Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2019, 12:50 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

WAMENA, KOMPAS.com - Polres Jayawijaya menyita 80 butir amunisi berbagai macam jenis ukuran dan narkoba jenis ganja yang hendak dikirim ke Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (30/7/2019) pagi.

Amunisi itu diduga hendak dikirim ke kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Kapolres Jayawijaya, AKBP Tonny Ananda Swadaya, mengungkapkan, amunisi, magasin, beserta narkoba itu pertama kali ditemukan oleh Rusmin, pegawai cargo Bandara Wamena di Gudang Deraya Air Apron 2 Bandara Wamena, Kabupaten Jayawijaya

Temuan itu kemudian dilaporkan ke Satnarkoba Polres Jayawijaya.

Baca juga: Jalan Panjang Konflik TNI dan KKB di Papua, Sita Ratusan Amunisi hingga Pengungsi Capai 8.000 Jiwa

Barang yang dikirim atas nama Ronny James Wesereangge (24) itu, dikemas dengan sebuah alat musik, dengan tujuan ke Kabupaten Nduga.

“Jadi, ini informasinya berawal dari anggota BNN Jayawijaya yang menangkap tersangka narkoba jenis ganja. Kemudian, meminta kepada petugas bandara Wamena untuk mengecek paket ganja yang sudah dikirim ke Jayawijaya,” tutur Tonny, Selasa.

Dari informasi yang diperoleh, barang ilegal itu dikirim melalui cargo anak labewa (CAL) dan dikirim menggunakan pesawat cargo My Indo Flight.

“Puji Tuhan dengan adanya koordinasi dengan cara berjenjang, akhirnya amunisi ilegal yang hendak dikirim ke Nduga atau kelompok seperatis yang dipimpin Egianus Kogoya berhasil kami gagalkan,” tutur dia.

Ananda mengatakan, tersangka kasus ini telah ditangkap oleh Polres Jayapura. “Barang ini dikirim dulu. Lalu kami melakukan penyelidikan hingga akhirnya kami berhasil menangkap pelakunya,” ujar dia.

Modus pengiriman amunisi dengan dicampur dengan barang lainnya, sebelumnya pernah digagalkan di Kabupaten Mimika.

“Jadi ini modus mereka (kelompok separatis di Nduga), untuk mendapatkan suplai amunisi dari luar,” ujar dia.

Ananda menegaskan, jajaran Polda Papua telah diperintahkan Kapolda Papua untuk mengecek gudang penyimpanan amunisi, sehingga peredaran amunisi tidak disalahgunakan anggota.

“Kapolda sudah perintahkan langsung untuk melakukan pemeriksaan di gudang senjata atau pun anggota yang menggunakan senjata api, jangan sampai disalahgunakan dengan menjual amunisi. Namun, untuk dari mana amunisi hasil sitaan ini berasal, masih kami selidiki dan belum diketahui dari mana asalnya,” ujar dia.

Baca juga: 4 Fakta Prajurit TNI Diserang KKB di Nduga, Terjadi Saat Istirahat hingga 1 Orang Gugur

Ananda menyampaikan, saat ini anggotanya masih menyelidiki siapa yang akan menerima barang ilegal ini di Kota Wamena untuk di suplai ke Kabupaten Nduga.

“Kami akan lakukan koordinasi dengan semua satuan TNI dan Polri termasuk intelijen untuk mencari dan menangkap pelakunya. Di samping itu, kami juga akan meminta seluruh petugas keamanan di bandara untuk waspada masuknya barang-barang ilegal ke wilayah pegunungan tengah Papua,” ujar dia.

Adapun rincian barang illegal yang ditemukan di Cargo Bandara Wamena yakni, 32 butir amunisi kaliber 3,8 jenis revolfer, 3 butir amunisi kal SS1 V2, 1 butir amunisi 7,62 jenis AK-47, 44 butir amunisi kal 5,56 jenis SS1, 1 buah magasin V5 dan 7 paket jenis ganja atau kurang lebih seberat 1.000 gram.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com