Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kebakaran Pabrik Korek Api Tewaskan 26 Orang | Pemkab Boyolali Bantah Keterangan Saksi BPN

Kompas.com - 22/06/2019, 08:50 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebakaran pabrik korek api di Binjai, Sumatera Utara, menewaskan 26 pekerja dan melukai 4 orang lainnya pada Jumat (21/6/2019) siang.

Polisi menduga para korban terjebak di dalam ruangan dan terkunci di dalam saat kebakaran terjadi.

Sementara itu, keterangan Betty Kristiana tentang jarak dan kondisi jalan Juwangi hingga Teras di Boyolali di Jawa Tengah saat jadi saksi di sidang Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi viral di media sosial.

Saat itu, Betty menyebut kondisi jalan di Juwangi jelek dan tak beraspal. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Boyolali Arief Gunarto membantah hal tersebut. Menurut dia, kondisi jalan di wilayah tersebut tak semuanya buruk.

Betty menjadi saksi dari pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandi dalam persidangan di MK itu.

Baca berita populer nusantara secara lengkap:

1. Kebakaran pabrik korek api tewaskan 30 orang

Warga melihat para pekerja yang menjadi korban kebakaran di pabrik mancis di Binjai, Sumatera Utara, Jumat (21/6/2019).Tribun Medan/Dedy Kurniawan Warga melihat para pekerja yang menjadi korban kebakaran di pabrik mancis di Binjai, Sumatera Utara, Jumat (21/6/2019).

Dilansir dari Tribun Medan, puluhan orang terjebak di pabrik korek api di Jalan T Amir Hamzah, Desa Sambirejo, Binjai, Jumat (21/6/2019).

Menurut petugas pemadam kebakaran di lokasi, ada jenazah laki-laki dan wanita tertumpuk di sudut sisi ruangan. Selain itu, ada beberapa jenazah yang ditemukan di ruangan seperti kamar-kamar lainnya, ruang utama gedung pabrik.

"Itu yang dalam satu kamar ada sepuluh jenazah, di lokasi lain ada sekitar 10 lagi, ada di dapur. Mungkin sampai 20 orang korbannya," kata petugas Damkar yang sedang mengangkut jenazah dan memberi laporan kepada atasannya.

Baca berita selengkapnya: Pabrik Korek Api Terbakar, Puluhan Jenazah Menumpuk di Satu Ruangan

2. Polisi tangkap Rahmat Baequni terkait hoaks

Kepolisian Daerah Jawa Barat menangkap Rahmat Baequni, Kamis (20/6/2019) malam.

Direktur Ditreskrimsus Polda Jabar Kombes Samudi, Jumat, mengatakan, setelah ditangkap, Rahmat Baequni saat ini sudah berada di Mapolda Jabar untuk diperiksa.

"Betul, sudah dibawa," ujar Kombes Samudi via ponselnya, Kamis.

Samudi mengatakan, Rahmat Baequni diamankan terkait kasus informasi hoaks petugas KPPS meninggal karena diracun. Hal itu disampaikan Rahmat Baquni dalam ceramahnya.

Baca berita selengkapnya: Rahmat Baequni Ditangkap Terkait Hoaks Anggota KPPS Diracun

3. Viral pernyataan Betty tentang jalan di Juwangi di sidang MK 

Jl. Semarang - Surakarta/Jl. Wonosari - Pakis rute dari Teras ke Juwangi, Boyolali 
Tribun Solo via Google Maps Jl. Semarang - Surakarta/Jl. Wonosari - Pakis rute dari Teras ke Juwangi, Boyolali

Pernyataan Betty Kristiana, saksi dari paslon 02 dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2019 di MK, dibantah oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Boyolali Arief Gunarto.

"Tidak benar," kata Arief, Jumat.

Menurut Arief, jalan menuju ke Juwangi sebagian besar sudah dicor beton. Kemudian, jalan yang beraspal dan kondisi rusak selalu diperbaiki. Jadi, tidak benar apa yang disampaikan saksi 02 kalau jalan menuju Juwangi tidak beraspal.

Arief juga menambahkan, untuk waktu tempuh dari Boyolali Kota ke Juwangi maksimal hanya 1,5 jam perjalanan.

Baca berita selengkapnya: Disebut Saksi 02 Jalan Menuju Juwangi Tak Beraspal, Ini Bantahan Pemkab Boyolali

4. Keluarga Mendikbud tak lolos ke SMA Negeri

Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika, keponakan kembar Mendikbud Muhadjir Effendi. Istimewa Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika, keponakan kembar Mendikbud Muhadjir Effendi.

Keponakan kembar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbu) Muhadji Effendi, gagal masuk di SMA Negeri di Sidoarjo, Jawa Timur.

Kedua keponakan tersebut, Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika, adalah putri dari adik Mendikbud, Anwar Hudijono.

"Betul kedua anak saya tidak masuk. Bagaimana lagi, ini konsekwensi sistem zonasi, padahal keduanya itu keponakan kesayangan kakak saya," kata Anwar saat dihubungi melalui telepon, Jumat siang.

Kedua putri Anwar tak lolos dalam kuota sistem zonasi wilayah maupun kuota prestasi nonakademik.

Di jalur nonakademik salah satu putrinya berbekal medali emas kejurnas pencak silat, dan medali perak lomba film indie.

Baca berita selengkapnya: Akibat Sistem Zonasi, Keponakan Kembar Mendikbud Tak Lolos Masuk SMA Negeri

5.  Sutrisno, penjual mi lidi jadi viral, ini sebabnya...

Sutrisno (kanan) pedagang mie lidi keliling saat melayani pembeli yang merupakan pekerja kantoran di sekitar Alun-Alun Kota Pekalongan Jawa Tengah.Kompas.com/Ari Himawan Sutrisno (kanan) pedagang mie lidi keliling saat melayani pembeli yang merupakan pekerja kantoran di sekitar Alun-Alun Kota Pekalongan Jawa Tengah.

Pemuda bertinggi badan 175 sentimeter dan berkulit putih itu memasukkan satu per satu barang dagangan kedalam boks yang ada di belakang sepeda motor.

Ia tidak lupa menyiapkan bumbu mi lidi yang menjadi pilihan pembeli. Yang menarik, ketika Reno, panggilan akrabnya, akan berkeliling menjual barang dagangan, ia memakai kemeja putih, berdasi merah, dan sepatu pantofel layaknya orang kantoran.

Berpenampilan perlente tersebut sudah ia lakoni selama empat bulan dengan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain.

"Biasanya mangkal di sekitaran Alun-alun Pekalongan. Hari Minggu di Lapangan Mataram Kota," kata Reno, Kamis (20/6/2019).

Baca berita selengkapnya: Sutrisno, Penjual Mi Lidi Berdasi, yang Sukses Curi Perhatian Pembeli

Sumber: KOMPAS.com (Ari Himawan Sarono, Achmad Faizal, Labib Zamani, Farid Assifa, Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com