Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbekal Uang Rp 3 Juta dari Jemaah Gereja, Praja Asal Maluku ini Lulus dari IPDN

Kompas.com - 06/08/2019, 16:57 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Eusebius Lolonlun, praja muda Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) putra daerah asal Provinsi Maluku berhasil lulus setelah empat tahun kuliah.

Saat akan kuliah, Eusebius Lolonlun mengaku hanya berbekal uang sebesar Rp3 juta yang bearsal dari sumbangan para jemaah gereja. Eusebius berkata jika dia berasal dari keluarga yang tidak mampu.

"Saya bisa pergi ke sini (kampus IPDN) hasil dari uang PNS dan dari gereja yang terkumpul uang Rp3 juta," kata Eusebius Loloniun kepada Antara usai pelantikan 744 orang calon pamong praja muda di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (6/8/2019).

Baca juga: Viral Video Mahasiswa Bikin Ricuh Pelantikan Anggota DPRD Kota Bandung

Pria kelahiran 24 Agustus 1998 itu bermula tidak percaya bisa lolos seleksi masuk IPDN, sebuah perguruan tinggi pemerintahan yang didambakan oleh banyak anak bangsa di Indonesia.

Laki-laki yang akrab disapa Ibi ini bercerita setelah lulus SMA Negeri Unggulan Saum Laki, ia sempat ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, namun karena keterbatasan biaya dan ekonomi keluarga, Ibi membatalkan niatnya untuk kuliah di perguruan tinggi.

Ibi kemudian bekerja lebih dulu di sebuah mal ternama di kota kelahirannya untuk mengumpulkan uang sebagai biaya kuliah.

Selama ini, Ia dan dua adiknya tinggal di rumah nenek dan kakek sebagai pensiunan guru. Ia mengaku sejak masih kecil tidak mengetahui keberadaan orangtuanya.

Baca juga: Fakta di Balik Mahasiswa Termuda UGM, Masuk SD Usia 5 Tahun hingga Bercita-cita Menjadi Biotek Engineering

Saat bekerja, Ibi mendapatkan tawaran dari tetangganya yang bekerja sebagai PNS lulusan IPDN agar mengikuti tes masuk IPDN pada tahun 2015 melalui jalur daring.

"Ekonomi saya pas-pasan gak ada biaya untuk kuliah, saya memutuskan bekerja, pas ada pendaftaran ada tetangga alumni IPDN, dia yang daftarkan, sempat saya tidak yakin karena masuk kampus ini biayanya mahal," kata putra daerah Kepulauan Taniba, Maluku ini.

Saat lolos ke tahapan seleksi selanjutnya, Abi berangkat ke Ambon. Ia memilih menggunakan pesawat karena jika menggunakan kapal laut, dia membutuhkan waktu perjalanan sekitar 7 hari yang membutuhkan biaya lebih besar.

Selama tes di Ambon, Ibi menggunakan tabungannya saat bekerja di mal.

Baca juga: Dinobatkan Mahasiswa Terjauh, Ini Perjuangan Putri Wulandari Masuk UGM

 

Satu-satunya yang lolos

Eusebius Lolonlun adalah satu-satunya peserta asal Saum Laki, Maluku yang lolos IPDN.

Dia sempat bingung biaya untuk pergi ke Kampus IPDN yang berada di Pulau Jawa untuk mengikuti tes penentuan tahap akhir.

"Tes selanjutnya, saya saja satu-satunya dari Kepulauan Taniba. Cuma satu orang," katanya.

Ia yang masih berada di Ambon kemudian meminta biaya kepada neneknya, namun nenek yang satu-satunya diandalkan itu tidak bisa menyediakan uang transportasi dan biaya hidup selama menuju Kampus IPDN.

Para jemaah Gereja Katolik Saum Laki dan masyarakat sekitar kemudian membantu mengumpulkan dana untuk biaya Ibi pergi ke Jawa untuk mengikuti seleksi akhir masuk IPDN.

Baca juga: Mahasiswa ITT Purwokerto Kembangkan Aplikasi terkait Donasi Darah

Dengan bekal Rp 3 juta, Ibi yang belum pernah pergi ke Jawa akhirnya membeli tiket pesawat sebesar Rp 1,5 jutaan, sedangkan uang sisanya digunakan untuk biaya hidup selama seleksi.

Berkat semangatnya, Ibi bisa melewati tahapan seleksi akhir dan lulus menjadi Praja Muda IPDN selama empat tahun.

"Saya sangat bahagia bisa masuk IPDN, bisa membahagiakan oma (nenek). Saya masih ingat di Ambon saya minta bantuan ke Oma, akhirnya ada bantuan yang Rp3 juta itu. Saya ucapkan terima kasih buat semua yang telah membantu saya," katanya.

Sebelumnya, Ibi mengaku merasa tidak percaya diri, apalagi masuk IPDN dikabarkan harus punya banyak uang dan jaringan orang pejabat.

Namun hal itu tidak terbukti, siapa saja termasuk dari kalangan orang miskin bisa masuk ke IPDN.

Baca juga: Kisah Mahasiswa Termuda UGM Berusia 15 Tahun, Ingin Sekolah Reguler hingga Masuk SD Usia 5 Tahun

"Harus percaya diri. Dulu sekolah ke tingkat tinggi ini, saya tidak yakin, biaya mahal, meski ada kenalan untuk masuk ke sini, tapi motivasi Oma dan sistem IPDN memang sudah begitu bagus hingga saya bisa masuk," katanya.

Sebanyak 744 orang calon Pamong Praja Muda IPDN Angkatan XXVI dilantik oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla di Lapangan Parade Abdi Praja Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang.

Pelantikan yang dihadiri para orang tua praja itu diwarnai tangis haru dan bahagia. Para praja tersebut setelah resmi dilantik selanjutnya akan mengabdikan diri ke masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com