Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pujonarko Gowes Mudik dari Jakarta Selatan ke Sleman

Kompas.com - 03/06/2019, 17:03 WIB
Wijaya Kusuma,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai cara dilakukan untuk bisa mudik ke kampung halaman demi bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga, mulai dari menggunakan transportasi umum hingga kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor.

Berbeda dengan pemudik pada umumnya, Pujonarko (42) memilih pulang ke rumahnya di Kabupaten Sleman tidak dengan menggunakan kendaraan umum. Ia justru memilih mudik ke Kabupaten Sleman dengan mengayuh sepeda dari Jakarta Selatan.

Pujo menceritakan sebelum pindah di Sleman dirinya tinggal di Surabaya, Jawa Timur. Pada tahun 2015 Ia dan keluarga pindah ke Sleman.

"Saya pribadi sudah lama ingin gowes mudik, sejak saat tinggal di Surabaya. Tetapi waktu itu belum memungkinkan," ujar Pujonarko (42) saat ditemui dirumahnya Puri Kelapa Gading 1, Condongcatur, Depok, Sleman, Senin (03/06/2019)

Baca juga: Rayakan Hari Kartini, Ganjar dan Istri Gowes Bareng Keliling Semarang

Setelah dari Surabaya, pada tahun 2016 Pujo pindah tugas di Jakarta. Selama di Jakarta keinginan untuk gowes mudik muncul kembali, hanya saja lagi-lagi belum terealisasi karena berbagai hal.

Impiannya mudik dengan mengayuh sepeda akhirnya terealisasi. Pada tahun 2019 pria kelahiran 18 Oktober 1976 ikut Gowes Moedik yang digelar oleh bike to work Indonesia.

Pujo berangkat naik sepeda dari Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Rabu (29/05/2019) menuju Karawang untuk start bersama peserta Gowes Moedik yang jumlahnya kurang lebih 200 orang.

"Saya berangkat dari kos di Jakarta Selatan itu pukul 14.30 WIB. Malam harinya saya berangkat bersama rombongan besar jam 21.00 WIB," katanya. 

Menikmati mudik gowes

Pujonarko saat menceritakan perjalananya gowes mudik dari Jakarta Selatan ke SlemanKOMPAS.com / WIJAYA KUSUMA Pujonarko saat menceritakan perjalananya gowes mudik dari Jakarta Selatan ke Sleman
Awalnya pria yang mempunyai hobi naik gunung ini memilih jalur Utara. Namun saat di Posko Cirebon memutuskan untuk melintasi jalur Tengah bersama Edik Mardapa (35) yang gowes mudik ke Kulonprogo.

Pujo mengaku gowes dengan santai dan menikmati sepanjang perjalanan mudik ke Sleman meskipun jaraknya cukup jauh. Setiap kali rasa lelah mulai menerpa fisiknya, Pujo memilih untuk berhenti di posko mudik untuk beristirahat.

"Dinikmati benar-benar gowesnya. Ga ada pikiran sama sekali jarak masih jauh, malam hari mau ngopi ya berhenti, mau istirahat ya istirahat," ucapnya

Tak jarang diperjalanan ini memilih untuk berhenti di bawah pohon untuk sekedar menarik nafas. Sebab, dirinya harus pintar-pintar mengatur fisiknya karena berpuasa.

Baca juga: Kemenhub: Tren Mudik Menggunakan Pesawat Menurun Dibanding Tahun 2018

"Pesan dari Pak Putut (Ketua bike to work Indonesia) gowes mudik jangan menganggu ibadah. Yang memang punya niat tidak berpuasa, disarankan batal gowes mudik," ungkapnya.

Apalagi, ia membawa tas di belakang sepeda dengan berat kurang lebih 20 Kg. Pujo mengaku memang barang bawaanya sedikit over karena baru pertama kali gowes jarak jauh 550 km.

"Teman-teman pecinta sepeda di setiap kota itu suportnya luar bisa, kalau ketemu dijalan mereka menawarkan untuk mampir. Yang puasa disiapkan saur dan buka dirumahnya," ungkapnya

Selama perjalanan, lanjutnya tidak ada kendala. Hanya saja saat sampai di Sedayu, Bantul kaki kirinya terkilir.

"Jadi saat turun menapak itu kaki saya tergelincir pasir, ya terkilir. Tapi masih bisa gowes meski sedikit terasa sakit," bebernya.

Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, Mudik Pakai Bus ke Padang Kembali Diminati

Setelah menempuh perjalanan jauh sekitar 550 Km pada hari Minggu (02/06/2019) dini hari, Pujo tiba dirumahnya Puri Kelapa Gading 1, Condongcatur, Depok, Sleman.

"Jadi Jakarta-Sleman saya tempuh lima hari diperjalanan. Saya duduk diatas sepeda kurang lebih 38 jam," tandasnya.

Alasan memilih Gowes mudik

Ilustrasi Bersepeda di Hutan.Pixabay via Oddity Central Ilustrasi Bersepeda di Hutan.
Pujonarko mengaku mempunyai hobi perpetualang. Bahkan di usia muda, Pujo telah mendaki semua gunung di Pulau Jawa.

Seiring dengan telah memiliki istri dan anak, Pujo memilih gowes sepeda sebagai hobinya. Setiap kali ada waktu, Pujo selalu menyempatkan diri untuk gowes.

Rute gowesnya pun bervariasi mulai dari rumahnya ke Kaliurang, memutari ring road hingga bersepda sampai Klaten.

"Kalau main di 100 Km, 200 Km saya sering. Saya dengan anak yang nomor 2 kelas empat SD naik sepeda ke rumah kakeknya di Klaten pulang pergi 88 Km sudah biasa," urainya.

Pujo menyampaikan secara pribadi selain sudah menjadi mimpinya, memilih mudik dengan sepeda karena suka tantangan. Sebab selama ini, ia mudik dengan menggunakan transportasi umum seperti kereta dan pesawat terbang.

Baca juga: Gowes Trans Jawa 900 KM, 50 Pesepeda Singgah di Semarang

Menurutnya tidak ada persiapan khusus sebelum gowes mudik. Ia hanya menjaga fisiknya dengan lari seminggu sekali.

"Sepeda cuma saya ganti ban aja, service rutin," tandasnya.

Pada saat balik ke Jakarta, Pujo memutuskan untuk tidak gowes. Sebab dirinya ada urusan pekerjaan di Malang sebelum ke Jakarta.

Namun demikian, mudik tahun depan Pujo mengaku berencana untuk kembali gowes. Hanya, dirinya akan memilih lewati jalur Utara.

"Jalur tengah sudah. Tahun depan rencananya mau lewat jalur utara," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com