Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anak Yatim Diajak Belanja, Gugup Masuk Mal hingga Tak Pikirkan Diri Sendiri

Kompas.com - 01/06/2019, 10:16 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tradisi Lebaran biasa dilakukan masyarakat Indonesia dengan memakai pakaian baru. Hal ini dinilai sebagai merayakan Hari Kemenangan setelah satu bulan berpuasa.

Salah satu yayasan sosial di Lombok, Nusa Tenggara Barat, yakni Majelis Anak Indonesia (MAI) mengadakan kegiatan "Belanja Baju Lebaran bersama Anak Yatim" yang digelar pada Minggu (26/5/2019).

Salah satu relawan MAI, Fitriddiniyah Alam Nasyrah mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan survei untuk mencari anak yatim atau yatim piatu sejak April 2019.

"Dapat 110 anak yatim, di mana anak ini dari berbagai macam kecamatan dan kabupaten," ujar Fitri saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (31/5/2019).

Kemudian, anak-anak tersebut diajak oleh pihak MAI untuk berbelanja baju Lebaran kesukaan mereka di Epicentrum Mall, Lombok, NTB.

Baca juga: Viral dan Bikin Haru, Ini Kisah 110 Anak Yatim Saat Dibelikan Baju Lebaran

Gugup masuk mal

Menurut Fitri, ada pengalaman tidak terduga saat mengajak anak-anak tersebut belanja di sebuah mal di Lombok. Apalagi, sebagian besar anak-anak ini belum pernah masuk gedung besar, baik itu mal atau pusat perbelanjaan.

"Ada yang baru tahu rasanya AC, baju di mal saja dipegang karena berbahan halus. Ada juga yang heran melihat patung manekin sampai diraba karena penasaran," ujar Fitri.

"Ada juga yang muntah padahal belum semenit masuk ke dalam mal, kata ibunya, dia gugup. Relawan sudah menawarkan minum, tapi adiknya enggak mau, takut batal puasa, padahal ya dia sudah muntah," kata bendahara di MAI ini.

Tak hanya itu, Fitri bercerita bahwa ketika ia menemani salah satu anak menaiki eskalator, ia mengaku tangannya dipegang sangat erat oleh anak tersebut. Anak itu tampak khawatir.

Secara keseluruhan, anak-anak yatim ini ada yang sudah tidak punya orangtua lengkap sejak umur 12 tahun. Bahkan, ada anak yang tidak punya orangtua sejak umur 3 tahun.

Ketika berbelanja, adik-adik yatim ini terlihat kaku, takut, dan bingung dengan barang yang akan dipilihnya.

Saat adik-adik itu didekati dan diminta memilih baju oleh relawan MAI, mereka mengucapkan dengan lirih: "Boleh kak?", "Tidak dimarahi?", "Enggak kok, cuma mau lihat saja".

Baca juga: #WahyooChallenge, Berbagi Hidangan Buka untuk Pengemudi Ojek Online

Beberapa anak yatim yang dibelikan baju Lebaran di Lombok dalam kegiatan Belanja Baju Lebaran bersama Anak Yatim.Agus Setiawan Salim Beberapa anak yatim yang dibelikan baju Lebaran di Lombok dalam kegiatan Belanja Baju Lebaran bersama Anak Yatim.
Fitri mengungkapkan, satu anak diberi jatah uang Rp 500.000 untuk belanja barang yang mereka sukai.

Oleh karena itu, beberapa karyawati turut membantu relawan untuk menemani dan memperlihatkan beberapa barang yang akan dipilih adik-adik itu.

Namun, beberapa karyawati terlihat menangis karena terharu melihat adik-adik yatim dengan gembira memilih baju dan sepatu untuk Lebaran.

"Ada beberapa yang memilih untuk beli sepatu daripada sandal dengan alasan supaya bisa dipakai untuk ke sekolah juga," ujar Fitri.

Fitri menyarankan kepada adik-adik bahwa sebisa mungkin jatah belanjanya terpakai semua. Kalau pun tidak habis, sisanya akan dikembalikan ke mereka.

Tidak memikirkan kesenangan pribadi

Salah satu anak yatim tengah memilih baju lebaran dalam kegiatan Beli Baju Lebaran bersama Anak Yatim yang diselenggarakan oleh Majelis Anak Indonesia (MAI)Agus Setiawan Salim Salah satu anak yatim tengah memilih baju lebaran dalam kegiatan Beli Baju Lebaran bersama Anak Yatim yang diselenggarakan oleh Majelis Anak Indonesia (MAI)
Meski begitu, mereka ternyata tidak memikirkan untuk kesenangan pribadi. Ada beberapa anak yang menyisihkan jatahnya untuk diberikan ke orang lain.

"Ada yang minta supaya kalau bisa beli kausnya lebih dari satu, agar teman-teman di kampung bisa dapat kaus," ujar Fitri.

Kemudian, Fitri menanyakan kepada salah satu anak yang hanya membelanjakan uangnya sedikit, adik tersebut menjawab: "biar sisa uangnya bisa dikasih ke ibu".

Mendengar hal itu, Fitri merasa luluh hatinya, karena mendengar ucapan polos dari adik-adik yatim.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) MAI, Agus Setiawan Salim mengunggah kisah ini di akun media sosial Facebook pada Rabu (29/5/2019) dan menjadi ramai diperbincangkan.

Hingga kini unggahan tersebut telah direspons sebanyak lebih dari 79.000 kali dan telah dibagikan sebanyak lebih dari 113.000 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

Agus mengaku, dalam kegiatan ini seluruh uang yang dibelanjakan untuk adik-adik yatim, yakni sebanyak lebih dari Rp 56 juta.

Adapun uang tersebut diperoleh dari donasi para donatur.

Ia pun bersyukur masih banyak orang yang mau membagikan sedikit rezekinya untuk adik-adik yatim.

"Kami tidak bisa memberikan balasan atas apa yang telah diberikan oleh orang-orang baik, tersebut, selain rasa terima kasih yang sebesar-besarnya pada orang-orang yang terlibat dalam acara ini," tulis Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com