khairina

Tim Redaksi

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Pendakian Gunung Slamet melalui jalur Bambangan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng) dibuka kembali mulai Kamis (8/8/2019).

Manager Bisnis Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Sugito mengatakan, pendakian akan diperketat untuk mengantisipasi sampah anorganik di sepanjang jalur pendakian dan kawasan hutan Gunung Slamet.

"Bagi pendaki, akan diterapkan prosedur pendakian berupa pemeriksaan peralatan mendaki dan logistik sebagai upaya pencegahan tertinggalnya sampah anorganik di hutan," kata Sugito melalui keterangan tertulis, Rabu (7/8/2019).

Baca juga: Kamis, Pendakian Gunung Slamet via Jalur Bambangan Dibuka Kembali

Menurut Sugito, pendaki juga harus mempersiapkan peralatan yang dibawa serta kondisi jasmani dan rohani. Hal itu untuk mengantisipasi kemungkinan cuaca ekstrim saat sedang melakukan pendakian.

"Calon pendaki harus mempersiapkan peralatan yang dibawa, kondisi jasmani rohani harus fit untuk mengantisipasi apabila kondisi cuaca yang ekstrim saat mendaki. Pendaki juga harus mematuhi segala peraturan yang berlaku," ujar Sugito.

Menurut Sugito, prosedur pendakian Gunung Slamet diperketat untuk mewujudkan tata kelola pendakian yang baik.

"Mohon doa agar pengelolaan pendakian dapat terus dikawal menuju tata kelola pendakian yang baik, gunung yang bersih dan minim kecelakaan," kata Sugito.

Baca juga: Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan Dibuka Pekan Depan, Harga Tiket Masuk Dinaikkan

Jalur pendakian tersebut, kata Sugito, kini dikelola oleh Perhutani bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Argo Waluyo Desa Bambangan melalui kelompok Anak Remaja Bambangan (Aremba).

"Kerjasama ini sebagai wujud nyata implementasi misi Perum Perhutani, planet yaitu ekologi, people yaitu dengan pemberdayaan masyarakat setempat dan profit atau pendapatan bagi negara," ujar Sugito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com