Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah TKI Turini, 21 Tahun Terpisah dari Keluarga, Ditemukan Melalui Facebook

Kompas.com - 19/07/2019, 16:27 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com — Diah Ardika Sari (28) bahagia bukan kepalang. Segala upaya dan doa untuk memulangkan ibu kandungnya berbuah manis.

Turini bin Madsari (51), tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi, akan dipulangkan ke tanah air dalam waktu dekat.

Kabar baik itu Diah dapatkan dari petugas Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi.

Mereka mengabarkan melalui aplikasi media sosial pada Jumat sekitar pukul 03.00 WIB.

Mereka mengabarkan bahwa ibu kandungnya sudah aman, dan segera akan dipulangkan. 

"Kata orang KBRI: Alhamdulillah, ibu kamu sudah dapat exit dari majikan. Sudah ada titik terangnya, dan akan segera diproses kepulangannya ke Indonesia," kata Diah kepada Kompas.com di rumahnya Desa Dawuan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jumat siang (19/7/2019). 

Baca juga: Ridwan Kamil Pastikan TKW Majalengka yang 19 Tahun Ditahan Bebas dari Hukuman Mati

Diah mengaku sangat bahagia dan merasa tenang saat melihat video yang memperlihatkan kondisi ibunya yang sehat dan baik-baik saja.

Dia berharap agar proses pemulangan Turini berlangsung lancar tanpa kendala. Dia sudah sangat merindukan sosok ibu di tengah-tengah keluarga. 

Atas dasar itu, Diah mengucapkan terima kasih banyak kepada Pemerintah Indonesia, Kementerian Luar Negeri, pihak KBRI, dan seluruh pihak yang membantu proses kepulangan Turini.

Putus kontak sejak 2012

Kebahagiaan yang Diah rasakan hari ini bukan tanpa alasan. Diah bersama adiknya Menda (26) telah berpisah dengan Turini selama 21 tahun lamanya.

Saat itu, Diah berusia enam tahun dan belum banyak mengerti soal kepergian ibunya. 

"Saya inget banget. Itu hari Senin tahun 1998, saya baru masuk sekolah SD. Bapak saya (Samsudin) nawarin mau ikut nganter ibu enggak ke Jakarta. Namanya anak masih belum ngerti lebih milih berangkat sekolah karena hari pertama dan ramai. Padahal, kalau tahu enggak akan ketemu lama kayak ini (21 tahun) pasti ikut nganter. Saya nyesel banget," kata Diah. 

Setelah beberapa waktu, Diah mulai merasa kehilangan. Dia terus bertanya dan mencari tahu informasi keberadaan ibunya hingga menyadari bahwa ibunya berkerja sebagai TKI di Arab Saudi.

Diah lulus sekolah, kemudian menikah, dan hingga dikaruniai seorang putra yang kini duduk di bangku kelas II SD. 

Baca juga: 5 Fakta TKW Tewas Korban Kebakaran di Saudi, Jenazah Tak Bisa Dibawa Pulang hingga Ingin Bangun Rumah Tingkat

Meski telah menyadari terpisah sangat jauh dengan ibunya, Diah tidak terlalu merasa sedih. Pasalnya, Samsudin selalu menunjukkan surat-surat yang dikirimkan Turini untuk keluarganya.

Komunikasi Turini dari Arab Saudi dengan keluarganya di Cirebon masih tetap terjalin meski tidak cukup sering. 

"Tahun-tahun pertama masih terjalin komunikasi. Tahun kedua masih lancar. Komunikasi terus berkurang hingga sampai 2012. Mulai saat itu kami putus komunikasi sama sekali dengan ibu," ungkap Diah. 

Mulai saat itu, kata Diah, dirinya bersama keluarga merasa kehilangan. Mereka mulai melakukan pencarian dengan berbagai upaya.

Dari tingkat desa, hingga kabupaten, bahkan pemerintah pusat. Dari upaya dunia nyata hingga di dunia maya alias media sosial dari 2012 hingga 2019. 

Dipertemukan melalui Facebook

Tidak disangka, tidak dinyana, pencarian panjang Diah mulai menemukan titik terang.

Pada awal Maret 2019, kata Diah, seorang tenaga kerja dari Filipina mengunggah di Facebook bahwa ada seorang wanita yang bekerja di Riyadh, Arab Saudi, meminta tolong untuk segera dipulangkan ke daerah asal di Kabupaten Cirebon, Indonesia. 

Unggahan foto tersebut dengan cepat tersebar luas di sejumlah grup berbagai media sosial, salah satunya adalah grup Facebook Komunitas Orang Cirebon (KOCI).

Diah Ardika Sari adalah salah satu anggota grup tersebut.

Baca juga: 4 Fakta di Balik Seserahan Xpander Rp 256 Juta, Jadi TKI 10 Tahun hingga Bantah Ingin Pamer

 

Setelah mendapat informasi tersebut, Diah langsung menghubungi orang Filipina tersebut dan menjadi pintu masuk berkomunikasi langsung dengan ibu kandungnya. 

"Senang ya, bahagia, sampai cuma bisa nangis, sekian lama kemarin cuma surat-menyurat dan baru komunikasi langsung bisa video call senangnya minta ampun. Enggak bisa ngomong apa-apa. Pas lihat natap mukanya cuma bisa nangis," kata Diah. 

Berkomunikasi diam-diam, dibantu tenaga kerja Filipina

Diah merasa sangat beruntung dapat dipertemukan melalui Facebook. Akhirnya dia semakin sering komunikasi setiap hari melalui handphone tenaga kerja Filipina.

Mereka tinggal tidak berjauhan dan selalu memilih komunikasi secara diam-diam. 

Selain bahagia, Diah juga merasa sedih mendengar keluh kesah ibunya yang sudah lama kerja, tetapi sebagian jerih payahnya tidak diupah sang majikan.

Turini mengaku majikannya cukup galak hingga sangat sulit untuk beraktivitas dan tidak diperbolehkan keluar rumah.

Turini bahkan mengaku merasa putus asa hingga berulang kali terpikir untuk bunuh diri. 

Atas dasar itu, setelah dapat berkomunikasi dengan Diah, Turini sangat memohon agar segera meminta Pemerintah Indonesia untuk memulangkannya ke Cirebon. 

Baca juga: Minta Dipulangkan, TKW Asal Bima Malah Disiksa Agennya Sendiri

Setelah dapat berkomunikasi, Diah semakin bersemangat. Dia semakin gigih menghubungi berbagai pihak untuk dapat memulangkan ibunya.

Mei 2019, Diah kembali mendapat kabar baik, bahwa KBRI sudah berhasil menemui Turini dan mulai mengomunikasikan masalahnya dengan pemerintah setempat. 

Komunikasi Diah yang semula melalui tenaga kerja Filipina bertambah meluas melalui petugas KBRI.

Diah dan keluarga terus menjaga koordinasi hingga mendapatkan kabar baik, Jumat dini hari tadi, bahwa dalam waktu dekat, Turini akan dipulangkan ke Indonesia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com