Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi Ingin Anambas Jadi Pionir Industri Perikanan dan Wisata

Kompas.com - 20/07/2019, 14:36 WIB
Hadi Maulana,
Icha Rastika

Tim Redaksi

ANAMBAS, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berharap, pulau terdepan di Kepulauan Riau, seperti Anambas bisa jadi pionir utama industri perikanan dan pariwisata kelautan.

Menurut Susi, keberadaan Anambas, baik dari segi keamanan dan kehidupan masyarakat, memiliki peran penting bagi NKRI.

Apalagi, Anambas merupakan kabupaten terdepan yang berbatasan dengan banyak negara.

"Di sini ada Laut China Selatan yang berbatasan dengan Singapura, Vietnam, Malaysia, Tiongkok, Filipina dan Thailand sehingga memiliki titik tawar penting bagi NKRI," kata Susi melalui pesan singkat, Sabtu (20/7/2019).

Baca juga: Di Anambas, Menteri Susi Minta Warga Tidak Buang Sampah di Kolong Rumah

Ia juga menyebut, ada dua hal yang diperlukan untuk mencapai harapan tersebut, yakni kenyamanan dan keindahan, seperti gunung yang hijau serta laut biru dan banyak ikannya.

Menurut Susi, selama ia berada di Anambas, tidak jarang menemukan terumbu karang di kedalaman 2-4 meter yang rusak diduga akibat destructive fishing dengan cara dibom dan menggunakan pottasium (portas).

Susi pun berpesan agar pengusaha ikan hidup tidak lagi menerima hasil tangkapan dan menyuplai pottasium ataupun bahan dinamit kepada nelayan untuk menangkap ikan.

"Jika masih ada, saya tidak segan-segan memberikan sanksi kepada nelayan yang melakukannya," ucap Susi.

Terlebih, ikan napoleon. Susi mengatakan, penangkapannya sudah dibatasi. Ikan yang boleh ditangkap hanya berukuran 8 ons hingga 4 kg. Jika lebih dari itu, maka ikan tersebut harus dilepas untuk indukan di alam.

Baca juga: Menteri Susi Larang Tangkap Ikan Napoleon Seberat 4 Kg, Ini Alasannya...

Pengusaha dan pelaku penangkapan ikan harus patuh dan tertib menjaga kelestarian untuk keberlanjutan usaha.

"Pemerintah membuat aturan supaya ikan-ikan tetap produktif, ada, dan banyak. Jika sedikit, hanya cukup untuk makan tidak cukup untuk menghidupi keluarga, sekolah anak-anak kita," ucap Susi.

"Jika masih ada, saya akan kunci izin kapal Hongkong (pengangkut ikan hidup) ke daerah sini," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com