Untuk bersilaturahmi dengan keluarga, Marjono memiliki trik khusus, yakni dengan menyelesaikan silaturahmi pada hari pertama lebaran. Biasanya setelah shalat Ied, ia langsung bersilaturahmi dengan warga. Lalu siangnya dengan keluarga besar atau trah. Malam harinya ia bersilaturahmi dengan warga se-padukuhan.
Disinggung mengenai masalah honor, dia mengaku bersyukur meski tak mendapatkan tunjangan hari raya (THR). Mulai tahun ini, ia bersama 56 personel SAR lainnya menerima honor setiap bulan dari Kabupaten Gunungkidul dan Pemda DIY. Kondisi ini tentu lebih baik dibandingkan dari tahun sebelumnya, yakni honor 3 bulan sekali.
Diakuinya, setiap personel memiliki bidang usaha lain untuk mencukupi perekonomian keluarga. Misalnya pedagang makanan ataupun nelayan. Namun untuk bertugas mereka sudah dibekali dengan kemampuan SAR yang diperoleh dari training.
Termasuk pemilihan personel harus setiap hari berada di kawasan yang dijaga. Seperti di kawasan Pantai Drini, maka personel yang dipilih merupakan warga sekitar.
"Semua jika disyukuri pasti menjadi berkah," ujarnya.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Naik Selama Libur Lebaran 2019
Marjono mengaku bersama personel SAR lainnya berkomitmen menjaga keamanan pengunjung, meski memiliki keterbatasan jumlah. Contohnya untuk menjaga puluhan ribu pengunjung di Pantai Baron, petugas SAR yang berjaga hanya 16 orang.
"Tahun depan kami mendapatkan 7 personel yang digunakan untuk kawasan pantai di Purwosari," ucapnya.
Dia berharap pengunjung mematuhi rambu dan peringatan. Meski untuk libur lebaran nanti diprediksi gelombang landai, namun kemunculan ubur-ubur harus diwaspadai.
"Impes (ubur-ubur) sudah bermunculan di kawasan pantai berpasir putih," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.