Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Sejumlah Caleg yang Gagal di Pemilu 2019, Tutup Jalan Desa hingga Kembali Jualan Kopi

Kompas.com - 26/04/2019, 12:56 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

"Semua material sudah dibersihkan sejak kemarin sore, dengan menggunakan alat berat," sebut Andhika.

Baca Juga: Diduga Kalah Pileg, Seorang Caleg di NTT Tutup Jalan Desa

3. Caleg PKS bongkar rumah lansia di lahan miliknya setelah gagal lolos

Setelah tahu gagal lolos, Lukman, seorang caleg PKS di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), membongkar rumah pasangan suami istri lanjut usia (lansia) yang tinggal di lahan miliknya.

Pasangan suami istri, Gogo (67) dan Hanna (67), warga Desa Lawolatu, Kecamatan Ngapa, Kolaka Utara, akhirnya pasrah saat rumahnya yang dibangun di lahan milik caleg itu dibongkar warga sekitar.

Caleg PKS daerah pemilihan (dapil) II bernama Lukman menuding pasangan lansia itu tidak memilih dirinya pada Pemilu 17 April 2019 lalu.

Sementara itu, Gogo dan istrinya sudah 10 tahun mendirikan rumah di lahan milik Lukman tersebut.

"Ada orangnya datang kasih tahu rumahku dibongkar. Kami dikasih waktu hanya satu minggu bongkar rumah. Jadi saya lebih baik bongkar sekarang, minta bantuan tetangga,” kata Hanna dihubungi, Kamis (25/4/2019).

Hingga saat ini, Lukman belum bisa dimintai keterangan terkait kasus tersebut.

Baca Juga: Tak Terpilih, Caleg PKS Bongkar Rumah Pasangan Lansia di Kolaka Utara

4. Gagal jadi anggota Dewan, Eha balik jualan kopi keliling

Eha Soleha (44) Penjual Kopi Keliling yang kini maju sebagai calon anggota DPRD saat ditemui di kontrakannya di Lingkungan Periuk, Kota Cilegon, Kamis (4/4/2019)KOMPAS.com/ACEP NAZMUDIN Eha Soleha (44) Penjual Kopi Keliling yang kini maju sebagai calon anggota DPRD saat ditemui di kontrakannya di Lingkungan Periuk, Kota Cilegon, Kamis (4/4/2019)

Eha Soleha (44) harus menerima kenyataan jika dirinya gagal menjadi anggota DPRD Kota Cilegon.

Eha yang berprofesi sebagai penjual kopi keliling ini hanya meraup 39 suara saja di Kecamatan Cibeber yang menjadi daerah pemilihannya.

Walaupun penghitungan suara di dapilnya di Kecamatan Cibebe belum rekapitulasi, tapi Eha sudah pasrah karena perolehan suaranya kecil.

"Setiap kelurahan paling hanya 5 atau 7 suara. Rata-rata di bawa 10," kata Eha, saat dihubungi Kompas.com, melalui telpon, Jumat (26/4/2019).

Namun, kenyataan tersebut tidak membuatnya depresi atau emosi. Dirinya sadar jika dalam kompetisi ada yang menang dan kalah.

Eha mengaku, akan kembali ke rutinitas lamanya yakni berjualan kopi keliling di Pasar Induk Kranggot, Kota Cilegon.

"Balik lagi berjualan kopi, karena itu sumber rejeki saya untuk menghidupi keluarga. Saya tidak malu, biarlah orang-orang tahu jika Eha calon anggota DPRD yang berjualan kopi," Ujar Eha.

Baca Juga: Raih 39 Suara, Eha Gagal Jadi Aggota Dewan dan Kembali Jualan Kopi Keliling

Sumber: KOMPAS.com (Acep Nazmudin, Kiki Andi Pati, Sigiranus Marutho Bere, Candra Nugraha)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com